Hal-hal yang Mempengaruhi Hasil Belajar

53 menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan b. Faktor eksternal berasal dari luar diri individu, Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan factor masyarakat. Uraian berikut membahas ketiga factor tersebut. 1 Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. 86 a Cara Orang Tua Mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan pertanyaannya yang menyatakan bahwa: keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan Bangsa dan Negara. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, dapat menyebabkan tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya. b Relasi Antar Anggota Keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap terlalu keras, ataukah sikap acuh tak acuh dan sebagainya. 86 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,...hal 60 54 Sebetulnya relasi antar anggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik. Uraian cara orang tua mendidik diatas menunjukkan relasi yang tidak baik. Relasi semacam itu akan menyebabkan perkembangan anak terhambat, belajarnya terganggu dan bahkan dapat menimbulkan masalah- masalah psikologis yang lain. c Suasana Rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian- kejadian yang sering terjadi dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk factor yang disengaja. suasana rumah yang gaduh dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Dalam suasana rumah yang tenang dan tentram selain anak kerasan dan betah tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik. 87 d Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar. Kebutuhan pokok dan fasilitas akan terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. e Pengertian Orang Tua Anak perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat,orang tua wajib memberikan pengertian dan mendorongnya , membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perluy menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya. 87 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,...hal 61-63 55 f Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. 88 2 Faktor Sekolah a Metode mengajar Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Mengajar menurut Ign. S. Ulih Bukit Karo Karo adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang lain agar orang itu menerima. Menguasai dan mengembangkannya. Dalam lembaga pendidikan, orang lain yang disebut diatas disebut siswa atau peserta didik dan mahasiswa, yang dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar serta cara-cara belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin. b Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik misalnya kurikulum yang terlalu padat, diatas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. c Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan peserta didik. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam 88 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,..hal 63-64 56 proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Relasi antara guru dan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik- baiknya. d Relasi siswa dengan siswa Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan melihat bahwa dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak. Menciptakan relasi yang baik antar siswa sangat perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. 89 e Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswinya, dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanannya kepada siswa. f Alat pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada 89 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,..hal 65-66 57 siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. Mengusahakan alat belajar yang baik dan lengkap sangat perlu, agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula. g Waktu sekolah Waktu sekolah ialah waktu yang terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Siswa yang belajar pada pagi hari, pikirannya masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. Sebaliknya jika siswa terpaksa masuk sekolah di sore hari sebenarnya kurang efektif, karena dimana siswa seharusnya istirahat, tetapi mereka mendengar pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. 90 h Standar pelajaran diatas ukuran Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Akhirnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang berbeda-beda, hal tersebut tidak terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. i Keadaan gedung Jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung harus memadai 90 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,..hal 67-68 58 dalam setiap kelas. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas itu tudak memadai bagi setiap siswa. j Metode belajar Banyak siswa yang melakukan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif hasil belajar siswa itu, dan dalam pembagian waktu belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau tidak terus-menerus. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar. k Tugas rumah Waktu belajar terutama di sekolah, di samping untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain. 91 3 Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ektern yang juga berpemgaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Pada uraian berikut ini akan membahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar. a Kegiatan siswa dalam masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan social, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu. 91 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,..hal 68-69 59 Yang termasuk dalam mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik dan lainnya. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat. Media yang baik memberi pengaruh yang baik terserap siswa dan juga terhadap belajarnya. b Teman bergaul Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwa daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana jangan terlalu ketat tetapi juga jangan lengah. 92 c. Bentuk kehidupan masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak atau siswa. Anak atau siswa jika sudah tertarik dalam kebiasaan tersebut maka akan sangat mempengaruhi belajar siswa dan bahkan anak atau siswa kehilangan semangat belajar. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anak- anaknya, antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan anaknya, anak atau siswa akan terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti orang-orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong semangat anak atau siswa untuk belajar lebih giat. Untuk itu orang tua perlu 92 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,..hal 70-71 60 mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa , sehingga dapat belajar dengan sebaik- baiknya. 93 Hasil belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri siswa faktor internal maupun dari luar diri siswa faktor eksternal. Bahwa pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid untuk dapat mencapai prestasi belajar sebaik-baiknya. Melihat dari beberapa faktor diatas, bahwa kemampuan dalam mencapai suatu hasil belajar setiap siswa tidaklah sama. bahwa hasil belajar setiap siswa pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi dari dalam diri siswa itu sendiri akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor luar yang mana pada hal ini bahwa hasil belajar seorang siswa itu juga dipengaruhi oleh faktor keluarga, seperti bagaimana siswa tersebut di dalam keluarga, bagaimana keluarga mendidik seorang anaknya, seberapa fasilitas keluarga yang dapat menunjang keberhasilan belajar siswa tersebut. Selain faktor keluarga, bahwa faktor masyarakat pun sangat berpengaruh dalam keberhasilan belajar siswa seperti halnya Kegiatan siswa dalam masyarakat, Teman bergaul siswa di dalam masyarakat, Bentuk kehidupan masyarakat yaitu seperti bagaimana lingkungan siswa tersebut tinggal kalo lingkungannya adalah orang terpelajar maka siswa tersebut pun akan terpengaruh. D Kerangka Berpikir Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , efektifitas diartikan 1 mempunyai efek, pengaruh, atau akibat, 2 mujarab 3 dapat membawa hasil, 4 mulai berlaku. 94 Dalam dunia pendidikan efektif itu bisa dipengaruhi dari segi efektifitas guru mengajar maupun dari segi efektifitas belajar murid. 93 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,..hal 71 94 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka, 2002 ,Cet.3 h.285 61 Efektifitas adalah tercapainya atau terlaksananya suatu tujuan yang sudah direncanakan atau diinginkan sebelumnya. Efektifitas juga bisa diartikan keberhasilan , kemujaraban, pengaruh atau kesan.Efektifitas berarti taraf sampai sejauh mana suatu kelompok mencapai tujuannya.Jadi,suatu usaha dapat dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuaanya. Menurut pengertian bahasa, efektivitas berarti dapat membawa hasil sehingga sesuatu dapat dikatakan efektif bila berhasil dan dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah dirumuskan atau direncanakan sebelum melakukan hal tersebut. 95 Terminologi efektivitas yang terdapat dalam ensiklopedi Indonesia berarti menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha dapat dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya. Misalnya, suatu usaha X mencapai 60 efektif dalam mencapai tujuan Y. 96 Adapun pengertian efektivitas menurut Robin dan Cenze adalah “Effectiveness means doing the right thing, goal attainment”. Efektivitas sebagai hasil dari kegiatan melakukan sesuatu dengan benar dalam hal mencapai tujuan yang telah ditentukan. 97 Sedangkan pengertian menurut H. Emerson sebagai berikut: “Effectiveness is measuring in term of attaining prescribed goals or objectivities. ” Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Jelasnya bila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya adalah efektif. Jadi kalau tujuan sasaran itu tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, pekerjaan itu tidak efektif. 98 Keberhasilan dalam pembelajaran tidak terlepas dari yang namanya metode. Metode diartikan sebagai salah satu cara yang sistematik yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar tercapainya tujuan dari suatu pembelajaran.Adapun peranan metode tidak hanya sebagai 95 G. B. Yuwono, et. al., Pedoman Umum Ejaan Indonesia yang Telah Disempurnakan, Surabaya: Indah, 1987, Cet. ke-1, h.39. 96 Hasan Sadhili, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru – Van Houve, tth, h.883 97 Stephen P. Robins dan Davis A. De Cenzo, Fundamentals of Management, New Jersey: Prentice Hall International Inc, 1988, p.6 98 Suwarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta: PT. Idayati Press dan Yayasan Masagung, 1990, cet. ke-10, h.16. 62 alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.Akan tetapi, mempunyai peranan penting lain yaitu metode berperan sebagai alat untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Karena metodemerupakan salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan pembelajaran, maka pemilihan metode yang tepat menjadi suatu keharusan mengingat metode banyak sekali ragamnya. Metode Sorogan merupakan metode yang bersifat individual, dimana seorang murid menghadap guru seorang demi seorang dengan hafalan dari kitab yang akan dipelajarinya. Guru membacakan pelajaran alquran itu kalimat demi kalimat, kemudiaan menerjemahkanya dan menerangkan maksudnya. Murid menyimak dan menghafal bacaan dari kitab yang sudah dipelajari. Pembelajaran Al qur ’an pada bidang studi PAI diSMP Islam Al Ikhlas disini adalah dengan menggunakan metode sorogan ialah dengan mengkaji kitab suci Al qur’an yaitu dengan mengkaji salah satu dari beberapa juz yang terdapat dalam kitab Alqur’an dengan mengambil juz ke 30 yaitu JUZ Amma, juz Amma yang terdapat pada beberapa surat-surat. Di mulai dari surat An- naba sampai surat An-nas, proses dalam pembelajaranya dengan membaca lalu menghafalkan dan menyetorkan hafalan. Biasanya diselenggarakan pada ruangankelas tertentu yang di situ tersedia tempat duduk untuk guru sebagai pengajar, dan di depannya tersedia juga bangku atau meja kecil untuk meletakan kitab bagi murid yang menghadap. Sementara itu, murid yang lainnya duduk agak menjauh sambil mendengarkan apa yang disampaikan atau melihat peristiwa apa saja yang terjadi pada saat temannya maju menghadap dan menyorogkan kitabnya kepada guru sebagai bahan perbandingan baginya pada saat gilirannya tiba. Ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran ini dapat dikategorikan menjadi beberapa kategori yaitu: istimewamaksimal, baik sekalioptimal, baikminimal, dan kurang. 99 99 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, h.121. 63 Yang kriterianya adalah sebagai berikut: 1 Istimewa Maksimal: Apabila seluruh 100 bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 2 Baik SekaliOptimal: Apabila sebagian besar 76-99 bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 3 BaikMinimal: Apabila hanya 60 - 75 bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 4 Kurang: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 dapat dikuasai oleh siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah ketercapaian suatu tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Berdasarkan ketercapain tujuan pembelajaran ini maka suatu kegiatan pembelajaran dikatakan memiliki tingkat efektivitas yang baik bila dapat mencapai minimal 60 dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Efektifitas metode sorogan diharapkan dapat menjadi metode yang efektif bagi siswa dalam mengerjakan tugas pendidikan agama Islam, karena dalam pembelajaran ini metode dan soal disajikan dalam bentuk yang menarik. metode sorogan ini diterapkan pada siswa kelas VIII SMP Islam Al- Ikhlas dalam pembelajaran agama Islam untuk mengatasi masalah-masalah dalam pembelajaran agama Islam dan mengetahui adanya pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keberhasilan belajar seorang siswa itu dipengaruhi oleh banyak faktor, begitu juga dengan hasil belajar dalam pembelajaran Al qur’an bidang studi PAI. Secara garis besar bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil seorang siswa dalam belajar Al q ur’an itu dapat di golongkan menjadi dua hal, yaitu faktor yang berasal dari diri siswa internal dan faktor yang berasal dari luar siswa eksternal. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut 64 Gambar diatas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran, lingkungan sosial yang didalamnya diantaranya adalah keluarga dan masyarakat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang, dalam hal ini adalah hasil belajar Al qur ’ an. Di mana dalam keluarga dan masyarakat tersebut mempunyai kegiatan keseharian yang berbeda-beda, ada yang bersama keluarga otomatis keseharian mereka berinteraksi dengan keluarga mereka masing-masing dan selain itu ada juga yang berinteraksi dengan masyarakat. Dari prebedaan tersebut, akan mengalami proses pembelajaran yang sama dan akan menghasilkan kemampuan hasil belajar yang berbeda-beda sehingga dapat diperoleh gambar sebagai berikut: FAKTOR Internal Eksternal Fisiologis Psikologis s Sosial s Non Sosial s Kondisi Fisik Kondisi Panca Indera Bakat Minat Kecerdas an Motivasi an Keluarga Masyarakat Sekolah 65 Berdasarkan teori diatas, maka dapat disusun suatu kerangka berfikir bahwa kemampuan siswa dalam keberhasilan dalam pembelajaran Al qur ’an tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dari lingkungan keluarga dan masyarakat saja, akan tetapi masih ada juga faktor-faktor lain yang secara teoritik bersifat sementara, sehingga dapat digambarkan sebagai berikut: Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara atas permasalahan penelitian dimana memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut. Hipotesis merupakan pernyataan hubungan yang mungkin terjadi antara dua atau lebih variabel dimana kemungkinan tersebut didasarkan atas RAW INPUT INVIRONMENTAL INPUT KELUARGAMASYARAKAT LEARNING TEACHING PROCESS OUTPUT INSTRUMENTAL INPUT Raw input Proses Out Put  Intelegensi  Bakat  Minat  Motivasi  Kondisi fisik  Sekolah 66 teori-teori. Data-data yang dikumpulkan adalah untuk menguji hipotesis. Hasil analisis terhadap data-data yang dikumpulkan tersebut akan menentukan apakah hipotesis yang telah dibuat diterima atau ditolak. 100 Berdasarkan pendapat diatas peneliti dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang harus di uji kebenarannya dengan jalan riset. Perumusan hipotesis statistik yang digunakan untuk mengetahui korelasi antara efektivitas metode sorogan terhadap hasil belajar dalam pembelajaran Al qur’an dalam bidang studi PAI terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan , yaitu: � : � = 0 �1 : � ≠ 0 Keterangan: � : tidak ada korelasi yang signifikan antara efektivitas metode sorogan dalam pembelajaran Al qur’an pada bidang studi PAI terhadap hasil belajar siswa di SMP Islam Al Ikhlas Cipete Jakarta Selatan. � 1 : ada korelasi yang signifikan antara efektivitas metode sorogan dalam pembelajaran Al qur’an pada bidang studi PAI terhadap hasil belajar siswa di SMP Islam Al Ikhlas Cipete Jakarta Selatan. 100 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta; Rineka Cipta, 1996, H.67 67

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis akan memberikan gambaran mengenai desain penelitian. Desain penelitian adalah “semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan juga dalam pelaksanaan penelitian. 1 Menurut Mardalis metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian.Secara umum penelitan itu adalah suatu proses pengumpulan yang sistimatis dan analisis yang logis terhadap infomasi data untuk tujuan tertentu. Sedangkan metode penelitian juga sering disebut metodologi adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabel dan terpercaya. 2 Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan beberapa metode. Untuk kajian teoritis yang terdapat dalam penelitian, penulis menggunakan metode library research. Untuk pengumpulan data penelitian, penulis menggunakan metode fiield research penelitian lapangan. Kemudian untuk menganalisa dan memaparkan hasil penelitian, maka penulis 1 Muhammad Nasir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998, hlm.99 2 Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 1996, Cet. ke-1.h. 10 68 menggunakan metode deskriptif analisys. 3 Adapun jenis penelitiannya termasuk ke dalam jenis penelitian studi korelasi, di mana penelitian bertujuan untuk menetapkan besarnya hubungan antara variabel X yakni efektivitas metode soroganhafalan dengan variabel Y yaitu terhadap hasil belajar dalam pembelajaran pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan. Adapun untuk pengumpulan data akan dijelaskan pada bab selanjutnya di bawah ini.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun lokasi Penelitian ini dilaksanakan di lembaga pendidikan swasta, tepatnya di SMP Islam Al-Ikhlas, sebuah lembaga pendidikan sekolah menengah pertama umum yang bernafaskan ke-Islaman. Lembaga pendidikan ini terletak di Jalan Cipete III Nomor 6-8 Cilandak Jakarta Selatan. Alasan penulis memilih lokasi tersebut, karena letak sekolah tersebut tidak begitu jauh dari tempat tinggal penulis.Sehinnga memudahkan penulis untuk menelitinya. Hal ini sesuai dengan judul skripsi in i, yaitu “EFEKTIFITAS METODE SOROGA N DALAM PEMBELAJARAN AL QUR’AN PADA BIDANG STUDI PAI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP ISLAM AL- IKHLAS CIPETE JAKARTA SELATAN “ Penulis ingin mengetahui apakah penggunaan metode sorogan efektif dan bagaimana terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Alqu’an pada bidang studi PAI. Untuk itu yang menjadi obyek penelitian adalah siswa-siswi SMP Islam Al-Ikhlas kelas VIII tahun ajaran 2012-2013 dan guru bidang studi PAI sebagai pendukung di sekolah tersebut. Sebab siswa merupakan faktor penentu dalam penelitian ini. Dan untuk mendapatkan data yang penulis perlukan, penelitian ini mulai dilakukan pada tanggal bulan September 2012 – Januari 2013 dengan tahapan sebagai berikut: 3 Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan,Surabaya: Usaha nasional, 1982, h. 415. 69 1. Mengadakan pertemuan dengan Kepala Sekolah dan Pengurus Staff bagian kurikulum dari Yayasan SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan yang dilanjutkan dengan wawancara dengan kepala sekolah. 2. Mengadakan pertemuan dengan guru bidang studi PAI dilanjutkan dengan wawancara untuk mmendapatkan gambaran mengenai Efektifitas metode sorogan dalam pembelajaran Alqu’an pada bidang studi PAI terhadap hasil belajar siswa. 3. Memberikan angket soal-soal tes kepada para siswasiswi kelas VIII.

C. Variabel Penelitian

Suatu penelitian agar dapat di operasionalkan dan dapat diteliti secara empiris, perlu adanya variabel. Menurut Arikonto Variabel adalah “Gejala yang berpariasi, yang menjadi objek pe nelitian”. 4 Adapun penelitian ini, variabelnya sebagai berikut: - Vaiabel Bebas X adalah : Efektifitas metode sorogan dalam pembelajaran Alquran pada bidang studi PAI - Variabel Terikat Y adalah : Hasil belajar siswa Efektivitas penggunaan metode sorogan dapat dilihat apabila tujuan- tujuan pembelajaran tercapai dalam kategori baik sekalioptimal, yang aspek- aspeknya adalah: a 80 siswa menghafal surat dalam Al-Quran yang diberikan guru, b 80 siswa menghafal surat dalam Al-Quran secara tuntas, c 80 nilai hafalan siswa di atas KKM sekolah, d 80 nilai ulangan harian siswa di atas KKM sekolah. Efektifitas metode sorogan dalam pembelajaran Alquran pada bidang studi PAI terhadap hasil belajar siswa adalah hasil usaha yang dilakukan siswa dalam proses belajar PAI berupa hasil belajar yang dilihat dari nilai tes yang diberikan kepada siswa. 4 Suhairsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1996, Cet. Ke-10, h. 111 70

D. Populasi dan Sampel

1.Populasi Adalah keseluruhan subjek penelitian yang menjadi fokus perhatian kita dalam suatu ruang dan waktu yang telah kita tentukanteliti. 5 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswasiswi kelas VIII A,B,C,D dan E SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan yang terdaftar di sekolah tersebut pada semester ganjil tahun ajaran 20122013 yang terdiri dari 5 kelas yang berjumlah 150 siswa. 2. Sampel Adalah sebagian atau wakil dari populasi yang sedang kita teliti untuk dijadikan sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. 6 Untuk mempermudah proses penempatan sampel ini,penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa “Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik mengambil semuanya, sehingga penelitianya merupakan populasi. Selanjutnya jika subyeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15 atau 20-25. Berdasarkan pendapat diatas maka penulis mengambil sampel 20 dari jumlah populasi yang ada 150 x 20 = 30 orang. Adapun tehnik yang penulis gunakan dalam pengambilan sampel diambil dengan teknik Random Sampling artinya pengambilan sample dilakukan dengan cara sampel acak sederhana. Dengan tehnik ini setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sample. Jumlah sampel yang diambil adalah 30 siswa kelas VIII D.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari: 5 Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Islamic Research Publishing, 2009, Cet. 1, hlm,88 6 Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan,..Hlm.88 71

1. Observasi

Istilah Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut,yaitu sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek peneliti. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek yang selidiki. 7 Obeservasi penulis melihat pada penelitian kali ini difokuskan secara langsung sekaligus mencatat objek-objek di lapangan untuk mengamati secara factual kondisi sekolah: struktur organisasi, dewan guru, jumlah rombongan belajar, jumlah siswa, sarana dan prasarana penunjang kegiatan kependidikan yang berada di SMP Islam Al Ikhlas Cipete Jakarta Selatan tersebut.

2. Studi documenter dokumentasi Pemeriksaan dokumen

Studi dokumenter ini digunakan untuk memperoleh data yang akan dikumpulkan melalui tehnik dokumentasi meliputi: data latar belakang berdirinya sekolah,keadaan sekolah dari sarana dan prasarana sekolah, dan hasil ujian siswa, serta catatan. Pembuatan catatan: a Pembuatan catatan lapangan, yaitu gambaran peristiwa yang telah diamati oleh peneliti. b Buku Harian, yang dibuat dalam bentuk yang teratur dan ditulis setiap hari yang isinya diambil dari catatan lapangan. c Daftar chek, dibuat untuk mengecek apakah semua informasi yang dibutuhkan telah dikumpulkandirekam. d Piranti elektronik misalnya video camera atau alat perekam. . 7 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, cet ke-4, h. 158