Pendidikan Agama Islam di SMP
16
kearah kemampuan optimal anak didik yang berlangsung di atas landasan nilai-
nilai ajaran Islam”.
16
Menurut Ahmad Tafsir, pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam knowing , terampil
melakukan atau mempraktekkan ajaran Islam doing , dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari being .
Menurut Zakiah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah “pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran Islam yaitu berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah ia selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam
itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di duni
a dan di akhirat kelak”.
17
Sedangkan menurut Ramayulis, pengertian dari pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, mengenalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al q
ur’an dan Al-Hadits, melalui kgiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan
pengalaman.
18
Dalam bukunya Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Mansur menyatakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam berarti
membentuk kepribadian muslim yaitu suatu kepribadian dimana seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran agama Islam yang bertujuan dalam rangka untuk
mencapai dunia dan akhirat dengan ridho Allah.
19
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah pandangan hidup yang berlandaskan nilai-nilai ajaran
Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang maksimal dan menyiapkan anak didik untuk
16
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat: Pers, 2002, cet ke-1. h. 10.
17
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet ke-3. h. 86.
18
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005, cett ke-4. h. 21.
19
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, Cet.I, hlm. 333.
17
mengenal, memahami, menghayati, mengiman, bertaqwa, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al q
ur’an dan al-Hadits, agar tidak menguasai ilmu pengetahuan agama saja akan tetapi seluruh aspek
kepribadiannya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Dapat disimpulkan pula pendidikan agama Islam cirinya adalah perubahan sikap dan juga
tingkah laku sesuai dengan petunjuk ajaran agama Islam. Untuk itu perlu adanya usaha,kegiatan,cara,alat, dan lingkungan hidup yang menunjang
keberhasilannya. Dengan demikian secara umum dapat kita katakan bahwa pendidikan agama Islam itu adalah pembentukan kepribadian muslim.
20
2.
Dasar Pendidikan Agama Islam Di SMP
Pendidikan membutuhkan dasar atau landasan tempat berpijak, pada posisi ini dia ibarat rumah atau pohon. Rumah membutuhkan adanya pondasi,
sementara pohon membutuhkan adanya akar. Keberadaan dasar sangat berfungsi sebagai sumber kekuatan dan keteguhan. Segala sesuatu yang
dilakukan manusia memiliki dasar yang menjadi landasan dan akan mengarahkan kepada tujuan yang akan dicapai. Demikian juga dengan
Pendidikan agama Islam. Adapun dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam dapat ditinjau dari segi religius, yuridis formil dan sosial psikologis.
21
Dan akan dijelaskan sebagai berikut : a.
Al qur’an Menurut bahasa al q
ur’an berarti bacaan atau yang dibaca, sedangkan menurut istilah al q
ur’an ialah bacaan kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad sebagai rahmat dan petuntuk bagi
manusia dalam kehidupannya.
22
20
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Agama Islam.Jakarta: PT. Bumi Aksara dan Depag Cet.IX. h. 28
21
Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000, h. 25
22
Hasbi ash-Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al- Qur’an atau tafsir,
Jakarta : Bulan Bintang, 1997, h.15
18
Dengan demikian al q ur’an merupakan pedoman atau kitab suci yang
berisi petunjuk Allah bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Nabi Muhammad sebagai pendidik pertama pada masa
pertumbuhan Islam telah menjadikan al q ur’an sebagai dasar pendidikan
agama Islam disamping sunnah beliau sendiri. Kedudukan al q ur’an
sebagai sumber pokok pendidikan dapat dipahani dari ayat al q ur’an surat
an-Nahl ayat 64. Didalam Al qur
’an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu. Sebagai contoh
dapat dibaca kisah Lukman mengajari anaknya dalam surat Lukman ayat 12 Sd 19. Cerita itu menggariskan prinsip materi pendidikan yang terdiri
dari masalah iman, akhlak ibadat, sosial dan ilmu pengetahuan. Ayat lain menceritakan tujuan hidup dan tentang nilai sesuatu kegiatan dan amal
saleh. Itu berarti bahwa kegiatan pendidikan harus mendukung tujuan hidup tersebut. Oleh karena itu pendidikan agama Islam harus
menggunakan Al qur’an sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan Islam. Dengan kata lain, pendidikaan
Islam harus berlandaskan ayat- ayat Al qur’an yang penafsiranya dapat
dilakukan berdasarkan ijtihad disesuaikan dengan perubahan dan pembaharuan.
23
b. As-Sunnah
As- Sunnah menurut bahasa artiya : jalan yang djalani”. Dan menurut
muhaditsin, as-sunnah adalah segala yang dinukilkan dari Nabi Muhammad SAW baik perkataan, perbuatan, maupun takrirnya atau
pengajaran, sifat kelakuan, perjalanan hidup, baik yang demikian itu sebelum Nabi dibangkitkan menjadi Rasul maupun sesudahnya.
24
23
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Agama Islam.Jakarta: PT. Bumi Aksara dan Depag Cet.IX. h. 20
24
Hasbi ash-Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al- Qur’an atau tafsir, Jakarta
: Bulan Bintang, 1997, h. 25
19
As Sunnah ialah pengakuan Rasul Allah SWT. Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang
diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sum
ber ajaran kedua sesudah Al qur’an. Seperti Al qur’an, Sunnah juga berisi aqidah dan syariah. Sunnah berisi
petunjuk pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim
yang bertakwa. Untuk itu Rasul Allah menjadi guru dan pendidik .Oleh karena itu sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan kedua
bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebabnya , mengapa ijtihad
perlu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk sunnah yang berkaitan dengan pendidikan.
25
Dalam lapangan
pendidikan, sebagaimana
dikemukakan Abdurahman an-Nahlawi, as-Sunnah mempunyai dua faidah : pertama,
menjelaskan sistem pendidikan agama Islam sebagaimana terdapat didalam al q
ur’an dan menerangkan hal-hal rinci yang tidak terdapat didalamnya, kedua, menggariskan metode-metode pendidikan yang dapat
dipraktekkan. Pribadi Rasul sendiri, kata Muhammad Quthb merupakan contoh hidup serta bukti konkrit sistem dan hasil pendidikan agama Islam.
Sebagaimana Allah berfirman dalam surat al-Ahzab ayat : 21. c.
Ijtihad Menurut istilah ijtihad ialah mencurahkan kesanggupan untuk
mendapatkan hukum syara’ dari suatu dalil syari’ah. Sedangkan ijtihad menurut istilah fuqoha ahli fiqh adalah berfikir dengan menggunakan
seluruh ilmu yang dimilikinya untuk menetapkan atau menentukan hukum syari’at Islam yang belum ada hukumnya, baik dalam al qur’an ataupun
Sunnah.
26
Ijtihad hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang telah
25
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Agama Islam,... h. 21
26
Rachmat Syafe’i, Ushul Fiqh, Bandung : CV Pustaka Setia, 1999, cet,1, h.99
20
memenuhi persyaratan tertentu diantaranya menguasai nash al q ur’an dan
hadits serta menguasai ilmu ushul fiqh. Karena itu ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum Islam yang sangat dibutuhkan sepanjang
masa setelah Rasul Allah wafat. Sasaran ijtihad adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan , yang senantiasa berkenmbang. Ijtihad
bidang pendidikan sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, mendesak, tidak saja dibidang sistem dalam artinya yang luas.
Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al qur„an dan
sunnah yang diolah oleh akal sehat dari para ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan ketidaksesuaian atau
pertentangan , maka para mujtahid di bidang pendidikan harus berusaha mencari jalan keluarnya dengan menggunakan ijtihad yang digariskan oleh
agama, dengan ketentuan bahwa ajaran agama yang prinsip tidak boleh dilanggar atau ditinggalkan.
Ditinjau dari segi religius, Pendidikan agama Islam berlandaskan pada sumber ajaran agama Islam yang tertera dalam ayat Al q
ur’an dan Hadits Nabi. Dalam ajaran Islam pendidikan agama harus dilaksanakan
dan hal itu merupakan salah satu bentuk ibadah. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah QS. An-Nahl: 125.
Ayat Tersebut mengandung pengertian bahwa dalam ajaran Islam terdapat perintah untuk melaksanakan pendidikan agama Islam, di mana
dengan pendidikan tersebut akan dapat mengantarkan seseorang kepada agama Allah, yaitu agama Islam.
Selain itu Rasulullah juga bersabda :
اْ ِ ا َ اٍ ْ ُ ْ َ ا
اِ ا اِِن َرِصَُ ياْوَ اِِن َ ِ َهُ ياُ َ َ بَ َفاِةَرْطِفْ اىَلَعاُدَ ْ ُ ياَا
اَ َكِرَشُياْو
اِِنا ا
ملس ا ور ا
Tidak ada seorangpun orang yang baru lahir melainkan dalam keadaan suci. Maka kedua orang tuanya yang menjadikan anak tersebut beragama
yahudi, nasrani atau majusi”.H. R. Muslim
27
27
Al-Imam Nawawi, Shahih Muslim. Jilid IV. Terjemahan dari Shahih Muslim Oleh Ma’mun Daud Klang Slangor Book Centre, 1997, Cet. V. h. 243
21
Hadits tersebut menunjukkan bahwa pendidikan agama sangatlah penting untuk mengantarkan manusia pada fitrahnya. Yaitu percaya
kepada Allah SWT. Oleh karena itu pendidikan agama Islam seharusnya diberikan sejak dini kepada anak. Karena akan menentukan apakah anak
itu tetap pada fitrahnya, yaitu beragama Islam ataukah sebaliknya. Selanjutnya pelaksanaan pendidikan agama telah diatur dalam
undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pada Bab VI pasal 30 ayat 3 yang menyatakan bahwa
“pendidikan keagamaan diselenggarakan pada jenjang pendidikan formal, n
on formal, dan informal.”
28
Dari segi sosial psikologis pendidikan agama Islam berlandaskan pada kebutuhan manusia akan adanya pegangan hidup, yaitu agama.
Dengan beragama seseorang akan merasa jiwanya tentram, sehingga ia akan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah untuk
mendapatkan ketentraman jiwa tersebut. Dalam hal ini pendidikan agama Islam akan mengarahkan fitrah manusia ke arah yang benar sehingga
mereka akan selalu mengamalkan ajaran agama Islam. Pada zaman sekarang ini, dari segi religius, yuridis formil dan
sosial psikologis kita tidak bisa terlepas dari sisi mana dan bagaimana pandangan hidup seseorang dengan berpegang teguh pada Al qur
’an dan hadist ijtihad termasuk dalam bidang pendidikan agama Islam, ijtihad
dalam pendidikan agama Islam haru tetap bersumber dari al q ur’an dan
sunnah yang diolah oleh akal sehat dari para ahli pendidikan agama Islam. Contoh ijtihad dalam pendidikan Agama Islam antara lain penggunaan
teknologi modern dalam proses belajar mengajar dikelas, pembaharuan kurikulum
pendidikan agama
Islam yang
disesuaikan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi.
3.
Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMP
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha
28
Departemen Pendidikan Nasional, UU Sisdiknas, Jakarta: Sinar Grafik, 2006, h. 16
22
dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan , tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikaan bukanlah suatu
benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek
kehidupannya.
29
Mendidik adalah proses mentransfer pengetahuan yang dimiliki oleh pendidik kepada anak didik atau proses kegiatan mendidik
kearah tujuannya. Oleh karenaa itu, dengan adanya tujuan yang jelas, materi pelajaran dan metode-metode yang digunakan, akan sesuatu dengan
cita-cita yang terkandung dalam tujuan pendidikan. Ada beberapa tujuan pendidikan ialah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain.
Tujuan itu meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur,
kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama.Cara atau alat yang efektif dan efesien untuk mencapai tujuan pendidikan ialah
pengajaran. Tujuan pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan pendidikan nasional negara dimana tempat pendidikan Islam itu
dilaksanakan dan harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan umum itu
tidak dapat dicapai kecuali setelah melalui proses pengajaran , pengalaman,
pembiasaan, penghayatan
dan keyakinan
akan kebenarannya. Tahap- tahapan dalam mencapai tujuan itu pada
pendidikan formal sekolah, madrasah, dirumuskan dalam bentuk tujuan kulikuler yang selanjutnya dikembangkan dalam tujuan
intruksional.
30
29
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Agama Islam.Jakarta: PT. Bumi Aksara dan Depag Cet.IX. h.29
30
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Agama Islam.Jakarta: PT. Bumi Aksara dan Depag Cet.IX. h. 30
23
2. Tujuan Akhir
Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup , maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula.
Tujuan umum yang berbentuk Insan Kamil dengan pola takwa dapat mengalami perubahan naik turun , bertambah dan berkurang dalam
perjalanan hidup seseorang. Perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku
selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah di
capai. Orang yang sudah takwa dalam bentuk Insan Kamil, masih memerlukan
pendidikan dalam
rangka pengembangan
dan penyempurnaan, sekurang-kurangnya pemeliharaan supaya tidak
luntur dan berkurang, meskipun pendidikan oleh diri sendri dan bukan dalam pendidikan formal.Berserah diri kepada Allah sebagai muslim
yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan itu yang
dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya. Insan kamil yang mati dan akan menghadap Tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses
pendidikan Islam.
31
3. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam
suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk tujuan intruksional yang dikembangkan menjadi tujuan intruksional
umum dan khusus TIU dan TIK , dapat dianggap tujuan sementara dengan sifat yang agak berbeda.
Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola takwa sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana, sekurang-
kurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik. Tujuan pendidikan Islam seolah-olah merupakan suatu lingkaran
31
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Agama Islam.., h.31
24
kecil.Semakin tinggi tingkatan pendidikannya, lingkaran tersebut semakin besar. Tetapi sejak dari tujuan pendidikan tingkat permulaan,
bentuk lingkaranya sudah harus kelihatan. Bentuk lingkaran inilah yang menggambarkan Insan Kamil itu.Di sinilah barangkali
perbedaaan yang mendasar bentuk dan tujuan pendidikan Islam dibandingkan dengan pendidikan lainnya.
Sejak tingkat Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar , gambaran Insan Kamil itu hendaknya sudah keliatan Dengan kata lain,
bentuk Insan Kamil dengan pola takwa itu harus keliatan dalam semua tingkatan pendidikaan Islam. Karena itu setiap lembaga pendidikan
Islam harus dapat merumuskan tujuan pendidikan Islam sesuai dengan tingkatan jenis pendidikannya. Ini berarti bahwa tujuan Islam di SD,
SMP, SMA dan PT. Meskipun begitu polanya sama, yaitu Insan Kamil. Yang berbeda hanya bobot dan mutunnya saja.
32
4. Tujuan Operasional
Tujuan Operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan
pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan operasional.
Dalam pendidikan formal, tujuan operasional ini juga disebut juga tujuan intruksional yang selanjutnya dikembangkan menjadi tujuan
TIU dan TIK. Tujuan Intruksional ini merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unit-unit kegiatan pengajaran. Dalam tujuan
operasional ini lebih banyak dituntut dari anak didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat operasionalnya lebih ditonjolkan dari
sifat penghayatan dan kepribadian. Untuk tingkat yang paling rendah, sifat yang berisi kemampuan dan keterampilanlah.Misalnya, ia dapat
berbuat, terampil melakukan, lancar mengucapkan, mengerti ,memahami, meyakini dan menghayati adalah soal kecil. Dalam
pendidikan hal ini terutama berkaitan dengan kegiatan lahiriyah,
32
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Agama Islam..., h, 32
25
seperti bacaan dan kaifiyat salat, akhlak dan tingkah laku. Pada masa permulaan yang penting adalah anak didik mampu dan terampil
berbuat baik itu dalam hal perbuatan lidah ucapan ataupun perbuatan anggota badan lainnya. Kemampuan dan keterampilan Insan Kamil
yang semakin sempurna meningkat. Anak harus sudah terampil melakukan ibadat sekurang-kurangnya ibadat wajib meskipun ia
belum memahami dan menghayati ibadat itu.
33
Tujuan pendidikan adalah suatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan.
34
Tujuan pendidikan dirumuskan dengan tiga aspek yaitu:
1 Aspek keilmuan yang mengantarkan manusia agar senang
berpikir, menjadi manusia yang cerdas dan terampil. 2
Aspek kerohanian yang mengantarkan manusia agar berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian kuat.
3 Aspek ketuhanan yang mengantarkan manusia beragama agar
dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
35
Menurut M.Athiyah Al-Abrasyi sebagaimana dikutip oleh Zuhairini, menerangkan bahwa tujuan pendidikan Agama Islam
secara umum adalah: 1
Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia. 2
Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. 3
Persiapan untuk mencari rejeki dan pemeliharaan segi kemanfaatan.
4 Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan
keinginan tahu untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu demi ilmu itu sendiri.
5 Menyiapkan pelajar dari segi profesional, tehnis, supaya dapat
menguasai profesi tertentu, dan keterampilan tertentu agar ia dapat mencari rezeki dalam hidup di samping memelihara segi
kerohanian.
36
33
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Agama Islam..., h,32-33
34
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet. 1, hlm. 72.
35
Bambang Sujiono dan Yuliani Nurani Sujiono, Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini Panduan Bagi Orang Tua dalam Membina Perilaku Anak Sejak Dini, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2005, hlm. 60-61.
36
Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, 1993, Cet.I, hlm. 17.
26
Armai Arief mengatakan bahwa sesungguhnya pendidikan agama Islam bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah swt, cerdas, terampil, memiliki etos kerja yang tinggi, berbudi pekerti luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap
dirinya, bangsa, dan Negara serta Agama.
37
Sedangkan menurut Prof. Dr. Mahmud Yunus, Tujuan pendidikan Agama Islam adalah ”mendidk anak atau siswa supaya
mengetahui macam-macam ibadat yang wajib dkerjakan dann cara melakukannya serta mengetahui hikmah-hikmah dan faedah-faedahnya
serta penngaruhnya untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
38
Dari uraian dan beberapa tujuan yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai tujuan pendidikan agama Islam, dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan agama Islam itu ialah untuk membentuk manusia yang berkepribadian muslim, yakni manusia yang
berakhlak dan berbudi luhur sesuai dengan tuntunan Agama Islam, taqwa kepada Allah swt serta berpengaruh untuk mencapai kebahagiaan
di dunia dan akhirat. Sebaliknya seluruh mata pelajaran haruslah mengandung pelajaran-pelajaran akhlak, setiap guru juga memiliki
akhlak yang baik, karena akhlak keagamaan adalah akhlak yang tertinggi, sedangkan akhlak mulia itu adalah tiang dari pendidikan
Islam.
4.
Ruang Lingkup Materi Pendidikan Agama Islam di SMP
Materi merupakan komponen primer dalam pembelajaran, karena
tanpa ada materi pendidikan tidak akan tercapai. Materi merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan. Dengan adanya materi yang
terprogram dengan baik, maka pendidik akan mudah menyampaikan apa
37
Armai Arief, Penganar ilmu dan Metodologi Penndidikan Islam Jakarta: Ciputat: Pers, 2002, cet ke-1h. 3.
38
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta: PT. Hiddayat Karrya Agung, 1983. Cet. XII. h. 3.
27
yang menjadi tujuan dari pendidikan akhlak. Pendidikan Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup materi yang sangat luas, karena didalamnya
terdapat banyak pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Adapun Ruang lingkup materi pendidikan Agama Islam
meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, antara: a.
Hubungan manusia dengan Allah swt b.
Hubungan manusia dengan sesama manusia c.
Hubungan manusia dengan dirinya sendiri d.
Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam
meliputi lima unsure pokok, yaitu: a.
Al qur’an b.
Aqidah c.
Syari’ah d.
Akhlak e.
tarikh
39
Ruang lingkup materi pendidikan agama Islam di SMP meliputi keserasian, keselarasan, adapun ruang lingkup kelompok mata pelajaran
pendidikan agama Islam di SMP yaitu membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Ahklak mulia mencakup etika, budi pekerti atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama Islam.
40
Dalam kaitannya dengan KTSP, Drpdiknas telah menyiapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar berbagai mata pelajaran untuk
dijadikan acuan oleh para guru dalam mengembangkan KTSP pada satuan pendidikan masing-masing. Namun dalam skripsi ini hanya akan
mencantumkan standar kompetensi kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia SMP serta kompetensi dasar PAI untuk SMP.
39
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam,...h. 22-23.
40
E. Mulyasa, KTSP, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2007, cet.3, h.47
28
Adapun standar kompetensi kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia untuk SMP adalah sebagai berikut :
Materi pendidikan bertitik tolak dari ruang lingkup akhlak yang
berkaitan dengan hubungan vertikal dan horizontal, yang mencakup berbagai aspek, yaitu:
a. Mengamalkan ajaran agama sesuai dengan tahap perkembangan remaja.
b. Menerapkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan.
c. Memahami keberagamaan budaya, suku, ras dan golongan sosial ekonomi.
d. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun yang
mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. e.
Menerapkan hidup sehat, bugar, aman, dan manfaatkan waktu luang sesuai dengan tuntunan agama Islam.
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara
bertanggung jawab. g.
Menghargai perbedaan pendapat dalam menjalankan ajaran agama.
41
Sedangkan kompetensi dasar PAI untuk SMP meliputi : al qur ’an,
keimanan, akhlak, fiqih dan tarikh.
42
Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut :
a Al qur’an hadits
1. Membaca , mengartikan, dan menyalin
2. Menerapkan hukum bacaan alif lam syamsiyah dan alif lam qomariyah,
nun mati tanwin dan mim mati. 3.
Menerapkan hukum bacaan qal-qalah, dan tarqiq huruf lam dan ro’ serta mad.
4. Menerapkan hukum bacaan waqaf dan idgham.
b Aqidah akhlak
1. Beriman kepada Allah swt dan memahami sifat-sifatNya
2. Beriman kepada malaikat Allah swt dan memahami tugas-tugasNya
41
E Mulyasa, KTSP , Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2007, cet.3, h.99-100
42
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam ..., h.41
29
3. Beriman kepada kitab-kitab Allah dan memahami arti beriman
kepadaNya 4.
Beriman kepada hari akhir dan memahami arti beriman kepadanya. 5.
Beriman kepada qada dan qadar Allah swt dan memahami arti beriman kepada-Nya.
6. Berperilaku dengan sifat-sifat terpuji.
7. Menghindari sifat-sifat tercela
8. Bertatakrama
c Fiqih
1. Melakukan thaharah
2. Melakukan shalat wajib
3. Melakukan macam-macam sujud
4. Melakukan shalat num’at
5. Shalat jama’ dan qasar
6. Melakukan macam-macam shalat sunnah
7. Melakukan puasa
8. Zakat
9. Memahami hukum Islam tentang makanan, minuman, dan binatang
yang halal dan haram 10.
Memahami ketentuan aqiqah dan qurban 11.
Memahami tentang ibadah haji dan umrah 12.
Melakukan shalat jenazah 13.
Memahami tata cara pernikahan. d
Sejarah Kebudayaan Islam 1.
Memahami keadaan masyarakat Mekkah sebelum dan sesudah datang Islam.
2. Keadaan masyarakat Mekkah periode Rasulullah SAW.
3. Memahami keadaan masyarakat Madinah sebslum dan sesusdah
datang Islam. 4.
Memahami perkembangan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin.
43
43
Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, ....., h. 151
30