Kerenyahan, kematangan, keempukan dan suhu makanan yang tepat dapat membangkitkan selera makan seseorang. Sehingga kebutuhan
energi dan protein dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Dan apabila sebaliknya akan menyebabkan kurangnya selera makan seseorang.
Tidak terdapatnya hubungan antara rasa makanan dengan konsumsi energi dan tidak terdapatnya hubungan antara rasa makanan dengan
konsumsi protein, dimungkinkan bahwa ada faktor lain yang lebih mempengaruhi rasa makanan yaitu penampilan makanan. Selain itu,
faktor lingkungan juga dimungkinkan untuk para responden menerima apa adanya rasa makanan yang disajikan. Dari hasil pengamatan juga
diketahui bahwa untuk menambahkan rasa makanan para responden menggunakan bumbu seperti sambal botol dan kecap manis yang
disediakan oleh kantin.
6.3.7 Hubungan Teman Sebaya Dengan Konsumsi Energi Dan Protein
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa lebih banyak responden yang konsumsi energinya kurang dan memiliki pengaruh teman sebaya
yang kuat yaitu sebesar 63,1 dibandingkan dengan yang pengaruh teman sebayanya lemah yaitu sebesar 60. Berdasarkan hasil uji statistik
bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara teman sebaya dengan konsumsi energi.
Untuk konsumsi protein kurang lebih banyak terjadi pada responden yang pengaruh teman sebayanya lemah yaitu sebesar 22,9
dibandingkan dengan yang pengaruh teman sebayanya kuat yaitu 16,9. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara pengaruh teman sebaya dengan konsumsi protein. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ulfa 1998, Elisa 2002
dan Kirana 2007 bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara peer group dengan konsumsi energi dan protein. Tidak terdapatnya hubungan
yang bermakna antara pengaruh teman sebaya dengan konsumsi energi dan tidak terdapatnya hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan
konsumsi protein, dimungkinkan karena meskipun pengaruh teman sebayanya kuat, kondisi setiap individu berbeda satu dengan yang
lainnya. Selain itu juga pengaruh dari orang tua masih memegang peranan penting karena setiap minggu banyak responden yang mendapatkan
kunjungan dari keluarga masing-masing dan setiap kali kunjungan biasanya para orang tua membawakan makanan untuk anak mereka.
Dari hasil crosstabs diketahui bahwa ada sebanyak 38,1 responden perempuan yang konsumsi energinya lemah dan pengaruh
teman sebayanya lemah, sedangkan ada 61,9 responden laki-laki yang konsumsi energinya kurang dan pengaruh teman sebayanya lemah. Hal
ini dimungkinkan karena pada laki-laki lebih banyak memiliki teman dan lebih banyak bergaul sedangkan pada perempuan cenderung memiliki
sedikit teman atau berkelompok sehingga pengaruh yang diberikan oleh teman dalam mengkonsumsi makanan lebih kuat. Sedangkan untuk
konsumi protein kurang ada sebanyak 63,6 reponden perempuan yang pengaruh teman sebayanya kuat dan sebanyak 36,4 responden laki-laki
yang konsumsi proteinnya kurang dan pengaruh teman sebayanya kuat. Hal ini dimungkinkan karena remaja perempuan cenderung memiliki
sedikit teman dekat dan meski memiliki pengaruh yang kuat dalam mengkonsumsi makanan akan tetapi makanan yang dikonsumsi belum
tentu makanan yang mengandung protein yang cukup.
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan