Hubungan Penilaian Penampilan Makanan Dengan Konsumsi Energi Dan Protein

pada pertimbangan akal, pikiran, sikap dan kebutuhan pada masing- masing individu. sikap akan timbul karena adanya pengaruh hal-hal yang bersifat psikologis, keluarga dan kebudayaan.

6.3.5 Hubungan Penilaian Penampilan Makanan Dengan Konsumsi Energi Dan Protein

Pada penelitian ini didapatkan bahwa lebih banyak konsumsi energi kurang terjadi pada responden yang menyatakan penampilan makanan yang disajikan kurang yaitu sebesar 62,7 dibandingkan dengan yang menyatakan penampilan makanan yang disajikan cukup yaitu sebesar 61,2. Dari hasil uji statistik didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penampilan makanan dengan konsumsi energi. Untuk konsumsi protein kurang lebih banyak terjadi pada responden yang menyatakan penampilan makanan kurang yaitu sebesar 21,6 dibandingkan dengan responden yang menyatakan penampilan makanan yang disajikan cukup yaitu sebesar 16,3. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penampilan makanan dengan konsumsi protein. Menurut Moehyi 1992 bahwa konsumsi makan seseorang tergantung kepada penampilan makanan yang disajikan. apabila makanan yang disajikan menarik maka akan membangkitkan selera makan seseorang. Apabila penampilan makanan yang disajikan kurang menarik maka selera orang yang akan memakannya juga akan berkurang. Tidak terdapatnya hubungan yang bermakna antara penampilan makanan dengan konsumsi energi dan tidak terdapatnya hubungan yang bermakna antara penampilan makanan dengan konsumsi protein, dimungkinkan bahwa selain dari penampilan makanan, selera seseorang dalam mengkonsumsi energi dan protein dipengaruhi oleh kondisi psikologisnya misalnya dalam keadaan sedih dan kondisi yang kurang sehat membuat seseorang untuk malas makan meskipun disajikan makanan dengan penampilan yang sangat menarik Story, 1995 dalam Amsirman, 2001. Berarti dalam penelitian ini penampilan makanan yang disajikan oleh pihak kantin tidak menjadi kendala dalam mengkonsumsi energi dan protein atau dengan kata lain responden menerima saja makanan apa yang disajikan oleh pihak kantin. Berdasarkan hasil dari crosstabs antara penampilan makanan dengan rasa makanan didapatkan ada hubungan yang bermakna antara penampilan makanan dengan rasa makanan. Berarti ada faktor lain yang lebih berhubungan dengan penampilan makanan yaitu rasa makanan. selain itu juga didapatkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan penampilan makanan dan rasa makanan yang disajikan kurang dan konsumsi energinya kurang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh moehyi 1992 bahwa penampilan makanan dan rasa makanan yang kurang akan mengurangi selera makan seseorang.

6.3.6 Hubungan Penilaian Rasa Makanan Dengan Konsumsi Energi Dan Protein