dapat mempengaruhi persepsi tersebut seperti teman sebaya. Persepsi remaja terhadap citra tubuhnya akan mempengaruhi konsumsi makannya
sehingga memungkinkan terjadinya pembatasan terhadap beberapa jenis makanan bergizi padahal makanan tersebut sangat berguna bagi tubuh.
Dalam tafsir Bakry Al Maaidah: 87 dijelaskan bahwa orang mukmin disuruh memakan makanan yang halal dan menyehatkan bergizi, tidak
boleh menahan nafsu atau sama sekali tidak mengindahkan makanan karena untuk beribadah seperti yang pernah dilakukan oleh pendeta-
pendeta. Ol
6.2.6 Gambaran Penilaian Penampilan Makanan Peserta Didik di MAN
Insan Cendikia Serpong
Konsumsi energi dan protein seseorang salah satunya dipengaruhi oleh penampilan makanan yang disajikan Moehyi, 1992. Penampilan
makanan merupakan penilaian kumulatif dari warna makanan, bentuk makanan, tekstur makanan, porsi makanan dan variasi menu yang
disajikan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa lebih banyak
responden yang menyatakan bahwa penampilan makanannya kurang yaitu sebesar 51 dan reponden yang menyatakan penampilan makanan cukup
sebesar 49. Menurut Moehyi 1992 Penampilan makanan yang disajikan harus merangsang saraf melalui indera penglihatan sehingga mampu
membangkitkan selera untuk mencicipi makanan itu mencukupi kebutuhannya.
6.2.7 Gambaran Penilaian Rasa Makanan Peserta Didik di MAN Insan
Cendikia Serpong
Rasa makanan merupakan faktor kedua yang menentukan cita rasa makanan setelah penampilan makanan itu sendiri. Rasa makanan itu
ditentukan oleh rangsangan terhadap indera pencium dan indera pengecap. Rasa makanan merupakan penilaian kumulatif dari aroma makanan, tingkat
kematangan, kerenyahan, bumbu makanan, keempukan makanan dan suhu makanan yang disajikan.
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa lebih banyak responden yang menyatakan rasa makan yang disajikan kurang yaitu sebesar 55 dan
yang menyatakan rasa makanan cukup sebesar 45. Menurut Moehyi 1992 rasa makanan merupakan faktor yang juga sangat penting setelah
penampilan makanan. Apabila aroma makanan, bumbu, suhu, kematangan dan kerenyahan makanan yang disajikan sesuai dengan jenis makanannya
maka dapat membangkitkan selera yang memakannya, sebaliknya apabila tidak sesuai maka dapat timbul kurangnya selera makan seseorang.
6.2.8 Gambaran Teman Sebaya Peserta Didik di MAN Insan Cendikia
Serpong
Usia remaja merupakan masa untuk mencari jati diri dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan
dan sangat mudah terpengaruh oleh siapa saja termasuk teman pergaulan Elnovriza dkk, 2009. Menurut Sartiningsih
1993 bahwa pola konsumsi remaja sangat dipengaruhi oleh pola konsumsi teman sebayanya. Pada umumnya remaja akan merasa senang
apabila makan bersama dengan orang terdekat dan biasanya remaja lebih suka menghabiskan waktu mereka di luar bersama teman-teman sebayanya.
Menurut Krummel 1996 dalam Rachmiaty 2009 remaja menghabiskan banyak waktu dengan teman sebayanya dan sering kali berkelompok, maka
biasanya teman sebaya atau teman sekelompoknya menentukan apa yang diterima dalam kelompoknya dan membentuk perilaku standar sesuai yang
diharapkan. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa lebih besar pada
responden yang pengaruh teman sebayanya kuat yaitu sebesar 65 dan responden yang pengaruh teman sebaya lemah sebesar 35. Penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kirana 2002, pada penelitiannya didapatkan hasil bahwa lebih banyak responden yang
pengaruh teman sebayanya lemah yaitu sebesar 82,2.
6.3 Analisis Bivariat