Hubungan Citra Tubuh Dengan Konsumsi Energi Dan Protein

dengan menggunakan uang saku yang mereka miliki. Jajanan yang mereka beli belum tentu mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh mereka. Selain itu juga jajanan yang dibeli dengan menggunakan uang saku mereka dapat menyebabkan pola konsumsi responden berubah. Dalam penelitiannya Kirana 2007 mengatakan bahwa jenis jajanan yang dibeli oleh responden juga menentukan kecukupan energi dan protein seseorang, meskipun alokasi uang saku untuk membeli jajanan besar jumlahnya, akan tetapi tidak menentukan apakah jajanan yang dibeli memiliki kandungan energi dan protein yang tinggi. Jajanan yang dibeli oleh para responden pada umumnya tidak dikonsumsi sendiri oleh responden melainkan dikonsumsi bersama-sama dengan teman- teman responden di asrama sehingga meskipun responden membeli jajanan yang cukup banyak tetapi energi dan protein yang dikonsumsi oleh responden hanya sedikit. Selain itu, dalam membeli jajanan juga dibutuhkan pengetahuan responden. Akan tetapi pada masa remaja pengetahuan yang baik belum tentu membuat responden membeli jajanan yang mempunyai zat gizi yang baik.

6.3.4 Hubungan Citra Tubuh Dengan Konsumsi Energi Dan Protein

Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa konsumsi energi kurang lebih banyak terjadi pada responden yang merasa dirinya tidak gemuk yaitu sebesar 66,1 dibandingkan dengan responden yang merasa dirinya gemuk yaitu sebesar 55,3. Pada uji statistik didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan konsumsi energi. Tidak terdapatnya hubungan antara citra tubuh dengan konsumsi energi, dimungkinkan bahwa citra tubuh pada responden tidak menjadi bagian yang penting dalam pemilihan makanan. Selain itu citra tubuh identik dengan pengaruh dari media massa yang ada. Pada remaja yang tinggal di asrama akan sedikit sekali mendapatkan pengaruh dari media massa karena kesibukan mereka sebagai pelajar. Jadwal yang padat mulai dari hari senin hingga sabtu dan mulai dari pagi hingga sore hari membuat para responden hanya memiliki sedikit waktu luang untuk membaca koran, majalah dan menonton televisi. Waktu yang mereka punya hanya digunakan untuk kegiatan belajar dan mengerjakan tugas sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Menurut Suhardjo 1989 informasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan, tidak terkecuali informasi tentang pangan. Infomasi pangan dapat diperoleh dari iklan, promosi, pengalaman masa lalu, keluarga maupun dari orang- orang terkemuka atau terpandang dalam masyarakat. Peranan media massa dalam penjualan dan promosi pada saat ini disadari telah membawa perubahan sikap, kekuatan media massa dapat mempengaruhi kebiasaan dan praktek hidup masyarakat. Untuk konsumsi protein kurang lebih banyak terjadi pada responden yang yang merasa dirinya tidak gemuk yairu sebesar 25,8 dibandingkan dengan yang merasa dirinya gemuk yaitu sebesar 7,9. Selain itu didapatkan hasil bahwa ada sebanyak 66 responden perempuan yang merasa gemuk dan konsumsi energinya kurang, sedangkan pada laki-laki yang konsumsi energinya kurang dan merasa gemuk ada sebanyak 33,3. Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan konsumsi protein. Adanya hubungan yang bermakna dimungkinkan karena adanya kebiasaan makan yang kurang baik sejak kecil dan juga kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu. Menurut Moehji 2003 kebiasaan makan yang kurang pada remaja berawal pada kebiasaan makan keluarga yang tidak baik yang sudah tertanam sejak kecil dan akan terus terjadi pada usia remaja mereka makan seadanya tanpa mengetahui kebutuhan akan zat-zat gizi dan dampak tidak terpenuhinya kebutuhan zat gizi tersebut terhadap kesehatan mereka. Kebiasaan waktu muda sering terbawa sampai tua, tidak dapat diubah lagi tafsir Bakry dalam surat Al Maaidah: 104. Menurut Khomsan, 2001 dalam Anonim, 2010 sikap remaja terhadap citra tubuh mempunyai tindakan-tindakan yang mendasarkan pada pertimbangan akal, pikiran, sikap dan kebutuhan pada masing- masing individu. sikap akan timbul karena adanya pengaruh hal-hal yang bersifat psikologis, keluarga dan kebudayaan.

6.3.5 Hubungan Penilaian Penampilan Makanan Dengan Konsumsi Energi Dan Protein