Gambaran Konsumsi Energi dan Protein Peserta Didik di MAN Insan Cendikia Serpong

6.2 Analisis Univariat

6.2.1 Gambaran Konsumsi Energi dan Protein Peserta Didik di MAN Insan Cendikia Serpong

Konsumsi energi dan protein adalah total asupan energi dan protein yang dikonsumsi oleh seseorang setiap harinya dibandingkan dengan kecukupan energi dan protein yang dianjurkan Supariasa, 2001. Konsumsi energi yang cukup diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan terutama masa remaja karena pada masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik dan perubahan sosial. Konsumsi energi dan protein setiap orang berbeda-beda dan banyak faktor yang mempengaruhinya yaitu karakteristik individu yaitu yang berasal dari dalam diri si penerima seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, pengetahuan gizi, keterampilan memasak, dan kesehatan. Penilaian makanan yaitu penampilan makanan, rasa makanan dan penyajian makanan. Dan karakteristik lingkungan yang terdiri dari musim, pekerjaan, mobilitas, perpindahan penduduk, jumlah keluarga dan tingkatan sosial pada masyarakat Elizabeth dan Sanjur, 1981 dalam Suhardjo 1989. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebanyak 62 peserta didik di MAN Insan Cendikia Serpong konsumsi energi kurang dan ada sebanyak 19 yang konsumsi proteinnya kurang. Dari proporsi tersebut terlihat bahwa konsumsi energi kurang cukup tinggi. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Elisa 2002 diperoleh bahwa remaja yang mengkonsumsi energi kurang dari AKG ada sebanyak 47,1 dan konsumsi protein kurang dari AKG sebanyak 77,7. Dan dalam penelitian Kirana 2007 konsumsi energi kurang pada remaja ada sebanyak 61 dan konsumsi protein kurang ada sebanyak 51. Walaupun untuk konsumsi energi kurang sama besarnya dengan hasil yang didapat dalam penelitian ini. Hal ini dimungkinkan adanya faktor lain yang menyebabkan banyak responden yang konsumsi energi dan konsumsi proteinnya kurang terutama karena usia responden adalah usia remaja yang merupakan masa peralihan dari usia anak-anak menuju dewasa sehingga banyak pengaruh yang akan mereka dapatkan, salah satunya pemilihan dalam mengkonsumsi energi dan protein. Gizi selama masa remaja sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan untuk mencegah masalah kesehatan di masa depan karena kebiasaan konsumsi energi dan protein semasa remaja akan terbawa hingga mereka dewasa Arisman, 2004. Kekurangan energi dan protein pada tahap awal akan menyebabkan rasa lapar dan dalam jangka waktu tertentu berat badan akan menurun yang disertai dengan menurunnya produktivitas kerja, penurunan kosentrasi belajar selain itu juga dapat menyebabkan kekurangan zat gizi lain seperti zat besi, kalsium dan lain-lain. Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein dalam kurun waktu yang cepat, maka tubuh akan dengan mudah terserang penyakit infeksi dan dapat menyebabkan kematian Hardiansyah dan Martianto, 1992. Kurangnya konsumsi energi dan protein disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah kebiasaan makan sejak kecil. Menurut Moehji 2003 dalam Elnovriza 2009 kebiasaan makan yang kurang pada remaja berawal pada kebiasaan makan keluarga yang tidak baik yang sudah tertanam sejak kecil dan akan terus terjadi pada usia remaja mereka makan seadanya tanpa mengetahui kebutuhan akan zat-zat gizi dan dampak tidak terpenuhinya kebutuhan zat gizi tersebut terhadap kesehatan mereka. Selain itu dari hasil observasi ternyata karena aktifitas yang cukup padat membuat responden terkadang tidak mengkonsumsi makanan yang disedikan oleh pihak kantin dan lebih memilih mengkonsumsi makanan ringan yang mereka miliki di dalam asrama. Dan juga apabila responden merasa bosan dengan menu yang disediakan maka responden lebih memilih membeli makanan yang ada di terdapat di kantin yang menjual makanan seperti bakso, mie instan, jus, mie ayam, dan lainnya.

6.2.2 Gambaran Jenis Kelamin Peserta Didik di MAN Insan Cendikia