Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 yang diajarkan kepada peserta didik agar dapat memahami Alqur’an sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi pandanganya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-harinya. Sedangkan metode adalah “suatu cara dan siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran, agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran”. 5 Selain itu juga dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi dua arah antara pengajar dan peserta didik. Dalam proses belajar akan berjalan dengan baik kalau metode yang digunakan betul-betul tepat, karena antara pendidikan dengan metode saling berkaitan. Kedua kegiatan ini saling mempengaruhi dan menentukan hasil belajar. Disisni kemampuan guru dalam menyampaikan atau mentransformasikan bidang studi dan materi ajar dengan baik, merupakan syarat mutlak yang tidak dapat ditawar lagi karena hal ini dapat mempengaruhi proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa.Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan baik agar siswa lebih memahami pelajaran dengan baik, seorang guru selain harus menguasai materi, dia juga dituntut untuk dapat terampil dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapinya. Seorang guru sangat dituntut untuk dapat memiliki pengertian secara umum mengenai sifat berbagai metode, baik mengenai keistimewaankebaikan maupun mengenai kelemahan- kelemahanya. Pengembangan metode pembelajaran bagi siswa terus dilakukan. Selain bertujuan agar siswa dapat lebih cepat menangkap dan mengingat mata pelajaran yang diberikan oleh guru, metode pembelajaran juga terus dikembangakan agar siswa lebih tertarik dengan mata pelajaran tersebut. Hasil belajar masing-masing siswa itu berbeda-beda, ada yang baik dan ada yang kurang baik, pada dasarnya semua itu dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang 5 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta; Bumi Aksara,1995, hlm.1 6 datang dari luar siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. 6 Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi dan metode agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasa disebut metode mengajar. 7 Ada beberapa metode yang dikenal dalam pengajaran dan pembelajaran, misalnya yaitu metode ceramah, metode demontrasi, medode resitasipemberian tugas, metode eksperimen, metode tanya jawab, metode proyek, metode diskusi, metode drill, metode sorogan dan sebagainya. Dengan memilih metode yang tepat, seorang guru selain dapat menentukan output ataupun hasil lulusan dari lembaga pendidikan, juga merupakan landasan keberhasilan lembaga pendidikan, dan juga menjadi pengalaman yang disenangi bagi anak didik. Sekolah Menengah Pertama Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan adalah sekolah yang bernafaskan Islam, dan merupakan sekolah yang dimana siswanya dapat bereksplorasi untuk mengoptimalkan perkembangan setiap potensi yang dimilikinya. Kurikulum di SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan menerapkan kurikulum KTSP. Program belajar disekolah mengakomodasi setiap kebutuhan siswa, belajar sebagai dasar untuk pengembangan tahap keterampilan berpikir siswa. Siswa berbagai bidang mata pelajaran melalui integrated study, untuk mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan melalui berbagai variasi metode belajar. Melalui proses pengalaman belajar, setiap siswa diarahkan belajar secara “long-term Understanding” untuk mengoptimalkan potensi sebagai bekal persiapan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk dapat menciptakan suasana belajar yang kreatif dalam bidang studi PAI di SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarata Selatan, guru 6 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar , Bandung : Sinar Baru Al Gesindo, 1987, hlm: 39 7 Roestiyah N.K, Stategi Belajar Mengajar , Jakarta: Bumi Aksara , 1989 Cet. III, h.2 7 mata pelajaran PAI memilih salah satu metode tersebut yaitu metode soroganhafalan , Sorogan berasal dari bahasa Jawa sorog yang berarti menyodorkan, Secara istilah Win Usuluddin menerangkan bahwa metode ini disebut sorogan karena santripeserta didik menghadap kiai atau ustadz pengajarnya seorang demi seorang dan menyodorkan kitab untuk dibaca dan atau dikaji bersama dengan kiai atau ustadz tersebut. Departemen Agama mendefinisikan metode sorogan merupakan kegiatan pembelajaran bagi para santri yang lebih menitik beratkan pada pengembangan kemampuan perseorangan individual, di bawah bimbingan seorang ustadz atau kiai. 8 Sementara itu, Mastuhu dan Zamakhsyari Dhofier menyebut sorogan sebagai cara belajar secara individual antara santri dan kiai, yang kemudian terjadi interaksi saling mengenal di antara keduanya. Secara spesifik Dhofier menambahkan bahwa metode ini diberikan dalam pengajian kepada santri- santri yang te lah menguasai pembacaan Al Qur’an atau atau sebagai pembelajaran dasar kepada santri-santri baru yang masih membutuhkan bimbingan individual sebelum mengikuti pengajian kitab di pesantren. 9 Karena itu dalam pembelajaran Alqur’an pada bidang studi PAI ini menggunakan metode soroganhafalan agar dapat diterapkan atau dipraktekan, seperti bagaimana cara mengahafal ayat- ayat suci Alqur’an, surat-surat pendek dan lain-lain. Menurut Aminuddin Rasyad, dengan menggunakan metode sorogan guru telah memfungsikan seluruh alat indera murid, 10 karena dalam proses belajar-mengajar dan juga pembelajaran yang efektif adalah bila guru mampu memfungsikan seluruh panca indera murid. Pada kenyataannya yang ditemui di tengah-tengah masyarakat terutama masyarakat sekolah masih banyak ditemui rendahnya kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar sehingga siswa merasa jenuh dan tidak semangat dalam menerima dan memahami materi pembelajaran.Hal tersebut mengakibatkan apa yang 8 Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2005 h,73 9 Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren..., h,73 10 Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren,...h.74 8 menjadi tujuan dalam proses belajar mengajar tidak tercapai. Dengan kata lain guru dalam memilih metode tidak berdasarkan karakteristik bahan ajar dan kondisi serta kebutuhan anak didik. Jadi berdasarkan hal diatas, bahwa adanya suatu kesinambungan dalam proses pembelajaran sehingga antara keduanya saling berpengaruh, bahwa metode berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sebagaimana penulis uraikan bahwa efektifitas penggunaan metode merupakan ujung tombak dari keberhasilan pendidikan, terutama dalam hal pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian dan paparan di atas menjadi latar belakang penulis mencoba mengajukan skripsi untuk melakukan penelitian yang berjudul “EFEKTIVITAS METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN ALQUR’AN PADA BIDANG STUDI PAI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP ISLAM AL-IKHLAS CIPETE JAKARTA SELATAN ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan setelah penulis melakukan penelitian mengenai “Efektifitas Metode Sorogan Dalam Pembelajaraan Alquran pada Bidang Studi Pendidikan agama IslamTerhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Islam Al – Ikhlas Cipete Jakarta Selatan”, maka terdapat identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Rendahnya ketertarikan siswa dalam pembelajaran dipengaruhi oleh jenis metode pembelajaran yang kurang menggali kreativitas siswa. 2. Waktu belajar agama disekolah umum sangat minim, siswa tidak terlatih untuk memberikan jawaban kepada pertanyaan yang ditanyakan guru. 3. Model pembelajaran yang membosankan siswa, sehingga siswa tidak memiliki ketertarikan yang besar untuk belajar,anggapan siswa bahwa materi pembelajaran Alquran pada bidang studi PAI itu sangat sulit. 4. Keadaan lingkungan SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan. 5. Sarana Prasarana diSMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan. 9 C. Pembatasan Masalah Karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga dan biaya, serta untuk menjaga agar penelitian lebih fokus dan terarah dan tidak menimbulkan keraguan dalam penafsiran serta mampu mencapai kepada suatu hasil penelitian yang tepat dan valid, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Dengan pertimbangan tersebut maka arah penelitian ini dibatasi. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah membahas tentang “Efektifitas Metode Sorogan dalam Pembelajaran Alqur’an pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan “ semester ganjill tahun ajaran 20122013. Adapun istilah-istilah pokok yang dimaksud dari judul penelitian ini yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut: Efektifitas : yang dimaksud disini adalah tercapainya atau terlaksananya suatu tujuan yang sudah direncanakan atau diinginkan sebelumnya. Metode Sorogan : yang dimaksud disini adalah salah satu metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar pembelajaran Alqur’an pada bidang studi PAI untuk siswasiswi di SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan, yang akan dilihat dari segi pelaksanaan, hal-hal dan langkah-langkah yang dipersiapkan dan evaluasi dalam menilai tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran Alqur’an pada bidang studi PAI, serta dari segi keistimewaankelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode sorogan. Hasil Belajar : yang dimaksud disini ialah tingkah laku yang dimiliki individu sebagai akibat dari proses belajar yang dilaksanakan dari hasil raport. Pembelajaran Alquran : yang dimaksud disini adalah merupakan unsur materi ajar yang diberikan pada peserta didik untuk memahami Alqur’an. Pendidikan Agama Islam : yang dimaksud disini ialah salah satu bidang studi pembelajaran wajib yang dilaksanakan di SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan. 10 Siswa : yang dimaksud siswa disini ialah siswa SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan.

D. Perumusan Masalah

Perumusan penelitian ini adalah penulis memfokuskan pada permasalahan “Bagaimana Efektifitas Penggunaan Metode Sorogan dalam Pembelajaran Alquran pada Bidang Studi PAI Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan” semester ganjil Tahun Ajaran 20122013.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidak adanya peningkatan “Efektifitas Penggunaan Metode Sorogan dalam Pembelajaran Alqur’an pada Bidang Studi Alquran Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan” semester ganjil Tahun Ajaran 20122013.

F. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis: 1. Sebagai alternatif untuk meningkatkan efektifitas metode sorogan dalam pembelajaran Alquran pada bidang studi terhadap hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan. 2. Sebagai pembanding bagi peneliti-peneliti lain yang ingin meneliti pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan metode sorogan terhadap hasil belajar siswa. 2. Kegunaan Praktis: 1. Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan serta wawasan penulispeneliti terhadap 11 bagaimana efektifitas metode sorogan terhadap hasil belajar siswa di SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan. 2. Menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai calon guru profesional, dan memberikan informasi tentang pentingnya menggunakan metode yang sesuai dalam proses belajar mengajar.Sebagai sumber informasi ilmiah yang dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan mutu siswa, khususnya di SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan dan sekolah lain dalam proses pembelajaran Alqur’an pada bidang studi PAI. 3. Bagi siswa penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan agar lebih meningkatkan minat, prestasi, motivasi serta hasil belajar khususnya pada pembelajaran Alqur’an bidang studi pendidikan agama Islam.Agar siswa lebih mudah memahami materi ajar yang disampaikan guru. 4. Bagi guru penelitian ini dapat dijadikan masukan agar lebih memperhatikan minat belajar siswa serta diharapkan guru dapat menerapkan metode yang sesuai dan mendapatkan hasil pembelajaran di kelas secara maksimal,sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di kelas sehingga dapat mengurangi permasalahan yang dihadapi oleh siswa. 5. Bagi sekolah hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri maupun sekolah lain pada umumnya dalam rangka perbaikan mutu pendidikan dan mengetahui sejauh mana tingkat pelaksanaan minat siswa dalam melaksanakan pembelajaran Alqur’an pada bidang studi PAI dengan mengetahui efektifitas metode sorogan terhadap hasil belajar siswa dan bagi pembaca dapat dijadikan masukan dan informasi lebih lanjut dalam melakukan penelitian selanjutnya. 12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Agama Islam di SMP

1. Pengertian pendidikan Agama Islam di SMP Sebelum membahas lebih jauh mengenai pendidikan agama Islam, penulis akan terlebih dahulu mengemukakan pengertian tentang pendidikan pada umumnya dalam bahasa Arab, istilah pendidikan berarti tarbiyah dengan pengertian yaitu “mengembangkan, mengasuh dan membesarkan”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa p endidikan adalah “proses pengembangan dan pembentukkan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat di se panjang kehidupannya dan mencakup dalam segala bidang”. 1 Kata “pendidikan” merupakan kata benda dan kata dasarnya adalah “didik”, kemudian mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai suatu proses mengubah sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan serta cara mendidik. 2 1 Yadi Kurniawan, Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Hingga Masa Depan, Jakarta: Firdaus, 1992, cet ke-1. h. 2. 2 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990, cet 1 h.204