random dan dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Probabilitas ini dikenal sebagai probabilitas transisi. Probabilitas ini dapat digunakan untuk menentukan
probabilitas keadaan atau periode berikutnya.
3.16.  Perilaku Konsumen
29
Perilaku  konsumen  merupakan  tindakan  yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Kesuksesan  suatu produk  sebagian  besar  tergantung  pada  cara  konsumen   menerima    produk
dan  rangsangan  pemasaran  yang  dirancang  untuk  mempengaruhi  perilaku konsumen.  Untuk itu, para pemasar harus  mempelajari keinginan, persepsi,
preferensi dan bagaimana perilaku pembelian yang dilakukan oleh konsumen.
3.16.1. Proses Keputusan Pembelian
Keputusan konsumen dalam bentuk tindakan membeli tidak muncul begitu saja  tetapi  melalui  suatu  tahapan  tertentu,  berdasarkan  model  Engel  1994
terdapat lima tahap proses pengambilan keputusan tersebut. Proses pengambilan keputusan  konsumen  terdiri  atas  tahap  :  pengenalan kebutuhan,  pencarian
informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil. Proses keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu
pengaruh  lingkungan,  perbedaan  individu,  dan  proses  psikologi.  Pengaruh lingkungan  berasal  dari  perbedaan  budaya,  kelas  sosial,  pengaruh  pribadi,
29
Engel, JF, Roger D. Blackwell dan Paul W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Jilid  Satu  Edisi  Bahasa Indonesia.  Jakarta:  Penerbit  Binarupa  Aksara,  Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
keluarga dan situasi. Sedangkan perbedaan individu didasarkan  atas perbedaan sumber  daya  konsumen,  motivasi  dan  keterlibatan  pengetahuan,  sikap,
kepribadian,  gaya  hidup  dan  demografi.  Proses  psikologi  berbeda  tiap  orang, proses  psikologi  ini  terdiri  atas  tahap  :  pengolahan  informasi,  pembelajaran,
perubahan, sikap dan perilaku. Proses keputusan dari konsumen tersebut nantinya akan  sangat  mempengaruhi  pemasaran  yang  akan  ditetapkan  tiap  perusahaan.
3.16.2. Loyalitas Konsumen
30
Loyalitas merupakan aset bernilai yang dapat memberikan profit  besar bagi perusahaan karena dapat membantu perusahaan dalam memperoleh
keuntungan kompetitifnya. Dengan memahami konsep loyalitas maka perusahaan akan terdorong untuk secara  terus menerus menciptakan dan menjaga loyalitas
pelanggan yang dimiliki.  Kepuasan pelanggan terjadi apabila  harapan pelanggan sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakannya, bahkan melebihi harapannya
Westbrook, 1980. Pada saat perusahaan tidak mampu untuk memenuhi keinginan dan
harapan  tersebut  maka kemungkinan besar konsumen akan mengalami ketidakpuasan sehingga mereka akan mencari alternatif lain variety seeking pada
konsumsi berikutnya yang dirasa  dapat memenuhi keinginan dan  harapannya. Produk-produk yang pembeliannya bersifat rutin dan memiliki keterlibatan rendah
dalam pengambilan keputusan pembelian perlu mempertimbangkan  variety seeking
.  Alasan yang mendasari hal tersebut adalah ketika konsumsi dilakukan
30
http:ejournal.umpwr.ac.idindex.phpsegmenarticleview88112
Universitas Sumatera Utara
secara  berulang-ulang maka kemungkinan akan mengarah pada kejenuhan atau kebosanan sehingga konsumen cenderung untuk melakukan  variety seeking  Van
Trijp  et al., 1996. Perilaku  variety seeking muncul pada saat konsumen merasa terpenuhi atau bosan pada karakteristik produk yang dikonsumsi sebelumnya.
Perilaku  variety seeking  dapat disebabkan oleh kebosanan pada atribut produk McAlister,1982.
3.16.3.  Preferensi Konsumen