Kerangka Berpikir DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA PIKIR

39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian model Problem Based Learning PBL dilaksanakan di SMAN I Sukatani Bekasi pada semester ganjil kelas XI IPA tahun ajaran 20102011. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus – 02 Oktober 2010. B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen, yaitu penelitian yang mempunyai kelompok-kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 2. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain jenis Pretest-posttest Nonequivalent Design. Dimana desain ini, kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Desain ini menggunakan pretest-posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2 Tabel 3.1 Pretest-posttest Nonequivalent Design K e O 1 X 1 O 2 K k O 1 X 2 O 2 Keterangan : K e = Kelompok eksperimen K k = Kelompok kontrol 1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 77. 2 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h. 66. O 1 = Pretest hasil sebelum dilaksanakan treatment O 2 = Posttest hasil setelah dilaksanakan treatment X 1 = Treatment Model Problem Based Learning PBL X 2 = Menggunakan metode yang sering digunakan konvensional C. Populasi sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMAN I Sukatani Bekasi dan populasi target adalah siswa kelas XI SMAN 1 Sukatani tahun ajaran 20102011. Adapun sampel yang diambil adalah siswa kelas XI IPA SMAN 1 Sukatani Bekasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive sample, karena dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. 3 Maka, diperoleh kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 5 sebagai kelas kontrol, karena memiliki kemampuan yang sama sebagai sampel penelitian. Sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data disebut sampel atau cuplikan. Syarat yang harus dipenuhi di antaranya bahwa sampel harus diambil dari bagian populasi. Yang dapat diambil sebagai sampel dalam hal ini adalah populasi akses, yaitu jumlah anggota kelompok yang dapat ditemui di lapangan dan bukan populasi target. Syarat yang paling penting untuk diperhatikan dalam pengambilan sampel ada dua macam, yaitu jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih harus mewakili. Berikut adalah gambar diagram alur pemikiran antara populasi dengan sampel: 4 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 139. 4 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi aksara, 2003, h. 54. Sampel Populasi Akses Populasi Target Hasil temuan Gambar 3.1 Hubungan populasi dan sampel Dari gambar 3.1 menunjukan bahwa hasil penelitian merupakan didapat dari sampel, dan sampel bagian dari populasi akses, sedangkan populasi akses merupakan bagian dari populasi target. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Kerlinger menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. 5 Jadi Variabel penelitian dapat disimpulkan yaitu segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian atau sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: X = Model Problem Based Learning sebagai variabel bebas. Y = Hasil belajar kimia sebagai variabel terikat. Tabel 3.2 Definisi Konsep dan Operasional Variabel X dan Y Variabel Konseptual Oprasional X Model Problem Based Learning PBL adalah model dimana siswa dituntut dapat menstimulus suatu kejadian yang dianggap masalah hingga dapat menyelesaikan kejadian tersebut serta mengahsilkan produk baik secara prodak maupun ide, model tersebut biasanya dilakukan secara berkelompok guna memaksimalkan kemampuan dalam belajarnya. Model Problem Based Learning PBL menuntut siswa dapat memecahkan masalah pada materi tertentu dengan pembentukkan kelompok, kelompok tersebut akan terjadi konflik dalam berpikir hingga siswa dapat menentukan solusi terbaik. 5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 38.