PENUTUP A. Efektifitas Metode Sorogan Dalam Pembelajaran Al Quran Pada Bidang Studi Pai Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Di Smp Islam Al Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

xii Lampiran 14 Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment untuk berbagai df Lampiran 15Uji Referensi Lampiran 16 Biodata Penulis Lampiran 17 Riwayat Pendidikan Penulis 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa pendidikan adalah “proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau 1 UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Jakarta : Eko Jaya, Cet 1, h. 4 2 kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses, perbuatan, cara mendidik”. 2 Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua yang bertugas membantu dalam membimbing dan mengarahkan perkembangan serta pendayagunaan potensi tertentu yang dimiliki siswa. Pendidikan pada hakekatnya berlangsung dalam suatu proses. Proses itu berupa transformasi berupa nilai-nilai pengetahuan. Penerima proses adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju arah pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pengembangan potensi manusia, baik fisik maupun psikis. Dalam diri manusia terdapat beberapa potensi fitrah, potensi-potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan baik tanpa adanya proses pengembangan dan pendidikan. Secara formal, pendidikan dilaksanakan di sekolah. Penyelenggaraan pendidikan ini lebih dikenal dengan pengajaran atau pembelajaran karena di dalamnya terjadi proses belajar mengajar yang melibatkan banyak faktor, baik pengajar, materi, fasilitas maupun lingkungan. Dalam pengajaran tidak hanya dilaksanakan begitu saja atau bersifat mekanis, akan tetapi mempunyai satu tujuan yang hendak dicapai Dalam proses belajar mengajar terdapat berbagai komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen tersebut antara lain siswa, guru, tujuan pembelajaran, situasi saat pembelajaran, bentuk pembelajaran, bahan pembelajaran, alat-alat yang digunakan, cara menilai, alat penilaian, dan metode pembelajaran. Komponen-komponen tersebut merupakan suatu kesatuan. Tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaktif edukatif di dalam kelas, yang lazim disebut proses belajar mengajar. Guru juga bertugas sebagai administrator, evaluator, konselor, dan lain-lain sesuai dengan sepuluh kompetensi kemampuan yang dimilikinya. 3 2 Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, cet ke-1. h. 204. 3 Roestiyah N.K, Stategi Belajar Mengajar , Jakarta: Bumi Aksara , 1989 Cet. III, h.1 3 Pada setiap guru terletak tanggung jawab untuk membawa siswa- siswanya pada taraf kematangan tertentu. Apabila seorang guru mendapat kepercayaan dan kehormatan mengajar, kepadanya juga dipercayakan kemampuan untuk mengambil suatu keputusan. Selain itu juga guru memiliki beberapa tugas dalam proses belajar mengajar yaitu mendidik, mengajar, membimbing, dan memotivasi siswa agar dapat seoptimal mungkin mengembangkan kemampuan dirinya dalam menuju kearah kematangan dan kedewasaan. Proses belajar merupakan inti dari kegiatan di sekolah agar tujuan pendidikan dan pengajaran berjalan dengan benar, maka perlu pengadministrasian kegiatan belajar mengajar, yang lazim disebut administrasi kurikulum. Bidang pengadministrasian ini sebenarnya merupakan pusat dari semua kegiatan di sekolah. Menurut James B. Brow seperti yang dikutip oleh Sardiman A.M, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Untuk mengetahui dicapai atau tidaknya tujuan tersebut, maka diperlukan adanya satu usaha yaitu evaluasi. Sedangkan salah satu yang menjadi sasaran evaluasi dalam pendidikan adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang diraih oleh masing-masing siswa setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan. Hakikat proses belajar mengajar bertitik tolak dari suatu konsep bahwa belajar merupakan perubahan perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman. Dua faktor utama yang menentukan proses belajar adalah hereditas, yaitu berupa bawaan sejak lahir seperti bakat, kecerdasan dan lain-lain. Sedangkan aspek yang kedua yaitu lingkungan yang paling berpengaruh adalah orang dewasa sebagai unsur manusia yang menciptakan lingkungan. Faktor lain yang berpengaruh terhadap belajar adalah aspek jasmaniah berupa kondisi fisik serta kondisi panca indera dan faktor instrument yang lainnya. 4 Salah satu bidang studi yang diajarkan di SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan adalah pendidikan agama Islam. Agama Islam adalah Agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Salah satu ajaran islam adalah mewajibkan kepada umat manusia untuk melaksanakan pendidikan. Karena menurut ajaran islam pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia mutlak yang harus dipenuhi demi tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Salah satu aspek yang diperhatikan Islam adalah pendidikan. Oleh karena itu pendidikan adalah merupakan perubahan yang diinginkan dan di usahakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidik, baik pada tingkah laku individual dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan bermasyarakat serta alam sekitarnya. Dalam pendidikan Islam, agama merupakan salah satu aspek yang perlu ditanamkan dalam diri anak didik. Karena melalui pendidikan agama, bukan hanya untuk mengembankan intelek anak didik saja, tetapi melalui pendidikan agama kepribadian anak didikpun akan terbentuk secara keseluruhan, mulai dari pengetahuan agama, latihan-latihan amaliah sehari- hari, sikap keberagaman dan prilaku yang sesuai dengan ajaran agama, baik yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia lain serta manusia dengan dirinya sendiri. Menurut Zakiah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah di ajarkan melalui ajaran-ajaran Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah ia selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak”. 4 Salah satu dari materi ajar yang terdapat pada mata pelajaran PAI adalah pembelajaran Alqur’an, yang merupakan salah satu unsur pembelajaran 4 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet ke-3. h. 86. 5 yang diajarkan kepada peserta didik agar dapat memahami Alqur’an sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi pandanganya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-harinya. Sedangkan metode adalah “suatu cara dan siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran, agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran”. 5 Selain itu juga dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi dua arah antara pengajar dan peserta didik. Dalam proses belajar akan berjalan dengan baik kalau metode yang digunakan betul-betul tepat, karena antara pendidikan dengan metode saling berkaitan. Kedua kegiatan ini saling mempengaruhi dan menentukan hasil belajar. Disisni kemampuan guru dalam menyampaikan atau mentransformasikan bidang studi dan materi ajar dengan baik, merupakan syarat mutlak yang tidak dapat ditawar lagi karena hal ini dapat mempengaruhi proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa.Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan baik agar siswa lebih memahami pelajaran dengan baik, seorang guru selain harus menguasai materi, dia juga dituntut untuk dapat terampil dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapinya. Seorang guru sangat dituntut untuk dapat memiliki pengertian secara umum mengenai sifat berbagai metode, baik mengenai keistimewaankebaikan maupun mengenai kelemahan- kelemahanya. Pengembangan metode pembelajaran bagi siswa terus dilakukan. Selain bertujuan agar siswa dapat lebih cepat menangkap dan mengingat mata pelajaran yang diberikan oleh guru, metode pembelajaran juga terus dikembangakan agar siswa lebih tertarik dengan mata pelajaran tersebut. Hasil belajar masing-masing siswa itu berbeda-beda, ada yang baik dan ada yang kurang baik, pada dasarnya semua itu dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang 5 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta; Bumi Aksara,1995, hlm.1