Dalam penelitian ini jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus uji beda dua proporsi. Proporsi yang digunakan berasal dari hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Julianto 2002.
n = {Z
1- α2
√2.P 1-P + Z
1- β
√P
1
1-P
1
+ P
2
1-P
2
}
2
P
1
-P
2 2
Ket: n
= Besar Sampel Z
1- α2
= Derajat Kepercayaan 95=1,96 Z
1- β
= Kekuatan Uji 90=1,28 P
1
= Proporsi konsumsi protein kurang 80 AKG dan pengetahuan gizi kurang 78,6= 0,786 dalam Julianto, 2002
P
2
= Proporsi konsumsi protein kurang 80 AKG dan pengetahuan gizi baik 40,7= 0,407 dalam Julianto, 2002
Dari perhitungan sampel didapatkan hasil 68 orang. Untuk menghindari terjadinya drop out atau missing jawaban dari responnden maka
dilakukan pembulatan sampel menjadi 100 orang
b. Metode Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuota sampling. Sampel dibagi ke dalam 3 kelompok yaitu kelas X, XI, dan XII. Adapun
proporsi ketiga kelompok tersebut adalah sebagai berikut: Jumlah Sampel = Jumlah Peserta Didik Perkelas X Jumlah Sampel
Jumlah Populasi Tabel 4.1 Jumlah Sampel Perkelas
4.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner lampiran 1 dan formulir recall 2x24 jam lampiran 2 untuk mengetahui
konsumsi energi dan protein pada peserta didik di MAN Insan Cendikia Serpong tahun 2010. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan variabel-variabel independen yaitu jenis kelamin, pengetahuan gizi, penampilan makanan, rasa makanan variasi menu dan pengaruh teman sebaya.
4.5 Metode Pengumpulan Data
No. Rombongan
Belajar Jenis Kelamin
Total Sampel
Laki- laki
Perempuan Laki-
laki perempuan
1. Kelas X.1
11 13
24 3
4 2.
Kelas X.2 11
13 24
3 4
3. Kelas X.3
13 11
24 4
3 4.
Kelas X.4 11
13 24
3 4
5. Kelas X.5
11 13
24 3
4 6.
Kelas XI IPA 1 8
11 19
2 3
7. Kelas XI IPA 2
9 10
19 3
3 8.
Kelas XI IPA 3 11
11 22
3 3
9. Kelas XI IPA 4
8 11
19 2
3 10.
Kelas XI IPA 5 10
9 19
3 3
11. Kelas XI IPS 1
11 9
20 3
3 12.
Kelas XII IPA 1 11
9 20
3 3
13. Kelas XII IPA 2
10 10
20 3
3 14.
Kelas XII IPA 3 11
9 20
3 3
15. Kelas XII IPA 4
11 9
20 3
3 16.
Kelas XII IPS 1 7
8 15
2 2
17 Kelas XII IPS 2
6 8
14 1
2 JUMLAH
170 177
347 47
53
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh satu orang mahasiswa tingkat akhir jurusan kesehatan masyarakat peminatan gizi. Untuk
mempermudah dalam pengumpulan data yang sebelumnya telah dilakukan pelatihan mengenai petunjuk pengisian kuesioner untuk responden.
4.5.1 Jenis Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer Data primer dalam penelitian ini berupa karakteristik individu yaitu
jenis kelamin dan pengetahuan gizi, penilaian makanan yaitu penampilan makanan, rasa makanan, dan variasi menu dan karakteristik
lingkungan yaitu pengaruh teman sebaya. 2. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari MAN Insan Cendikia Serpong berupa data jumlah peserta didik, gambaran Umum MAN, dan
gambaran umum penyelenggaraan makanan di MAN.
4.5.2 Pengukuran Data
1. Konsumsi energi dan protein Untuk mengetahui konsumsi energi dan protein responden,
peneliti melakukan recall yaitu menanyakan kepada responden makanan apa saja yang telah dimakan dan berapa banyaknya dengan
menggunakan bantuan food model. Setelah itu data yang terkumpul
diolah dengan menggunakan nutri survey untuk mengetahui energi dan protein yang telah dikonsumsi oleh responden selama 24 jam. Hasil dari
nutri survey kemudian dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi AKG yang dikeluarkan oleh Depkes 2005.
2. Pengetahuan gizi Untuk mengetahui pengetahuan gizi responden, peneliti
memberikan 20 pertanyaan yang berkaitan dengan gizi. Penilaian dilakukan dengan memberikan nilai 1 pada jawaban yang benar dan 0
untuk jawaban yang salah atu tidak diisi. Kemudian total skor jawaban responden yang benar dikatagorikan menjadi 2 yaitu baik jika menjawab
≥80 atau 16 pertanyaan dan kurang baik jika menjawab 80 atau kurang dari 16 pertanyaan. Pertanyaan pengetahuan gizi sebelumnya
dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. 3. Citra tubuh
Variabel citra tubuh ditentukan melalui satu pertanyaan yang berisi penilaian responden terhadap bentuk tubuhnya.
4. Uang saku Variabel uang saku terdiri dari tiga pertanyaan yaitu besarnya
uang saku yang dibrikan oleh orang tua atau wali dan berapa jumlah uang saku yang digunakan untuk membeli makanan. Apabila uang saku
yang dimiliki oleh peserta didik rata-rata uang saku peserta didik
maka maka dikatagorikan kurang dan dikatagorikan lebih jika uang saku ≥ dari rata-rata uang saku peserta didik.
5. Penampilan makanan Untuk variabel penampilan makanan peneliti memberikan 4
pertanyaan yang terdiri dari warna, bentuk, porsi, tekstur atau konsistensi makanan dan variasi menu. Setiap pertanyaan jenis makanan
yang terdiri dari lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah dan suplemen diberi skor 1 sampai 3. Skor 3 untuk selalu menarik, 2 untuk kadang-
kadang menarik dan 1 untuk tidak menarik, skor tersebut digunakan untuk penilaian warna, bentuk dan porsi. Sedangkan untuk tekstur atau
konsistensi makanan diberikan skor 3 untuk selalu sesuai, 2 untuk kadang-kadang sesuai dan 1 untuk tidak sesuai. Kemudian skor yang
telah didapatkan dari setiap pertanyaan dijumlahkan dan dibuat tabel distribusi frekuensinya.
Dari tabel distribusi frekuensi kemudian dicari nilai mean atau mediannya. Apabila total skor dari jawaban yang diberikan responden
dari nilai mean atau median maka dikatakan kurang baik. Dan apabila total skor ≥ dari nilai mean atau median maka dikatakan baik.
6. Rasa makanan Variabel rasa makanan terdiri dari beberapa pertanyaan yaitu
aroma makanan, keempukan makanan, tingkat kematangan makanan, dan suhu makanan. Penilaian rasa makanan sama seperti penilaian
penampilan makanan yaitu dengan pemberian skor 1-3 pada setiap jenis makanan yang terdiri dari lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah, dan
suplemen. Kemudian dibuat tabel distribusi frekuensi dari skor yang telah didapatkan, setelah itu dicari nilai mean atau mediannya. Apabila
total skor dari jawaban yang diberikan responden dari nilai mean atau median maka dikatakan kurang baik. Dan apabila total skor ≥ dari nilai
mean atau median maka dikatakan baik. 7. Pengaruh teman sebaya
Untuk variabel pengaruh teman sebaya, peneliti menggunakan 5 pertanyaan yang penilaiannya menggunakan sistem skoring. skor setiap
pertanyaan terdiri dari 1 sampai 4, total skor kemudian ditentukan nilai mean atau mediannya. Apabila total skor ≥ nilai mean atau median
maka dikatakan ada pengaruh teman sebaya dan apabila total skor nilai mean atau median maka dikatakan tidak ada pengaruh teman
sebaya. 4.6 Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah. Pengolahan data menggunakan software statistik. Adapun proses pengolahan data dilakukan
sebagai berikut: a. Editing
Kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulirkuesioner, apakah jawaban yang ada dikuesioner sudah:
1. Lengkap, semua pertanyaan sudah terisi jawaban 2. Jelas, jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas terbaca
3. Relevan, jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaannya 4. Konsisten, apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi
jawabannya konsisten.
b. Coding Kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angkabilangan. Kegunaan dari koding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data. Variabel
yang dikoding yaitu karakteristik individu yang terdiri dari jenis kelamin dan pengetahuan gizi. Jenis kelamin diberikan kode 0 untuk perempuan
dan 1 untuk laki-laki sedangkan variabel pengetahuan gizi diberikan kode 0 untuk kurang, 1 untuk untuk baik. Untuk variabel uang saku apabila
uang saku yang dimiliki responden ≥ nilai mean atau median maka dapat dikatakan besar dan diberikan kode 0 dan diberikan kode 1 jika uang saku
yang dimiliki responden nilai mean atau median dan dikatagorikan kecil. Variabel citra tubuh diberikan kode 0 untuk merasa gemuk dan 1
jika merasa tidak gemuk. Variabel penilaian makanan diberikan kode 0 untuk kurang baik
apabila nilai yang diberikan responden dari nilai mean atau median maka
dikatagorikan dan apabila nilai yang diberikan responden ≥ nilai mean atau median maka dikatagorikan baik dengan koding 1. Dan untuk
variabel karakteristik lingkungan yaitu pengaruh teman sebaya diberikan kode 0 apabila pengaruh teman sebaya lemah terhadap konsumsi energi
dan protein dan 1 apabila pengaruh teman sebaya kuat terhadap konsumsi konsumsi energi dan protein.
c. Entry Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar serta sudah melewati
pengkodingan maka langkah selanjutnya adalah mengentry data agar dapat dianalisa. Salah satu paket program yang sudah umum digunakan
untuk entry data adalah paket program computer dengan menggunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
d. Cleaning Kegiatan pengecekkan kembali data yang sudah dientry apakah ada
kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita mengentry data ke komputer.
4.7 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini berupa analisis univariat dan bivariat
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti dengan cara membuat tabel
distribusi frekuensi dan grafik dari setiap variabel yaitu variabel dependen
yaitu konsumsi energi dan protein dan variabel independen yaitu jenis kelamin, pengetahuan gizi, penampilan makanan rasa makanan, variasi menu
dan pengaruh teman sebaya.
2. Analisis Bivariat
Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel, kemudian dilanjutkan ke analisa bivariat. Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya hubungan dua variabel yaitu variabel independen yaitu jenis kelamin, pengetahuan gizi, penampilan makanan rasa makanan, variasi menu
dan pengaruh teman sebaya dengan variabel dependen yaitu konsumsi energi dan protein. untuk mengetahui hubungan dua variabel tersebut digunakan
pengujian statistik. Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan uji chi square. Uji chi square dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel kategorik dengan variabel kategorik. Rumus chi square adalah sebagai berikut:
X
2
=
Melalui uji statistik diperoleh nilai P, dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan
α sebesar 0,05. Hubungan kemaknaan antara variabel independen dan variabel dependen adalah:
a. Hubungan bermakna atau secara statistik terdapat hubungan yang signifikan apabila nilai P α.
b. Hubungan tidak bermakna atau secara statistik tidak terdapat hub
ungan signifikan, apabila nilai P ≥ α.
BAB V HASIL
5.1 Gambaran Umum
5.1.1 Sejarah MAN Insan Cendikia Serpong
Pada tahun 1996 BPPT mendirikan SMU Insan Cendekia di Serpong-Banten dan di Gorontalo melalui program penyetaran IPTEK
STEP Science and Technology Equity Program bagi sekolah-sekolah yang berada di lingkungan pondok pesantren untuk memenuhi kebutuhan sumber
daya manusia yang berkualitas tinggi dalam penguasaan IPTEK yang di dasari nilai keimanan dan ketakwaan,
Pada tahun pelajaran pertama 19961997, penerimaan siswa SMU Insan Cendekia diprioritaskan bagi siswa-siswi SMUMA kelas satu dan
siswa-siswi lulusan SMPMTs berprestasi yang berasal dari pondok pesantren dan sekolah Islam lainnya. Akan tetapi, mulai tahun pelajaran
kedua 19971998 SMU Insan Cendekia memberi kesempatan pula kepada siswa-siswi SLTP umum dan MTs baik negeri maupun swasta.
Sejak tahun pelajaran 20002001, SMU Insan Cendekia baik yang berada
di Serpong-Banten
maupun di
Gorontalo dilimpahkan
pengelolaannya oleh BPPT kepada Departemen Agama Republik Indonesia. Untuk tetap mempertahankan ciri khas penguasaan IPTEK dan IMTAK,
maka dalam pengelolaan dan pembinaannya Departemen Agama dan BPPT terus melakukan kerjasama. Selanjutnya, nama SMU Insan Cendekia