Pondok Pesantren Kerangka Teori

responden dapat merubah kebiasaan makan mereka, tenaga pengumpul data harus terlatih dan terampil serta memerlukan kerjasama yang baik dengan responden.

2.5 Penyelenggaraan Makanan Institusi

Menurut Moehyi 1992, penyelenggaraan makanan adalah suatu proses menyediakan makanan dalam jumlah besar dengan alasan tertentu. Sedangkan Depkes 2003, menjelaskan bahwa penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui pemberian makan yang tepat . Menurut nursiah,dkk 1990, setiap pengelolaan makanan di berbagai institusi menganut tujuan yang hampir sama yaitu dengan tujuan agar institusi dapat menyediakan makanan yang berkualitas tinggi, dipersiapkan dan dimasak dengan baik, pelayanan cepat, tepat dan murah, gizi seimbang dengan menu yang bervariasi, harga tepat dan layak, fasilitas cukup dan nyaman, dan standar kebersihan dan sanitasi yang tinggi.

2.6 Pondok Pesantren

Pesantren dengan pengertian sederhana yaitu tempat pendidikan santri untuk mempelajari pengetahuan agama Islam, di bawah bimbingan seorang guruustadzkyai dengan tujuan untuk lebih menguasai ilmu agama Islam tafaqqquh fiddin. Santri diharapkan mampu menyebarkan agama Islam dan memperbanyak jumlah kader dakwah Islamiyah Depkes RI, 1998. Sedangkan menurut Rahardjo 1995, pesantren adalah tempat anak-anak muda dan dewasa belajar secara lebih mendalam tentang agama Islam yang diajarkan secara sistematis, langsung dari bahasa Arab serta berdasarkan kitab-kitab klasik karangan ulama besar.

2.7 Kerangka Teori

Berdasarkan Moehyi 1992, Elizabet dan Sanjur 1981 dalam Suhardjo 1989 dan Call dan Levinson 1871 dalam Supariasa 2001 diperoleh kerangka teori dibawah ini. Bagan 2.1 Kerangka Teori Konsumsi Energi dan Protein Penilaian Makanan 1. Penampilan Makanan 2. Rasa Makanan 3. Variasi Menu Karakteristik Individu 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Pendidikan 4. Pendapatan 5. Pengetahuan gizi 6. Keterampilan memasak 7. Kesehatan 8. Kebiasaan Makan 9. Kesukaan 10. Citra tubuh Karakteristik Lingkungan 1. Musim 2. Pekerjaan 3. Jumlah Keluarga 4. Tingkat Sosial pada Masyarakat 5. Pengaruh Teman Sebaya

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini mengacu kepada kerangka teori gabungan dari Moehyi 1992, Elizabet dan Sanjur 1981 dalam Suhardjo 1989, call dan levinson 1871 dalam Supariasa 2001. Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu konsumsi energi dan protein, dan variabel independen yaitu karakteristik individu yang terdiri dari jenis kelamin, pengetahuan gizi, uang saku dan citra tubuh. Penilaian makanan yaitu penampilan makanan dan rasa makanan, dan karakteristik lingkungan yaitu pengaruh teman sebaya. Sedangkan variabel yang tidak diteliti yaitu variabel usia karena peserta didik di MAN Insan Cendikia Serpong berada pada rentang usia 15-18 tahun dan termasuk ke dalam masa remaja. Variabel pendidikan karena pendidikan responden sama atau homogen yaitu Madrasah Aliyah. Variabel keterampilan memasak karena para peserta didik tidak memasak sendiri melainkan ada kantin yang menyelenggarakan makanan. Variabel kesehatan karena apabila ada peserta didik yang sakit maka makanan yang disediakan berbeda dengan peserta didik yang lain sesuai dengan anjuran dari klinik. Variabel kebiasaan makan karena frekuensi makan para responden sudah diatur oleh pihak kantin yaitu makan pagi, makan siang, suplemen dan makan malam sehingga semua kebiasaan makan responden sama. Variabel kesukaan juga tidak diteliti karena sudah terwakili oleh penilaian makanan.