Hal-hal yang Mempengaruhi Hasil Belajar
53
menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan
b. Faktor eksternal berasal dari luar diri individu,
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah,
dan factor masyarakat. Uraian berikut membahas ketiga factor tersebut. 1
Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
86
a Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto
Wirowidjojo dengan pertanyaannya yang menyatakan bahwa: keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.
Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran
besar yaitu pendidikan Bangsa dan Negara. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan
pendidikan anaknya, dapat menyebabkan tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya.
b Relasi Antar Anggota Keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan
saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah
hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap terlalu keras, ataukah sikap acuh tak
acuh dan sebagainya.
86
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,...hal 60
54
Sebetulnya relasi antar anggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik. Uraian cara orang
tua mendidik diatas menunjukkan relasi yang tidak baik. Relasi semacam itu akan menyebabkan perkembangan anak terhambat,
belajarnya terganggu dan bahkan dapat menimbulkan masalah- masalah psikologis yang lain.
c Suasana Rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian- kejadian yang sering terjadi dalam keluarga dimana anak berada
dan belajar. suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk factor yang disengaja. suasana rumah yang
gaduh dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar.
Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Dalam suasana rumah
yang tenang dan tentram selain anak kerasan dan betah tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik.
87
d Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi
kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar. Kebutuhan pokok dan fasilitas akan terpenuhi jika keluarga
mempunyai cukup uang. e
Pengertian Orang Tua Anak perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak
sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat,orang tua wajib
memberikan pengertian dan mendorongnya , membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perluy
menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.
87
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,...hal 61-63
55
f Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak
ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.
88
2
Faktor Sekolah
a
Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Mengajar menurut Ign. S. Ulih Bukit Karo
Karo adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang lain agar orang itu menerima. Menguasai dan mengembangkannya. Dalam
lembaga pendidikan, orang lain yang disebut diatas disebut siswa atau peserta didik dan mahasiswa, yang dalam proses belajar agar
dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar serta cara-cara
belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin.
b Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah
menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu
mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.
Kurikulum yang tidak baik misalnya kurikulum yang terlalu padat, diatas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat,
minat dan perhatian siswa. c
Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan peserta
didik. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam
88
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,..hal 63-64
56
proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.
Relasi antara guru dan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang
diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik- baiknya.
d Relasi siswa dengan siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan melihat bahwa dalam kelas ada group yang saling
bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak.
Menciptakan relasi yang baik antar siswa sangat perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar
siswa.
89
e Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah
mencakup kedisiplinan
guru dalam
mengajar dengan
melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan atau keteraturan kelas, gedung
sekolah, halaman dan lain-lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswinya, dan kedisiplinan
tim BP dalam pelayanannya kepada siswa. f
Alat pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar
siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang
diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada
89
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,..hal 65-66
57
siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.
Mengusahakan alat belajar yang baik dan lengkap sangat perlu, agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat
menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.
g Waktu sekolah
Waktu sekolah ialah waktu yang terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau
malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Siswa yang belajar pada pagi hari, pikirannya masih segar,
jasmani dalam kondisi yang baik. Sebaliknya jika siswa terpaksa masuk sekolah di sore hari sebenarnya kurang efektif, karena
dimana siswa seharusnya istirahat, tetapi mereka mendengar pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya.
90
h Standar pelajaran diatas ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Akhirnya siswa
merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru
semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang
berbeda-beda, hal tersebut tidak terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa
masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
i Keadaan gedung
Jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung harus memadai
90
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,..hal 67-68
58
dalam setiap kelas. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas itu tudak memadai bagi setiap siswa.
j Metode belajar
Banyak siswa yang melakukan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang
tepat akan efektif hasil belajar siswa itu, dan dalam pembagian waktu belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau
tidak terus-menerus. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang
tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar. k
Tugas rumah Waktu belajar terutama di sekolah, di samping untuk
belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas
yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.
91
3
Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan
faktor ektern
yang juga
berpemgaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Pada uraian berikut ini
akan membahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang
semuanya mempengaruhi belajar. a
Kegiatan siswa dalam masyarakat Kegiatan
siswa dalam
masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam masyarakat yang terlalu banyak,
misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan social, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu.
91
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,..hal 68-69
59
Yang termasuk dalam mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik dan
lainnya. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat. Media yang baik memberi pengaruh yang baik terserap siswa
dan juga terhadap belajarnya. b
Teman bergaul Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk
dalam jiwa daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga
sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga.
Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik
dan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana jangan terlalu ketat tetapi juga
jangan lengah.
92
c. Bentuk kehidupan masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak
terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak atau siswa. Anak atau siswa jika
sudah tertarik dalam kebiasaan tersebut maka akan sangat mempengaruhi belajar siswa dan bahkan anak atau siswa kehilangan semangat belajar.
Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anak-
anaknya, antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan anaknya, anak atau siswa akan terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan oleh
orang-orang lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti orang-orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong semangat anak
atau siswa untuk belajar lebih giat. Untuk itu orang tua perlu
92
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,..hal 70-71
60
mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa , sehingga dapat belajar dengan sebaik-
baiknya.
93
Hasil belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri siswa faktor internal maupun dari
luar diri siswa faktor eksternal. Bahwa pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka
membantu murid untuk dapat mencapai prestasi belajar sebaik-baiknya. Melihat dari beberapa faktor diatas, bahwa kemampuan dalam
mencapai suatu hasil belajar setiap siswa tidaklah sama. bahwa hasil belajar setiap siswa pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi dari dalam diri
siswa itu sendiri akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor luar yang mana pada hal ini bahwa hasil belajar seorang siswa itu juga dipengaruhi oleh
faktor keluarga, seperti bagaimana siswa tersebut di dalam keluarga, bagaimana keluarga mendidik seorang anaknya, seberapa fasilitas keluarga
yang dapat menunjang keberhasilan belajar siswa tersebut. Selain faktor keluarga, bahwa faktor masyarakat pun sangat
berpengaruh dalam keberhasilan belajar siswa seperti halnya Kegiatan siswa dalam masyarakat, Teman bergaul siswa di dalam masyarakat,
Bentuk kehidupan masyarakat yaitu seperti bagaimana lingkungan siswa tersebut tinggal kalo lingkungannya adalah orang terpelajar maka siswa
tersebut pun akan terpengaruh.
D Kerangka Berpikir
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , efektifitas diartikan 1 mempunyai efek, pengaruh, atau akibat, 2 mujarab 3 dapat membawa hasil,
4 mulai berlaku.
94
Dalam dunia pendidikan efektif itu bisa dipengaruhi dari segi efektifitas guru mengajar maupun dari segi efektifitas belajar murid.
93
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,..hal 71
94
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka, 2002 ,Cet.3 h.285
61
Efektifitas adalah tercapainya atau terlaksananya suatu tujuan yang sudah direncanakan atau diinginkan sebelumnya. Efektifitas juga bisa diartikan
keberhasilan , kemujaraban, pengaruh atau kesan.Efektifitas berarti taraf sampai sejauh mana suatu kelompok mencapai tujuannya.Jadi,suatu usaha
dapat dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuaanya. Menurut pengertian bahasa, efektivitas berarti dapat membawa hasil
sehingga sesuatu dapat dikatakan efektif bila berhasil dan dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah dirumuskan atau direncanakan sebelum
melakukan hal tersebut.
95
Terminologi efektivitas yang terdapat dalam ensiklopedi Indonesia berarti menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan,
suatu usaha dapat dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya. Misalnya, suatu usaha X mencapai 60 efektif dalam mencapai tujuan Y.
96
Adapun pengertian efektivitas menurut Robin dan Cenze adalah “Effectiveness means doing the right thing, goal attainment”. Efektivitas
sebagai hasil dari kegiatan melakukan sesuatu dengan benar dalam hal mencapai tujuan yang telah ditentukan.
97
Sedangkan pengertian menurut H. Emerson sebagai berikut: “Effectiveness is measuring in term of attaining
prescribed goals or objectivities. ” Efektivitas adalah pengukuran dalam arti
tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Jelasnya bila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan
sebelumnya adalah efektif. Jadi kalau tujuan sasaran itu tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, pekerjaan itu tidak efektif.
98
Keberhasilan dalam pembelajaran tidak terlepas dari yang namanya metode. Metode diartikan sebagai salah satu cara yang sistematik yang
digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar tercapainya tujuan dari suatu pembelajaran.Adapun peranan metode tidak hanya sebagai
95
G. B. Yuwono, et. al., Pedoman Umum Ejaan Indonesia yang Telah Disempurnakan, Surabaya: Indah, 1987, Cet. ke-1, h.39.
96
Hasan Sadhili, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru – Van Houve, tth, h.883
97
Stephen P. Robins dan Davis A. De Cenzo, Fundamentals of Management, New Jersey: Prentice Hall International Inc, 1988, p.6
98
Suwarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta: PT. Idayati Press dan Yayasan Masagung, 1990, cet. ke-10, h.16.
62
alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.Akan tetapi, mempunyai peranan penting lain yaitu metode berperan sebagai alat untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif. Karena metodemerupakan salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan pembelajaran, maka pemilihan metode
yang tepat menjadi suatu keharusan mengingat metode banyak sekali ragamnya.
Metode Sorogan merupakan metode yang bersifat individual, dimana seorang murid menghadap guru seorang demi seorang dengan hafalan dari
kitab yang akan dipelajarinya. Guru membacakan pelajaran alquran itu kalimat demi kalimat, kemudiaan menerjemahkanya dan menerangkan maksudnya.
Murid menyimak dan menghafal bacaan dari kitab yang sudah dipelajari. Pembelajaran Al qur
’an pada bidang studi PAI diSMP Islam Al Ikhlas disini adalah dengan menggunakan metode sorogan ialah dengan mengkaji
kitab suci Al qur’an yaitu dengan mengkaji salah satu dari beberapa juz yang
terdapat dalam kitab Alqur’an dengan mengambil juz ke 30 yaitu JUZ Amma, juz Amma yang terdapat pada beberapa surat-surat. Di mulai dari surat An-
naba sampai surat An-nas, proses dalam pembelajaranya dengan membaca lalu menghafalkan dan menyetorkan hafalan. Biasanya diselenggarakan pada
ruangankelas tertentu yang di situ tersedia tempat duduk untuk guru sebagai pengajar, dan di depannya tersedia juga bangku atau meja kecil untuk
meletakan kitab bagi murid yang menghadap. Sementara itu, murid yang lainnya duduk agak menjauh sambil mendengarkan apa yang disampaikan atau
melihat peristiwa apa saja yang terjadi pada saat temannya maju menghadap dan menyorogkan kitabnya kepada guru sebagai bahan perbandingan baginya
pada saat gilirannya tiba. Ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran ini dapat dikategorikan
menjadi beberapa kategori yaitu: istimewamaksimal, baik sekalioptimal, baikminimal, dan kurang.
99
99
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, h.121.
63
Yang kriterianya adalah sebagai berikut: 1
Istimewa Maksimal: Apabila seluruh 100 bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
2 Baik SekaliOptimal: Apabila sebagian besar 76-99 bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 3
BaikMinimal: Apabila hanya 60 - 75 bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
4 Kurang: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 dapat
dikuasai oleh siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas
pembelajaran adalah ketercapaian suatu tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Berdasarkan ketercapain tujuan pembelajaran ini
maka suatu kegiatan pembelajaran dikatakan memiliki tingkat efektivitas yang baik bila dapat mencapai minimal 60 dari tujuan-tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Efektifitas metode sorogan diharapkan dapat menjadi metode yang
efektif bagi siswa dalam mengerjakan tugas pendidikan agama Islam, karena dalam pembelajaran ini metode dan soal disajikan dalam bentuk yang
menarik. metode sorogan ini diterapkan pada siswa kelas VIII SMP Islam Al- Ikhlas dalam pembelajaran agama Islam untuk mengatasi masalah-masalah
dalam pembelajaran agama Islam dan mengetahui adanya pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Keberhasilan belajar seorang siswa itu dipengaruhi oleh banyak faktor, begitu juga dengan hasil belajar dalam pembelajaran Al
qur’an bidang studi PAI. Secara garis besar bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil seorang
siswa dalam belajar Al q ur’an itu dapat di golongkan menjadi dua hal, yaitu
faktor yang berasal dari diri siswa internal dan faktor yang berasal dari luar siswa eksternal. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut
64
Gambar diatas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran, lingkungan sosial yang didalamnya diantaranya adalah keluarga dan
masyarakat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang, dalam hal ini adalah hasil belajar Al qur
’ an. Di mana dalam keluarga dan masyarakat tersebut mempunyai kegiatan keseharian yang
berbeda-beda, ada yang bersama keluarga otomatis keseharian mereka berinteraksi dengan keluarga mereka masing-masing dan selain itu ada juga
yang berinteraksi dengan masyarakat. Dari prebedaan tersebut, akan mengalami proses pembelajaran yang sama dan akan menghasilkan
kemampuan hasil belajar yang berbeda-beda sehingga dapat diperoleh gambar sebagai berikut:
FAKTOR Internal
Eksternal Fisiologis
Psikologis s
Sosial s
Non Sosial s
Kondisi Fisik
Kondisi Panca Indera Bakat
Minat Kecerdas
an Motivasi
an
Keluarga Masyarakat
Sekolah
65
Berdasarkan teori diatas, maka dapat disusun suatu kerangka berfikir bahwa kemampuan siswa dalam keberhasilan dalam pembelajaran Al qur
’an tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dari lingkungan keluarga dan masyarakat
saja, akan tetapi masih ada juga faktor-faktor lain yang secara teoritik bersifat sementara, sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara atas permasalahan penelitian dimana memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut.
Hipotesis merupakan pernyataan hubungan yang mungkin terjadi antara dua atau lebih variabel dimana kemungkinan tersebut didasarkan atas
RAW INPUT INVIRONMENTAL INPUT
KELUARGAMASYARAKAT
LEARNING TEACHING PROCESS
OUTPUT
INSTRUMENTAL INPUT
Raw input Proses
Out Put
Intelegensi
Bakat
Minat
Motivasi
Kondisi fisik
Sekolah
66
teori-teori. Data-data yang dikumpulkan adalah untuk menguji hipotesis. Hasil analisis terhadap data-data yang dikumpulkan tersebut akan menentukan
apakah hipotesis yang telah dibuat diterima atau ditolak.
100
Berdasarkan pendapat diatas peneliti dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu
permasalahan yang harus di uji kebenarannya dengan jalan riset. Perumusan hipotesis statistik yang digunakan untuk mengetahui
korelasi antara efektivitas metode sorogan terhadap hasil belajar dalam pembelajaran Al
qur’an dalam bidang studi PAI terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan , yaitu:
� :
� = 0 �1 : � ≠ 0
Keterangan:
� : tidak ada korelasi yang signifikan antara efektivitas metode sorogan
dalam pembelajaran Al qur’an pada bidang studi PAI terhadap hasil
belajar siswa di SMP Islam Al Ikhlas Cipete Jakarta Selatan. �
1
: ada korelasi yang signifikan antara efektivitas metode sorogan dalam pembelajaran Al
qur’an pada bidang studi PAI terhadap hasil belajar siswa di SMP Islam Al Ikhlas Cipete Jakarta Selatan.
100
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta; Rineka Cipta, 1996, H.67
67