2.3.2.1.3 Bentuk Makanan yang disajikan
Menurut Moehyi 1992 untuk membuat makanan menjadi lebih menarik biasanya disajikan dalam bentuk-
bentuk tertentu. Bentuk makanan waktu disajikan dapat dibedakan menjadi beberapa macam bentuk seperti:
1 Bentuk sesuai dengan bentuk asli bahan makanan. Misalnya, ikan sering disajikan dalam bentuk aslinya
dengan lengkap. 2 Bentuk yang menyerupai bentuk asli, tetapi bukan
merupakan bahan makanan yang utuh. Ayam kodok misalnya, dibuat menyerupai asli ayam.
3 Bentuk yang diperoleh dengan cara memotong bahan makanan dengan teknik tertentu atau mengiris bahan
makanan dengan cara tertentu. 4 Bentuk sajian khusus seperti bentuk nasi tumpeng atau
bentuk lainnya yang khas. Bentuk makanan yang serasi akan memberikan daya
tarik tersendiri bagi setiap makanan yang disajikan.
2.3.2.1.4 Porsi Makanan
Pentingnya porsi makanan tidak hanya berkaitan dengan penampilan makanan waktu disajikan, tetapi juga
berkaitan dengan
perencanaan dan
penghitungan
pemakaian bahan. Misalnya potongan daging atau ayam atau ikan yang terlalu besar atau terlalu kecil akan
merugikan penampilan.
2.3.2.1.5 Variasi Menu
Variasi menu adalah variasi menggunakan bahan makanan, resep makanan dan cara pengolahan dalam suatu
hidangan. Variasi menu akan merangsang selera makan. Menu yang semakin bervariasi akan menambah gairah
untuk makan sehingga makanan yang disajikan akan habis dimakan oleh konsumen.
Suatu jenis makanan yang dihidangkan berkali-kali dalam jangka waktu yang singkat akan membosankan
konsumen, begitu juga penggunaan bahan makanan dasar untuk membuat masakan berkali-kali dalam jangka waktu
yang singkat akan membuat penerima merasa jenuh. Menurut Moehyi 1992 menu yang baik tidak berarti
harus berasal dari bahan mewah dan mahal atau dimasak ala barat, tetapi yang penting adalah memenuhi syarat gizi,
rasa enak, bervariasi dan menarik, karena faktor-faktor tersebut membangkitkan selera makan. Jenis masakan yang
disajikan maupun bahan makanan dasar yang digunakan
disajikan berkali-kali dalm waktu yang singkat akan membuat konsumen merasa jenuh.
Penganekaragaman menu perlu dilakukan untuk menghindari kebosanan para konsumen dan mengingat
beragamnya konsumen yang dilayani serta mempunyai keinginan atau kesukaan yang berbeda pula. Berikut ini
merupakan susunan hidangan yang terdapat di Indonesia Moehyi, 1992:
a. Hidangan makanan pokok yang umumnya terdiri dari nasi. Berbagai variasi masakan nasi sering juga
digunakan seperti nasi uduk, nasi minyak, nasi kuning dan nasi tim. Disebut sebagi makanan pokok karena dari
makanan inilah tubuh memperoleh sebagian besar zat gizi yang diperlukan tubuh.
b. Hidangan lauk pauk, yaitu masakan yang terbuat dari bahan makanan hewani atau nabati atau gabungan
keduanya. Bahan makanan hewani yang digunakan dapat berupa daging sapi, kerbau, atau unggas seperti
ayam, burung dara, dan bebek. Selain itu, bahan makanan hewani dapat juga berupa ikan, udang,
kepiting atau berbagai jebis hasil laut lainnya.
Lauk pauk nabati biasanya berupa lauk pauk yang terbuat dari kacang-kacangan atau hasil olahannya
seperti tempe dan tahu. Bahan-bahan makanan itu dimasak dengan berbagai cara, seperti masakan
berkuah, masakan tanpa kuah, dipanggang, dibakar, digoreng atau jenis masakan lainnya.
c. Hidangan berupa sayur mayor. Biasanya hidangan ini berupa masakan yang berkuah karena berfungsi sebagai
pembasah nasi agar mudah ditelan. Hidangan sayur- mayur dapat lebih dari satu macam masakan yang
biasanya terdiri dari gabungan maskaan berkuah atau tidak berkuah.
d. Hidangan yang terdiri dari buah-buahan, baik dalam bentuk buah-buahan segar atau buah-buahan yang sudah
diolah seperti setup atau sari buah. Hidangan ini berfungsi sebagai penghilang rasa yang kurang sedap
sehabis makan sehingga diberi nama pencuci mulut.
2.3.2.2 Rasa Makanan