Analisis Data EDTA Parfum Analisis Produksi Sabun Batangan

Rekapitulasi Pangsa pasar Matriks Aljabar Primer Nilai Pangsa Pasar Matriks Transition Probability Probabilitas steady state Perbandingan Pangsa Pasar Gambar 4.5. Blok Diagram Pengolahan Data Transisi Probability

4.13. Analisis Data

Pada bagian ini dilakukan analisis perbandingan harga pokok produksi metode sistem Activity Based Costing dengan harga yang diterapkan di perusahaan. Menganalisis perbandingan harga produksi untuk skala industri Rumah Tangga terhadap ketiga produk sabun. Menganalisis kesensitifan pelanggan terhadap pemilihan produk sabun batang, cair dan cream dengan metode transisi probability dan menganalisis kemampuan produk tersebut untuk bersaing dimasa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Data proses produksi pada pengolahan sabun batangan dilakukan dengan menganalisis prosedur pelaksanaan pada perusahaan dan skala laboratorium. Proses pembuatan secara eksperiment menjadi acuan dalam pelaksanaan pengolahan di laboratorium.

5.1.1. Prosedur Pembuatan Sabun Cuci Batangan

Proses pembuatan sabun cuci batangan dalam skala laboratorium dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: 1. Ditimbang CPO sesuai ukuran desain eksperimen. 2. Dipanaskan CPO sampai suhu 70 o C. 3. Ditambahkan NaOH 30 sesuai ukuran desain eksperimen ke dalam campuran minyak sedikit demi sedikit hingga terbentuk trace. Trace adalah kondisi dimana campuran sabun sudah mulai mengentalterbentuk dan tandanya apabila disentuh dengan sendok, maka beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas. 4. Ditambahkan 60 ml larutan Na 2 CO 3 6 ke dalam campuran sabun kasar. 5. Ditambahkan 6 g gliserin ke dalam campuran sabun kasar. 6. Ditambahkan 10 g Alkohol 96 ke dalam campuran sabun kasar. 7. Ditambahkan 2 g Na 2 SO 4 ke dalam campuran sabun kasar. Universitas Sumatera Utara 8. Ditambahkan 5 ml larutan garam NaCl 10 ke dalam campuran sabun kasar. 9. Ditambahkan minyak kelapa sebanyak 10 g. 10. Kemudian ditambahkan pewarna dan pewangi masing-masing sebanyak 5 ml hingga larutan berwarna konstantetap. 11. Diaduk sesuai ukuran desain eksperimen. 12. Dituang hasil sabun ke dalam cetakan dan disimpan selama satu atau dua hari. Prosedur yang dilakukan di perusahaan Kilang Sabun Sinar Morawa dilakukan dengan tampa ada komposisi bahan, sehingga dilaksanakan seadanya dan berdasarkan pengalaman. Adapun prosedur pembuatan yang diperoleh dari pengamatan di perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Dituangkan CPO sesuai ukuran pabrik ke dalam bak mixer. 2. Dipanaskan CPO sampai suhu 70 o C. 3. Ditambahkan NaOH ke dalam campuran minyak sedikit demi sedikit hingga terbentuk trace. 4. Ditambahkan larutan Na 2 CO 3 ke dalam campuran sabun kasar. 5. Ditambahkan minyak kelapa kopra. 6. Kemudian ditambahkan pewarna dan parfum, diaduk sampai larutan berwarna konstantetap. 7. Diaduk sampai sabun benar-benar sudah larut. 8. Dituang hasil sabun ke dalam cetakan dan disimpan selama dua atau tiga hari. 9. Dilakukan pemotongan dan di cetak sesuai produksi. Universitas Sumatera Utara

5.1.2. Data Aktivitas Produksi Sabun Batangan

Pada penelitian ini, aktivitas produksi yang dimaksud adalah kegiatan produksi yang berkaitan dengan pengolahan minyak CPO Crude Palm Oil menjadi sabun cuci batangan. Data yang berkaitan dengan aktivitas kegiatan produksi meliputi: 1. Jumlah input yang dibutuhkan seperti bahan- bahan, tenaga kerja, mesin, peralatan, energi dan depresiasi mesin 2. Proses produksi yang meliputi aktivitas - aktivitas produksi 3. Jumlah produksi sabun batangan yang dihasilkan. 4. Total biaya yang terjadi dalam produksi Sabun cuci batangan. 5. Total harga jual produk jadi Sabun cuci batangan. Data ini diperoleh dengan menelusuri aktivitas yang dimulai dari input sampai output yang merupakan tahapan identifikasi aktivitas dari proses dalam hubungannya dengan penentuan biaya aktivitas tersebut. Setelah dilakukan penelusuran aktivitas produksi diperoleh tahapan proses produksi pembuatan sabun cuci batangan yang dapat dilihat pada gambar 5.1 dan peta Operation Proses Chart sabun cuci batangan pada gambar 5.2. Universitas Sumatera Utara Minyak CPO Pengadukan Pendinginan Hingga Suhu 40ºC Penyabunan Suhu 70º-80ºC Pencampuran Suhu 70-80 ºC Natrium Hidroksida NaOH Sabun Cuci Batangan Pewarna Larutan Na 2 CO 3 Gliserin Pencampuran ±4 jam Pengeringan Bleaching CPO Suhu 80-90 ºC Minyak Kelapa Pencampuran Suhu 70-80 ºC Pencairan Suhu 30-50 ºC Larutan NaCl Pemotongan Pengepakan Pencetakan Larutan Na2SO4 Alkohol Parfum Penuangan ke Cetakan Gambar 5.1. Proses Produksi Pembuatan Sabun Cuci Batangan Universitas Sumatera Utara O-1 CPO O-3 O-6 O-5 O-4 O-2 O-7 O-9 O-8 O-20 O-13 DIPOMPA KE TANGKI PEMURNIAN DIPANASKAN 80-90 O C DIPOMPA KE MIXER DIADUK DENGAN KECEPATAN 80 RPM DAN SUHU 70-80 O C DITUANGKAN NAOH SAMPAI TERBENTUK TRACE PROSES PENYABUNAN DAN DIADUK MERATA DITUANGKAN NaCl O-27 DIDINGINKAN SUHU ± 40 O C O-34 DITUANG KE MALL O-42 DIADUK SAMPAI MERATA DIKERINGKAN SELAMA 2 HARI O-43 DICAIRKAN DENGAN AIR DIPANASKAN 30-50 O C NaOH DITUANG KE BAK PENAMPUNGAN DITUANGKAN KE KOLAM PENAMPUNGAN UNTUK DIENDAPKAN DITUANGKAN SATU PERSATU BAHAN ADITIF Na 2 CO 3 , GLISERIN,Na 2 SO 4 ,ALKOHOL,PEWARNA ,PARFUM O-43 O-43 O-43 DILONGGARKAN BAUT MALL DAN DIKERINGKAN 1 HARI DIBUKA MALL DIPOTONG BONGKAHAN SABUN O-43 DICETAK UKURAN SABUN SESUAI MEREK O-43 DIKEMAS Gambar 5.2. Operation Process Chart Sabun Cuci Batangan Universitas Sumatera Utara Pengamatan pada setiap aktivitas dilakukan melalui pengamatan langsung. Data aktivitas produksi yaitu data yang berhubungan dengan seluruh aktivitas dalam kegiatan produksi. Data aktivitas produksi ini meliputi : - Input, yaitu bahan yang akan diproses dalam proses produksi - Proses produksi, yang meliputi aktivitas masing – masing dari produksi proses transformasi - Output, yaitu merupakan hasil transformasi proses produksi yang berasal dari input - Faktor produksi atau sumber daya man, machine, material Produksi sabun cuci batangan di CV. Kilang Sabun Sinar Morawa dilakukan sebanyak 8 kali dalam sebulan, dimana setiap minggunya dilakukan 2 kali produksi. Setiap 1 kali produksi menghasilkan 18 peti cetakan, dimana 1 peti cetakan menghasilkan 2000 batang sabun cuci. Dalam satu kali proses produksi menghasilkan 36.000 ribu batang sabun cuci. Sabun cuci batangan akan dikemas dan dijual ke pasar dengan isi per pack sebanyak 20 batang.

5.2. Perincian Data Biaya Produksi

Data biaya produksi yang digunakan pada perhitungan secara Activity Based Costing adalah data biaya produksi yang dilakukan secara eksperimen, yang kemudian diterapkan pada skala pengolahan Kilang Sabun Sinar Morawa. Data biaya ini akan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Biaya produksi ini akan diterapkan untuk pengoalahan sabun pada bulan Juni 2012, sehingga akan disesuaikan dengan biaya-biaya yang terjadi pada bulan Juni. Universitas Sumatera Utara

5.2.1. Biaya Bahan Baku Pembuatan Sabun Cuci Batangan

Bahan baku yang digunakan adalah CPO Crude Palm Oil dengan kwalitas kadar asam tinggi. Harga CPO yang dibeli dari pabrik-pabrik mini disekitar kota Medan seharga Rp.5.250,-kg. Bahan baku NaOH dibeli langsung dari luar negeri melalui distributor yang ada di Indonesia. Pembelian bahan baku dilakukan dalam skala partai besar, untuk mempermudah mengetahui penaksiran harga tiap bahan baku, bahan penolong dan bahan pembantu. Berdasarkan hasil eksperiment di Laboratorium, dibutuhkan CPO sebanyak 90 gr umtuk membuat 1 batang sabun cuci. Apabila ukuran ini dilakukan pada skala pabrik Kilang Sabun Sinar Morawa, untuk 1 kali pengolahan dibutuhkan 3.240 kg CPO yang mampu menghasilkan 36.000 ribu batang sabun cuci. Sehingga dapat diketahui jumlah CPO yang dibutuhkan untuk pengolahan sebanyak 8 kali setiap bulannya adalah 25.920 kg dan menghasilkan 288.000 batang sabun cuci. Biaya bahan baku yang dibutuhkan selama bulan Juni 2012 dapat dilihat pada perincian biaya bahan baku pada tabel 5.1. Tabel 5.1. Biaya Bahan Baku Hasil Eksperimen Dalam Skala Perusahaan No Nama Bahan Jumlah Kg HargaKg Rp Total Biaya Rp 1 CPO 25.920 5.250 136.080.000 2 NaOH 1.728 12.000 20.736.000 Jumlah 156.816.000 Sumber : Data Eksperiment Sedangkan perincian biaya bahan baku yang diperoleh dari Kilang Sabun Sinar Morawa dapat dilihat pada tabel 5.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2. Biaya Bahan Baku di Kilang Sabun Sinar Morawa Periode Juni 2012 No Nama Bahan Jumlah Kg HargaKg Rp Total Biaya Rp 1 CPO 24.320 5.250 127.680.000 2 NaOH 6.720 12.000 80.640.000 Jumlah 208.320.000 Sumber: Kilang Sabun Sinar Morawa

5.2.2. Biaya Bahan Tambahan untuk Pembuatan Sabun Cuci Batangan

Besarnya biaya bahan penolong untuk memproduksi sabun cuci batangan sebanyak 288.000 batang selama bulan Juni 2012, berdasarkan data eksperimen di laboratorium, kemudian dikonversi ke skala pabrik dengan perincian biaya diuraikan pada tabel 5.3. Tabel 5.3. Biaya Bahan Tambahan Dari Hasil Eksperimen Dalam Skala Perusahaan No Nama Bahan Jumlah Harga Rp Total Biaya Rp 1 Na 2 SO 4 1152 kg 2.200kg 2.534.400 2 Na 2 CO 3 864 kg 4.500kg 3.888.000 3 Gliserin 3456 kg 7.000kg 24.192.000 4 Minyak Kelapa 5760 kg 4.500kg 25.920.000 5 Alkohol 576 liter 17.000l 9.792.000 6 NaCl 576 kg 1.800kg 1.036.800 7 Pewarna 2304 liter 6250l 14.400.000 8 Parfum 576 liter 45.000l 25.920.000 9 Kardus 3600 buah 750 2.700.000 10 Plastik pelapis packing 5 kg 42.000 210.000 11 Kertas packing 15 kg 24.000 360.000 12 Lem 5 Kg 8500 42.500 13 Kertas merek 10 rim 30.000rim 300.000 Tabel 5.3. Perincian Biaya Bahan Tambahan Hasil Eksperimen Dalam Skala Perusahaan Lanjutan No Nama Bahan Jumlah Harga Total Biaya Universitas Sumatera Utara Rp Rp 14 Lakban putih 100 biji 1500 150.000 Total 111.445.700 Sumber : Kilang Sabun Sinar Morawa Sedangkan bahan tambahan yang digunakan di Kilang Sabun Sinar Morawa hanya beberapa yang digunakan dari bahan eksperimen di laboratorium. Adapun biaya bahan tambahan yang digunakan selama bulan Juni 2012 di Kilang Sabun Sinar Morawa diuraikan pada tabel 5.4. Tabel 5.4. Perincian Biaya Bahan Tambahan di Kilang Sabun Sinar Morawa Periode Juni 2012 No Nama Bahan Jumlah Harga Rp Total Biaya Rp 1 Na 2 CO 3 400 kg 4.500kg 18.000.000 2 Minyak Kelapa 240 kg 4.500kg 1.080.000 3 Pewarna 2304 liter 6250l 14.400.000 4 Parfum 400 liter 45.000l 18.000.000 5 Kardus 3600 buah 750 2.700.000 6 Plastik pelapis packing 5 kg 42.000 210.000 7 Kertas packing 15 kg 24.000 360.000 8 Lem 5 kg 8500 42.500 9 Kertas Merek 10 rim 30000rim 300.000 10 Lakban putih 100 biji 1500 150.000 Total 55.242.500 Sumber: Kilang Sabun Sinar Morawa

5.2.3. Biaya Bahan Penolong untuk Pembuatan Sabun Cuci Batangan

Besarnya biaya bahan penolong untuk memproduksi sabun cuci batangan selama bulan Juni 2012, berasal dari data perusahaan yang digunakan sebagai acuan dalam penentuan biaya produksi apabila data eksperimen diterapkan dalam perusahaan Kilang Sabun Sinar Morawa. Perincian biaya bahan penolong pada pembuatan sabun cuci, dapat dilihat pada tabel 5.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Perincian Biaya Bahan Penolong Pembuatan Sabun Cuci Batangan Periode Juni 2012 No Nama Bahan Jumlah Satuan Harga Rp Total Biaya Rp 1 Bahan Bakar Minyak Lampu 120 Liter 8.000 960.000 2 Minyak Solar 70 Liter 4.500 315.000 Jumlah 1.275.000 Sumber: Kilang Sabun Sinar Morawa

5.2.4. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung yang dimaksud adalah tenaga kerja yang dikerahkan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Jam kerja karyawan dimulai dari jam 08.00 - 16.00 wib dan waktu istrahat dipakai jam 12.00-13.00 wib. Waktu kerja yang disediakan selama 7 jam. Biaya tenaga kerja langsung ini meliputi upah karyawan yang dapat dibebankan kepada produk. Tenaga kerja langsung di perusahaan ini berjumlah 13 orang. Apabila suatu proses selesai maka pekerja yang bertugas disuatu proses pengolahan akan membantu di kegiatan pengolahan berikutnya. Total biaya tenaga kerja langsung pada bulan Juni 2012 dengan perincian dapat dilihat pada tabel 5.6. Tabel 5.6. Upah Tenaga Kerja Langsung No Aktivitas Jumlah Karyawan Waktu KerjaBulan Hari Upah KaryawanOrang Total UpahBulan Rp 1 Pencairan dan penuangan Larutan 2 30 1.260.000 2.520.000 2 Pengolahan 2 30 1.260.000 2.520.000 3 Pemotongan 4 30 1.260.000 5.040.000 4 Pencetakan merk sabun 2 30 1.260.000 2.520.000 5 Pengepakan 3 30 1.260.000 3.780.000 Jumlah 16.380.000 Sumber: Kilang Sabun Sinar Morawa Universitas Sumatera Utara

5.2.5. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tenaga kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja yang tidak terlibat pada lantai produksi akan tetapi tenaga kerja tidak langsung juga berpengaruh terhadap jalannya perusahaan. Biaya ini juga akan diterapkan, untuk menghitung biaya produksi hasil eksperiment. Adapun tenaga kerja tidak langsung yang ada pada perusahaan ini adalah Kepala Produksi, HRD, Sales, dan Supirkernet. Biaya tenaga kerja tidak langsung dapat dilihat pada tabel 5.7. Tabel 5.7. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung No BagianAktivitas Jumlah Karyawan UpahBulan Rp Total BiayaBulan Rp 1 Kepala Produksi 1 3.000.000 3.500.000 2 HRD 1 2.000.000 2.000.000 3 Sales 2 1.500.000 3.000.000 4 SupirKernet 2 1.260.000 2.520.000 Jumlah 11.020.000 Sumber: Kilang Sabun Sinar Morawa

5.2.6. Biaya-Biaya Lain

a. Biaya Listrik Biaya listrik adalah biaya energi listrik yang dikonsumsi mesin dan peralatan pendukung yang digunakan pada bagian produksi. Pada perusahaan Kilang Sabun Sinar Morawa, listrik yang digunakan bersumber listrik PLN dan 2 buah genset dengan kapasitas 472 KVA untuk energi cadangan sebagai antisipasi apabila terjadi pemadaman listrik. Pada bulan Juni 2012 tidak ada terjadi pemadaman listrik sehingga biaya listrik yang harus dikeluarkan perusahaan Universitas Sumatera Utara adalah biaya energi listrik yang berasal dari PLN pada bulan Juni 2012 dan tercatat di bukti pembayaran rekening listrik perusaahaan sebesar Rp 3.145.000. b. Biaya Bensin Biaya bensin adalah salah satu biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk bahan bakar seluruh transportasi milik perusahaan. Transportasi hanya digunakan apabila ada order pengiriman dan pembelian bahan baku. Jumlah pemakaian rata-rata perhari sebanyak 10 liter sehingga biaya yang dikeluarkan selama satu bulan Juni = 10 x 30 x Rp.4.500 = Rp.1.350.000. c. Biaya Pelumas Biaya pelumas adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk pelumas transportasi perusahaan baik roda dua maupun roda empat. Pelumas juga terkadang dipakai untuk mesin seperti mesin genset dan mesin kenderaan lainnya agar tidak terjadi korosi. Biaya pemakaian pelumas pada bulan Juni sebesar Rp.520.000,-. d. Biaya Reparasi dan Peralatan Biaya reparasi dan perawatan yang dimaksud adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan untuk membayar jasa reparasi dan perawatan mesin, peralatan serta fasilitas produksi. Pada perusahaan ini pekerjaan dilakukan oleh pekerjakaryawan dibantu oleh kernet transportasi jika dalam keadaan tidak sibuk, terkecuali jika tidak dapat mengerjakan pekerjaan reparasi suatu mesin maka perusahaan akan mendatangkan tenaga kerja dari luar perusahaan. Namun pada bulan Juni 2012 tidak terjadi kerusakan yang berarti. Oleh sebab itu tidak mengharuskan mendatangkan mekanik dari luar Sehingga biaya untuk reparasi Universitas Sumatera Utara dan perawatan yang dikeluarkan perusahaan adalah upah tambahan pekerja perusahaan yaitu sebesar Rp.300.000,- e. Biaya Pembelian Suku Cadang Suku cadang yang dimaksud yaitu peralatan atau komponen yang dipakai dalam suatu mesin. Pembelian suku cadang di Kilang Sabun Sinar Morawa dilakukan bila suatu mesin dan peralatan pemotongan yang rusak harus diganti komponennya maka perusahaan akan membeli suku cadang tersebut. Besarnya biaya pembelian suku candang bulan Juni 2012, dengan perincian dapat dilihat pada tabel 5.8. Tabel 5.8 Biaya Pembelian Suku Cadang Bulan Juni 2012 No Keterangan Banyak Unit Harga Satuan Rp Total Biaya Rp 1 Kawat Pemotong 10 4000 40.000 2 Baut Penahan Cetakan 20 7000 140.000 Jumlah 180.000 Sumber: Kilang Sabun Sinar Morawa f. Biaya asuransi Perusahaan membayar tiap bulan uang asuransi ke suatu perusahaan asuransi sebesar Rp.100.000,- . Asuransi ini bertujuan untuk mengantisipasi kerugian yang timbul dimasa yang akan dating, dengan imbalan pembayaran premi dari pihak asuransi. g. Biaya Depresiasi Gedung dan Infrastruktur Depresiasi merupakan pengurangan nilai suatu mesinperalatan. Fungsi dari depresiasi terutama penyambungan sejumlah uang untuk dapat membeli Universitas Sumatera Utara mesinperalatan pada masa yang akan datang. Jumlah biaya depresiasi untuk bulan Juni di Kilang Sabun Sinar Morawa adalah Rp.2.362.290,-Perhitungan biaya depresiasi dilampirkan pada daftar lampiran-1 L-1. Untuk perhitungan hasil rekapitulasi biaya lain-lain disajikan pada tabel 5.9. Tabel 5.9. Rekapitulasi Biaya-biaya Lain pada Bulan Juni 2012 No Keterangan Total Biaya Rp 1 Biaya Listrik 3.145.000 2 Biaya Bensin 1.350.000 3 Biaya Pelumas 520.000 4 Biaya Asuransi 100.000 5 Biaya Reparasi dan Perawatan 300.000 6 Biaya Pembelian suku cadang 180.000 7 Biaya Depresiasi gedung dan Infrastruktur 2.362.290 Jumlah 7.957.290 Sumber : Kilang Sabun Sinar Morawa

5.3. Pengolahan Data

5.3.1. Perhitungan KWh Listrik

Besarnya pemakaian KWh seluruh mesin dan peralatan pendukung selama bulan Juni 2012, dimana terdapat 28 hari waktu kerja adalah Rp2.608.461,-. Perhitungan jumlah pemakaian energi listrik dari mesin yang digunakan merupakan bagian dari tarif listrik yang harus dibayar ditambah pemakaian untuk kegiatan di kantor dan penerangan di malam hari. Adapun perhitungannya terdapat pada Lampiran-2 L-2. Universitas Sumatera Utara

5.3.2. Harga Pokok Produksi Secara Accounting Cost

Elemen-elemen biaya produksi terdiri dari bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Perusahaan perlu mengkalkulasikan biaya produksi sebagai dasar perhitungan harga pokok produksi. Dalam menentukan harga pokok produksi perusahaan dapat menggunakan dua metode yaitu full costing dan variabel costing. Pada metode full costing semua biaya-biaya produksi diperhitungkan baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap. Biaya-biaya produksi tersebut yaitu terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik baik yang bersifat variabel maupun tetap sedangkan pada metode variabel costing biaya produksi yang diperhitungkan hanyalah yang bersifat variabel saja. Sistem akuntansi untuk operasi manufaktur yang didasarkan pada persediaan perpetual disebut sistem akuntansi biaya cost acconting system. Sistem ini dapat menghasilkan informasi tentang harga pokok produksi per unit dan lebih efektif dalam membantu manajemen dalam pengawasan biaya. Perhitungan biaya produksi pada Kilang Sabun Sinar Morawa dengan dilakukan pada jurnal sebagai berikut, adapun informasi biaya data per 31 Juni 2012 yang diperoleh dari pihak perusahaan yang berhubungan dengan biaya: a. Persediaan bahan baku pada tanggal 1 Juni 2012 di perusahaan Kilang Sabun Sinar Morawa sebesar Rp253.350.000,- b. Perusahaan membeli bahan baku CPO awal bulan Juni sebesar Rp 55.000.000,- Universitas Sumatera Utara c. Bahan baku tidak langsung yang digunakan perusahaan sebesar Rp.55.242.500,- d. Persediaan barang dalam proses yaitu sisa dari barang di bulan Mei, barang yang masih proses di bulan Juni sebesar Rp.288.350.000,- e. Diakhir pembukuan terdapat barang yang tidak terolah di bulan Juni sebesar Rp155.094.290,- f. Persediaan barang di bulan Mei yang masih belum terjual sebesar Rp45.750.500,- g. Barang jadi yang merupakan sisa untuk bulan Juni sebesar Rp. 109.001.000,- Tabel neraca Laporan Harga Pokok Penjualan, dapat dilihat pada tabel 5.10. Universitas Sumatera Utara Kilang Sabun Sinar Morawa Laporan Harga Pokok Penjualan Jumlah Batch yang Diproduksi 288.000 batang Sabun Cuci 1. Bahan Langsung Persediaan bahan baku, 1 Juni 2012 Rp 253.350.000 Pembelian 55.000.000 Bahan baku tersedia untuk digunakan Rp 308.350.000 Dikurangi Bahan baku tidak langsung yang digumakan Rp 55.242.500 Persediaan Bahan baku, 31 Juni Rp 100.030.000 155.272.500 Bahan baku yang digunakan Rp 208.320.000 2. Tenaga Kerja Langsung 16.380.000 3. Overhead pabrik Bahan baku tidak langsung Rp 55.242.500 Tenaga Kerja tidak langsung 11.020.000 Penyusutan 2.362.290 Asuransi 100.000 Overhead pabrik umum 6.770.000 Rp 75.494.790 Total biaya manufaktur Rp 300.194.790 4 Ditambahkan persediaan barang dalam proses, 1 juni Rp 288.350.000 Rp 588.544.790 Dikurangi persediaan barang dalam proses, 31 Juni Rp 155.094.290 Harga Pokok Produksi Rp 433.450.500 5 Ditambahkan persediaan barang jadi, 1 Juni 45.750.500 Barang tersedia untuk dijual Rp 479.201.000 Dikurangi persediaan barang jadi, 31 Juni 109.001.000 Harga Pokok Penjualan Rp 370.200.000 Universitas Sumatera Utara III-1

5.3.3. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Activity Based Costing ABC

Berdasarkan hasil penelusuran sumber daya, aktivitas produksi, dan beberapa informasi tambahan dari lapangan, untuk produksi Sabun cuci batangan bulan Juni 2012 dilakukan perhitungan biaya produksi menggunakan Activity Based Costing ABC. Biaya- biaya berdasarkan aktivitas dalam pembuatan sabun cuci batangan diuraikan pada lampiran-3 L-3. Rekapitulasi biaya produksi pembuatan sabun cuci batangan dengan menggunakan perhitungan sistem ABC Activity Based Costing untuk total volume produksi sabun batangan sebanyak 288.000 batang, diuraikan pada tabel 5.11. Tabel. 5.11 Total Biaya Produksi Menggunakan Sistem ABC No Sabun Cuci Volume Produksi Biaya Langsung Biaya Overhead Biaya Langsung + Biaya Overhead HPPBatang 1 Hasil Eksperiment 288.000 Batang Rp173.196.000 Rp131.697.990 Rp 304.893.990 Rp.1058 2 Produksi Pabrik 288.000 Batang Rp224.700.000 Rp74.574.790 Rp 299.274.790 Rp.1039 Sumber: Data Eksperiment Berdasarkan hasil perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode ABC menunjukkan adanya perbedaan harga dalam pabrik dengan harga pokok produksi yang dihitung secara Activity Based Costing. Perusahaan menetapkan harga dalam pabrik sabun batanganbatang adalah Rp.1800, sedangkan harga pokok produksi secara ABC dihasilkan harga per batang adalah Rp.1039,-. Sementara dengan komposisi yang dilakukan secara eksperiment diperoleh harga pokok produksi sebesar Rp.1058,- per batang. Oleh karena itu, Universitas Sumatera Utara penetapan harga jual dapat diturunkan berdasarkan perolehan nilai harga pokok produksi yang sebenarnya. Sebaliknya, penetapan harga jual dapat ditingkatkan berdasarkan harga pokok produksinya. Dengan penetapan harga jual yang baru, perusahaan dapat meningkatkan daya saing dalam penjualan produk di atas harga pokok produksi tanpa harus mengalami kerugian karena menjual dibawah harga normal. Penyajian laporan harga pokok poduksi berdasarkan komposisi hasil eksperimen dalam skala pabrik dengan penyesuaian aktivitas produksi pada bulan Juni 2012 d Kilang Sabun Sinar Morawa disajikan pada neraca laporan harga pokok produksi tabel 5.12 . Tabel 5.12. Neraca Laporan Harga Pokok Produksi Kilang Sabun Sinar Morawa Laporan Harga Pokok Produksi Untuk Bulan Juni 2012 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik: Bahan baku tidak langsung: Bahan tambahan Bahan penolong Tenaga kerja tidak langsung Biaya-biaya lain: Biaya listrik Biaya bensin Biaya pelumas Biaya reparasi dan perawatan Biaya suku cadang Biaya depresiasi dan infrastruktur Biaya Asuransi Harga Pokok Produksi Rp. 111.445.700 Rp. 1.275.000 Rp. 11.020.000 Rp. 3.145.000 Rp. 1.350.000 Rp. 520.000 Rp. 300.000 Rp. 180.000 Rp. 2.362.290 Rp. 100.000 Rp. 156.816.000 Rp. 16.380.000 Rp. 131.697.990 Rp. 304.893.990 Universitas Sumatera Utara Penentuan harga pokok per unit di Kilang Sabun Sinar Morawa saat ini dengan menggunakan metode tradisional. Rumus perhitungan harga pokok per unit dengan menggunakan metode tradisional yaitu: Total biaya langsung = biaya bahan baku langsung + biaya tenaga kerja langsung Total biaya overhead = biaya bahan tambahan + biaya bahan penolong + biaya tenaga kerja tidak langsung + biaya lain + biaya listrik oduksi Volume overhead Biaya Total Langsung Biaya Total oduksi Pokok a H Pr Pr arg + = Total biaya langsung = biaya bahan baku langsung + biaya tenaga kerja langsung = Rp. 156.816.000 + Rp. 16.380.000 = Rp. 173.196.000 Total biaya overhead = biaya bahan tambahan + biaya bahan penolong + biaya tenaga kerja tidak langsung + biaya lain = Rp. 111.445.700 + Rp. 1.275.000 + Rp. 11.020.000 + Rp. 7.957.290 = Rp. 131.697.990 000 . 288 990 . 697 . 131 . 000 . 196 . 173 . arg Rp Rp unit per Pokok a H + = 000 . 288 990 . 893 . 304 . arg Rp unit per Pokok a H = 65 , 058 . 1 . arg Rp unit per Pokok a H = Berdasarkan hasil perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode tradisional diperoleh harga pokok per unit untuk 1 batang sabun cuci Universitas Sumatera Utara sebesar Rp. 1.058. Harga pokok per unit ini dapat menjadi acuan dalam menetapkan harga jual produk.

5.3.4. Hasil Data Eksperimen Sabun Cuci Batangan, Cream dan Cair

Setelah melakukan eksperimen di Laboratorium Proses Industri Kimia Teknik Kimia USU, diketahui komposisi bahan produk sabun dan kisaran harga untuk pembuatan dalam skala home industri Industri Rumah Tangga. Dari hasil prosedur percobaan diperoleh produk sabun yaitu sabun batangan, cream dan cair sebagai berikut:

5.3.4.1. Data Komposisi Bahan untuk Sabun Cuci Batangan

Sabun batangan yang dibuat adalah untuk skala industri rumah tangga untuk kapasitas mixer 5 liter. Adapun komposisi bahan diuraikan pada tabel 5.13. Tabel 5.13. Komposisi Bahan Sabun Cuci Batangan Bahan Komposisi Harga CPO Crude Palm Oil 330 g Rp.8.295kg Aquadestair gallon 210 g Rp.3000gallon NaOHs teknis 75,5 g Rp.12.000kg Na 2 CO 3 p.a. 250 ml Rp.4.500kg Minyak Kopra 170 gram Rp.4500kg Garam NaCl 10 ml Rp.6.000kg Tabel 5.13 Komposisi Bahan Sabun Cuci Batangan Lanjutan Bahan Komposisi Harga Sodium sulfatNa 2 SO 4 10 gram Rp.2.200kg Gliserin 50 gram Rp.13.000kg Alkohol 96 teknis 60 gram Rp.15.500ltr Universitas Sumatera Utara Pewarna makanan Food Grade Secukupnya Rp.8.500kg Parfum 10 cc Rp.170.000ltr Sumber: Hasil eksperiment di laboratorium

5.3.4.2. Data Komposisi Biaya Bahan untuk Sabun Cuci Cream

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sabun cream skala home indstri yang kwalitas lebih baik dan harga lebih terjangkau diuraikan pada tabel 5.14. Tabel 5.14 Komposisi Bahan Pembuatan Sabun Cuci Cream No Nama Bahan Jumlah Harga Rp Total Biaya Rp 1 Dedocyl Benzene Sulfonat DDBS 1kg 35.000kg 35.000 2 NaOHCaustik soda 50 gram 12.000kg 600 3 STTP 100 gram 37.500kg 3750 4 CMC 200 gram 30.000kg 6000 5 Soda Ash 200 gram 8.500kg 1700 6 Pewarna Secukupnya 90.000kg 1000 7 Bibit parfum 10 cc 170.000liter 1700 8 Kaolin 50 gram 6.000kg 300 9 Water glass Silikat 300 gram 18.000kg 5400 10 Air panas+dingin 1liter : 5liter - - Jumlah Rp 55.450 Sumber : Hasil eksperiment di laboratorium 5.3.4.3. Data Komposisi untuk Sabun Cuci Cair Biaya produksi untuk pembuatan sabun cair skala industri rumah tangga dengan kapasitas produksi 10 liter per jam diuraikan pada tabel 5.15. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.15. Komposisi Biaya Bahan Pembuatan Sabun Cair No Nama Bahan Jumlah Harga Rp Total Biaya Rp 1 Texapon 10 500 gram 35.000kg 17500 2 Camperland 500 gram 34.000kg 17000 3 Parfum f ragrance aroma lemon 10 cc 170.000liter 1700 4 Propilen glikol 10 cc 28.000liter 280 5 Pewarna 200 gram 8.500kg 1700 6 Sodium Laurit sulfat 100 gram 60.000kg 6000 7 Asam sitrit 1 50 gram 16.000kg 800 8 EDTA 0,1 25 gram 135.000kg 3375 9 Air 8 liter - - Jumlah 48.355 Sumber: Hasil eksperiment

5.3.5. Produksi Sabun Cuci Batangan Skala Industri Rumah Tangga

Sabun cuci batangan merupakan sabun yang bahan bakunya adalah minyak dan NaOH. Sabun cuci ini merupakan jenis sabun keras karena menggunakan ion natrium. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sabun cuci batangan tersedia di toko-toko kimia, dan alat-alat yang dibutuhkan. Untuk peralatan tidak menggunakan mesin, cukup dengan ember untuk mengaduk, pengaduk, timbangan, bila produksi sudah banyak maka dibutuhkan mixer untuk mencampur.

5.3.5.1. Cara Membuat Sabun Cuci Batangan

1. Bahan-bahan Kimia Universitas Sumatera Utara Pembuatan sabun cuci batangan dalam skala Industri Rumah Tangga menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat diperoleh di toko-toko penjualan bahan kimia. Adapun komposisi bahan yang dibutuhkan untuk membuat sabun cuci batangan ukuran kapasitas industri rumah tangga diuraikan pada tabel 5.16. Tabel 5.16 Perincian Biaya Bahan Pembuatan Sabun Cuci Batangan Bahan Komposisi Harga Harga Komposisi CPO Crude Palm Oil 330 g Rp.8.295kg Rp.2.750 Aquadestair aqua cup 240 g Rp.3000gallon Rp.200 NaOHs teknis 75,5 g Rp.12.000kg Rp.900 Na 2 CO 3 p.a. 250 g Rp.4.500kg Rp.1.125 Minyak Kopra 170 gram Rp.4500kg Rp.750 Garam NaCl Garam dapur 10 gram Rp.2.000bks Rp.70 Sodium sulfatNa 2 SO 4 10 gram Rp.2.200kg Rp.22 Gliserin 50 gram Rp.13.000kg Rp.650 Alkohol 96 teknis 60 ml Rp.15.500ltr Rp.900 Pewana makanan Food Grade Secukupnya Rp.8.500kg Rp.500 Parfum 10 cc Rp.170.000ltr Rp.1.000 Jumlah Rp.8.867 Sumber :Hasil eksperiment Komposisi bahan diatas digunakan untuk 1 kali cetakan, yang dapat menghasilkan 5 batang sabun cuci. Sebagai perbandingan, harga sabun cuci batangan merk telepon dijual di grosir seharga Rp.2500,-batang. Perbandingan harga dari sabun cuci batangan merk telepon dan sabun cuci hasil industri rumah tangga diuraikan pada tabel 5.17. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.17.Perbandingan Harga Sabun Cuci Batangan Industri Rumah Tangga dan Sabun Merk Serimpi Sabun Cuci Merk Serimpi Sabun Cuci Home Industri batang : Rp2.500,- 5 batang : Rp8.867,- batang : Rp1.800 Sumber: Kilang sabun Sinar Morawa Prosedur pembuatan sabun cuci batangan adalah sebagai berikut; 1. Siapkan cetakan. Cetakan bisa apa saja. Bisa loyang yang diminyaki, baki plastik yang dilapisi plastik tipis atau pipa PVC yang diminyaki. Siapkan cetakan yang cukup untuk menampung semua hasil pembuatan sabun. 2. Timbang air dan NaOH, sesuai denganResep. Larutkan NaOH ke dalam air sejuk dingin Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan stainless steel, gelas pyrex atau plastik-poliproplen. Jangan menuangkan air ke NaOH KOH. Tuangkan NaOH KOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna keputihan. Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan didapatkan larutan yang jernih. 3. Timbang minyak Minyak Sawit dan Minyak kelapa kopra sesuai denganResep. 4. Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam wadah ember plastik. 5. Hati hati tuangkan larutan NaOH KOH ke dalam minyak. 6. Taruh kain di atas wadah untuk menghindari cipratan dan proses pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda. Hentikan mixer dan periksa sabun untuk melihat tahap trace. Trace adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses Universitas Sumatera Utara pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila di sentuh dengan sendok, maka beberap detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan “trace”. 7. Pada saat “trace” tadi anda bisa menambahkan parfum, pewarna atau zat aditif lainnya. Aduk beberapa detik kemudian hentikan putaran mixer. 8. Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera.

5.3.6. Produksi Sabun Cream Sabun colek Skala Industri Rumah Tangga

Sabun padat dan cream merupakan sabun yang dibuat dari asam lemak dan logam yang digaramkan. Logam yang digunakan biasanya dari jenis logam alkali, misalnya natrium dan kalium. Sabun cream merupakan salah satu jenis sabun keras. Sabun keras sendiri merupakan sabun yang mengandung ion natrium, karena dalam proses pembuatannya digunakan NaOHnatrium hidroksida soda api atau kaustik soda. NaOH merupakan basa yang lebih keras dari pada kalium hidroksida KOH. Daya pemutihnya sangat iritatif bersifat melukai terhadap kulit. Oleh karena itu, sabun jenis ini tidak cocok untuk membersihkan tubuh, kecuali bagian-bagian tertentu seperti telapak tangan yang memang berkulit lebih tebal. Bahan formula untuk membuat sabun cream dalam skala Industri Rumah Tangga dapat diperoleh di toko-toko penjualan bahan kimia. Membuat sabun Universitas Sumatera Utara Colek juga tidak membutuhkan modal besar, banyak peluang untuk buka usaha karena kegunaan nya yang banyak dan lebih hemat. Kwalitas sabun cream yang dibuat juga lebih baik dari yang terdapat di pasar. Untuk peralatan tidak menggunakan mesin, cukup dengan ember untuk mengaduk , pengaduk, timbangan, bila produksi sudah banyak maka dibutuhkan mixer untuk mencampur. Untuk hasil yang lebih baik, bisa menggunakan mixer low speed. Perbandingan harga jual sabun cuci di pasar, untuk jenis sabun cuci cream merek Ekonomi ukuran 150 gram dijual seharga Rp.1500 dan ukuran 400 gram seharga Rp.3500. Perincian biaya produksi untuk pembuatan sabun cream pada skala Home Industri Industri Rumah Tangga, dengan bahan baku yang digunakan adalah Dedocyl benzene sulfonat DDBS akan memberikan perbandingan harga yang sangat berbeda dengan harga sabun cream yang beredar di pasar.

5.3.6.1. Cara Membuat Sabun Cuci Cream

1. Bahan-bahan kimia Perincian bahan yang dibutuhkan untuk membuat 8 kg sabun cream berdasarkan prosedur eksperiment di laboratorium, dengan kwalitas yang lebih baik dan harga lebih terjangkau dapat dilihat pada tabel 5.18. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.18 Perincian Biaya Bahan Pembuatan Sabun Cuci Cream No Nama Bahan Jumlah Harga Rp Total Biaya Rp 1 Dedocyl Benzene Sulfonat 1kg 35.000kg 35.000 2 NaOHCaustik soda 50 gram 12.000kg 600 3 STTP 100 gram 37.500kg 3750 4 CMC 200 gram 30.000kg 6000 5 Soda Ash 200 gram 8.500kg 1700 6 Pewarna Secukupnya 90.000kg 1000 7 Bibit parfum 10 cc 170.000liter 1700 8 Kaolin 50 gram 6.000kg 300 9 Water glass Silikat 300 gram 18.000kg 5400 10 Air panas+dingin 1liter : 5liter - - Jumlah 55.450 Sumber: Hasil Eksperiment Prosedur pembuatan sabun colek untuk ukuran home industri berdasarkan komposisi bahan diatas dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Caostik soda, air dingin, bahan pewarna dicampur dan diaduk-aduk sampai merata. 2. Campurkan STTP dan air dingin, campuran ini terpisah dari campuran pertama tadi. Pengadukan agak lama karena STTP sulit larut. 3. Campuran ketiga sadalah Soda ash dan air diaduk sampai larut kemudian bubuhkan CMC sambil terus diaduk-aduk hingga menjadi seperti bubur agar-agar. 4. Campuran pertama dan kedua dicampurkan dan terus diaduk-aduk hingga merata, setelah merata masukkan campuran ketiga dan aduk terus. 5. Tuangkan DDBS pada campuran tersebut lalu diaduk, pengadukan harus tekun,teliti, dan sempurna. Selanjutnya ditambahkan kaolin dan water glass agar tampilan cairan cerah mengkilat. Oleh reaksi kimia cairan tersebut berubah menjadi cream. Universitas Sumatera Utara 6. Setelah cream menjadi dingin, bubuhkan parfum sambil diaduk agar wanginya merata ke seluruh cream yang di buat. 7. Sabun cream siap untuk dikemas dan dipakai. Berdasarkan hasil eksperimen, didapatkan perbandingan harga sabun cuci cream yang dibuat secara home industri dan sabun cuci yang beredar dipasaran seperti yang disajikan pada tabel 5.19. Tabel 5.19 Perbandingan Harga Sabun Cream Buatan dan Sabun Cream ber-Merk Sabun Cream buatan Harga Sabuncream Ekonomi Harga 8000 gram 8 kg 8000400 = 20 pack 8000150 = 53 pack 55.450 Pack 150 gram 1500 Pack 400 gram 3500 Sumber: Eksperimet di Laboratorium

5.3.7. Produksi Sabun Cuci Cair Skala Industri Rumah Tangga

Sabun cair merupakan sabun yang dibuat dari bahan dasar zat aktif permukaan ZAP. Jenis ZAP yang digunakan biasanya dari jenis anionik dan menghasilkan sabun dalam bentuk cair. Zat aktif yaitu dari zat aktif permukaan, zat aktif mengubah tegangan permukaan suatu larutan. Sifat-sifat khusus ZAP adalah pembasahan, daya busa, dan daya emulsi. Zat aktif permukaan anionik adalah zat aktif permukaan yang akan terionisasi dan membawa muatan negatif bila dilarutkan dalam air. Salah satu contohnya adalah Alkil Benzena Sulfonat. Senyawa ini memiliki rantai lurus panjang yang bercabang dan dibuat dengan mereaksikan parafin dan benzena. Beberapa sifatnya yang terpenting adalah tahan sadah karena tidak mengandung gugus karboksilat dan tahan sadah karena tidak mengandung gugus karboksilat Universitas Sumatera Utara dan tahan asam maupun alkali. Sebagai contoh misalnya alkil benzo natrium sulfonat.

5.3.7.1. Cara Membuat Sabun Cuci Cair 1. Bahan-Bahan

a. Texapon Nama merk dagang, nama kimia sodium lauril sulfat SLS. Merupakan surfaktan, berbentuk jel yang mempunyai berfungsi sebagai pengangkat kotoran. b. Sodium sulfat Na 2 SO 4 Berbentuk serbuk yang mempunyai berfungsi mempercepat pengangkatan kotoran dan sebagai pengental. c. Camperlan Berbentuknya cairan kental yang mempunyai fungsi sebagai pengental dan penambah busa menjadi gelembung-gelembung kecil. d. Asam sitrit Berbentuk serbuk yang mempunyai fungsi sebagai pengangkat lemak.

e. EDTA

Berbentuk serbuk mempunyai fungsi sebagai pengawet sabun cair.

f. Parfum

Merupakan bibit parfum untuk membuat sabun cair memberikan aroma tertentu sesuai selera dan meningkatkan daya tarik serta daya jual sabun. g. Propilin glikol Universitas Sumatera Utara Berbentuk cair dan berfunsi sebagai pengikat parfum, sehingga wangi harum tidak pudar.

h. Pewarna

Memberikan warna pada sabun cair, berasal dari pewarna alami, pewarna makanan dan pewarna textile. 2. Perincian Data Biaya Produksi Biaya produksi untuk pembuatan sabun cair skala industri rumah tangga dengan kapasitas produksi 10 liter per jam. Untuk pembuatan menggunakan 8 liter air diperoleh sabun total volume 10000 ml 10 liter. Adapun perincian biayanya dapat dilihat pada table 5.20. Tabel 5.20 Perincian Biaya Bahan Pembuatan Sabun Cair No Nama Bahan Jumlah Harga Rp Total Biaya Rp 1 Texapon 10 500 gram 35.000kg 17.500 2 Camperland 500 gram 34.000kg 17.000 3 Parfum f ragrance aroma lemon 10 cc 170.000liter 1.700 4 Propilen glikol 10 cc 28.000liter 280 5 Pewarna 200 gram 8.500kg 1.700 6 Sodium Laurit sulfat 100 gram 60.000kg 6.000 7 Asam sitrit 1 50 gram 16.000kg 800 8 EDTA 0,1 25 gram 135.000kg 3.375 9 Air 8 liter - - Jumlah 48.355 Sumber : Eksperimet di Laboratorium Prosedur pembuatan sabun cair berdasarkan komposisi bahan diatas adalah sebagai berikut: 1. Larutan A Universitas Sumatera Utara a. Dilarutkan Texapon dan sodim sulfat, dicampur dan diaduk rata sampai memutih. b. Ditambahkan air sedikit demi sedikit sampai 50 bagiannya. c. Ditambahkan camperlan kemudian diaduk rata. 2. Larutan B a. Dimasukkan zat warna ke sisa dari 20-30 air pada tempat lain, diaduk hingga terlarut sempurna. b. Ditambahkan sodium sulfat sedikit demi sedikit hingga terlihat mengental. c. Ditambahkan Propilin glikol, asam sitrit dan EDTA. d. Ditambah pewarna kemudian diaduk rata. e. Ditambahkan parfum. 3. Kedalam larutan zat warna B dimasukkan larutan induk A , sambil terus diaduk-aduk hingga diperoleh larutan homogeny. 4. Pengemasan sesuai kreatifitas Harga produksi untuk skala Home Industri adalah; - Biaya pembuatan 10 liter sabun cair adalah Rp.48.355 - Harga per liter adalah 4835liter Perbandingan harga jual sabun cair hasil home industri dengan yang dipasarkan dapat dilihat pada table 5.21. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21. Perbandingan Harga Sabun Cair Hasil Industri Rumah Tangga dan Sabun Cair Ber-Merk Produk Industri Rumah Tangga Produk Industri Merk Sunlight 10 liter = Rp48.355 1liter = Rp4.835 100ml = Rp 483,5 100 ml = Rp 1500 Sumber: Hasil Eksperiment

5.3.8. Biaya Operasional Untuk Pemasaran Skala Industri Rumah Tangga

Dalam memasarkan produk kepada masyarakat, yang paling penting adalah dalam hal perhitungan biaya produksi untuk mengetahui besarnya keuntungan produk itu dalam setiap kemasan atau per-liternya. Dibawah ini diuraikan biaya-biaya yang diperlukan dalam memasarkan produk yang dihasilkan oleh Industri rumah tangga antara lain: 1. Rumus biaya perliter atau perkemasan; Harga total bahan dibagi jumlah liter kemasan yang dihasilkan 2. Biaya kerja perliter atau kemasan 3. Biaya promosi, atau jika ingin promosi gratis bisa menggunakan facebook, twitter. 4. Biaya transportasi 5. Biaya pengemasan, contoh stiker dll 6. Biaya penggantian alat lama ke yang baru penyusutan alat Universitas Sumatera Utara

5.4. Data Observasi Konsumen

Untuk mengetahui data konsmen pengguna sabun, maka terlebih dahulu akan dilakukan analisa terhadap populasi yang akan menjadi pasar produk sabun cuci batangan, cream dan cair adalah sebagai berikut :

5.4.1. Segmentasi

Segmentasi pasar artinya membagi pasar yang heterogen menjadi beberapa kelompok pembeli menjadi homogen yang berbeda yang membutuhkan produk. Beberapa segmentasi pasar produk sabun adalah : 1. Segmentasi berdasarkan Geografik terdiri atas: a. Bangsa : Indonesia b. Propinsi : Sumatera Utara c. Kota : Medan d. Alamat : Komplek Perumahan Tanjung Selamat Kec. Medan Selamat 2. Segmentasi berdasarkan Demografik terdiri atas: a. Umur : 25 keatas b. Jenis Kelamin : Wanita c. Pekerjaan : Tidak terbatas d. Pendidikan : Tidak terbatas e. Agama : Tidak terbatas f. Ras : Tidak terbatas 6. Segmentasi berasarkan psikografik terdiri atas: Universitas Sumatera Utara a. Kelas sosial : Mulai dari rendah, menengah hingga ke atas b. Gaya hidup : Rendah, Menengah dan mewah

5.4.2. Targetting

Targetting adalah suatu kegiatan dalam mengevaluasi dan membandingkan kelompok yang sudah teridentifikasi untuk kemudian dipilih satu atau beberapa yang memiliki potensi tertinggi. Setelah segmentasi pasar selesai dilakukan, maka terdapat segmen yang dianggap potensial atau yang menjadi target pasar targetting untuk penjualan produk kunci pas, yakni : 1. Daerah Sasaran : Komplek Perumahan Tanjung Selamat Kec.MedanSelamat 2. Konsumen : Ibu Rumah tangga Perumahan Waikiki Tanjung Selamat 3. Kelas sosial : Mulai dari rendah, menengah hingga atas

5.4.3. Positioning

Positioning adalah suatu strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan differents, keuntungan advantages, manfaat benefit yang membuat konsumen selalu ingat dengan suatu produk. Jadi untuk positioning produk sabun ini ada tahap identifikasi target, dalam hal ini yang menjadi target utama adalah penduduk Perumahan Tanjung Selamat sebanyak 84 orang dan mengetahui alasan Ibu-ibu rumah tangga dalam memilih sabun cuci kemudian membuat rekapitulasi dari observasi dalam suatu check list. Universitas Sumatera Utara

5.4.4. Penentuan Jumlah Sampel Dalam penentuan jumlah sampel, rumus yang digunakan adalah Rumus

slovin dengan tingkat ketelitian 5 . Populasi yang diambil adalah Ibu Rumah Tangga penduduk Komplek Perumahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Selamat berdasarkan jumlah Kepala Keluarga KK. Sehingga jumlah sampel yang akan diteliti atau jumlah kuisioner yang akan disebar adalah : 2 1 Ne N n + ≥ 2 05 , 84 1 84 + ≥ n 21 , 1 84 + ≥ n 70 42 , 69 ≈ ≥ n Jumlah Sampel Dimana : n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = Persentase Kelonggaran Penelitian tingkat ketelitian Adapun Ibu rumah tangga di komplek ini berasal dari latar belakang dengan pekerjaan yang berbeda-beda. Ibu rumah tangga disini berperan sebagai pembeli dan pemakai. Pembelian dilakukan berdasarkan kebutuhan sehari-hari sehingga ibu rumah tangga langsung bertransaksi di grosir ataupun pusat perbelanjaan dengan pembeli. Diasumsikan pembeli tidak menggunakan kartu kredit. Universitas Sumatera Utara

5.5. Transisi Probability Terhadap Sabun Cuci Batangan, Cream dan Cair

5.5.1. Data Pemilihan Produk Sabun Cuci

Pada penelitian ini, data konsumen pengguna sabun cuci dihasilkan dari hasil observasi kepada responden di perumahan Tanjung Selamat terhadap pilihan mereka untuk memakai dan membeli sabun cuci yaitu sabun batangan, cream dan cair. Penyebaran kuisioner terbuka dilakukan untuk mengetahui variabel yang menjadi alasan dari pemilihan sabun cuci. Kuisioner terbuka dilampirkan pada lampiran L-13. Dari hasil kuisioner terbuka disusun dan dibuat lembar pengamatan dengan membatasi 5 variabel yg menjadi alasan terbanyak dari konsumen data pada lampiran L-14. Pengamatan dan interview dilakukan sebanyak dua kali periode, untuk melihat tingkat peralihan pemakaian sabun cuci. Konsumen dapat merasa jenuh dengan produk atau jasa yang monoton, sehingga selalu mencari hal-hal yang baru tetapi didukung oleh produk atau jasa yang lebih baik. Diduga setelah 4 bulan itu terjadi peralihan dari pengguna sabun cuci, karena adanya kemungkinan kejenuhan. Dari hasil lembar pengamatan yang dilakukan, diperoleh data bahwa produk sabun yang dipilih dan digunakan oleh responden adalah seperti tabel 5.22 dan tabel 5.23. Tabel 5.22 Jumlah Responden Periode Bulan Februari 2012 No Sabun Jumlah Responden Proporsi 1 Batangan 25 35,71 2 Cream 24 34,29 3 Cair 21 30 Jumlah 70 100 Sumber: Observasi Universitas Sumatera Utara Tabel 5.23 Jumlah Responden Periode Bulan Juni 2012 No Sabun Jumlah Responden Proporsi 1 Cream 27 38,57 2 Batangan 21 30 3 Cair 22 31,43 Jumlah 70 100 Sumber: Observasi Dari tabel 5.22 untuk periode bulan Februari terlihat bahwa produk sabun yang paling banyak digunakan responden adalah sabun batangan 35,71, cream 34,29 dan cair 30, sedangkan tabel 5.23 terlihat terjadi pertukaran pilihan penggunaan sabun, bahwa produk yang paling banyak dipilih digunakan responden adalah cream 38,57, batangan 30 dan Cair 31,43. Dari wawancara kuisioner dengan menggunakan check list, diperoleh data bahwa alasan-alasan konsumen menggunakanmemilih sabun cuci. Alasan yang dikemukakan oleh responden dalam memilih produk sabun saat ini disajikan dalam tabel 5.24. Tabel 5.24 Alasan Responden Memilih Produk Sabun Cuci No Alasan Memilih Produk Sabun Cream Batangan Cair 1 Mencuci bersih 7 6 3 2 Harga ekonomis 4 5 6 3 Lembut di tangan 3 10 4 Ketersediaan produk 9 2 3 5 Praktis untuk semua cucian 4 8 Total 27 21 22 Sumber : Kuisioner pengamatan Universitas Sumatera Utara Dalam Tabel 5.24 dapat diketahui bahwa responden banyak menggunakan sabun cream karena faktor ketersediaan produk untuk mudah diperoleh dibeli, mencuci bersih dan praktis untuk semua cucian. Sabun batangan dipilih karena praktis untuk semua cucian, mencuci bersih dan harga terjangkau dalam pemakaiannya. Sabun cair dipilih karena lembut ditangan dan harga terjangkau. Selanjutnya masing-masing perolehan pangsa pasar awal dari masing-masing produk sabun akan disajikan dalam tabel 5.25. Tabel 5.25 Pangsa Pasar Pada Periode Juni 2012 No Produk Sabun Pengguna Periode Juni 2012 Market Share 1 Cream 27 38,57 2 Batangan 21 30 3 Cair 22 31,43 Total 70 100 Sumber: Kuisioner Pengamatan Sabun cream mamiliki pangsa pasar market share awal dengan pemilihan oleh responden sebesar 27 responden atau 38,57. Data diatas dijadikan sebagai pangsa pasar awal sebagai acuan untuk mempertimbangkan perhitungan selanjutnya.

5.5.2. Matriks Aljabar Primer

Bertitik tolak dari pengumpulan data yang telah dilakukan, maka tabel 5.23 berikut ini akan digunakan untuk menggambarkan perolehan pemilihan produk pada periode awal serta pola perpindahan antar masing-masing produk sabun yang dijadikan objek penelitian, yang dalam hal ini adalah batangan, cream Universitas Sumatera Utara dan cair. Data dalam tabel tersebut dihitung berdasarkan perolehan pasar pada periode pemilihan produk pada waktu t dan pada waktu t+1, dimana dalam penelitian ini digunakan perolehan pemilihan produk sabun pada bulan Februari dan Juni, seperti disajikan pada tabel 5.26. Tabel 5.26 Jumlah Responden Pengguna Sabun Cuci untuk Periode Februari dan Juni No Produk Sabun Pengguna Periode Februari Perolehan Kehilangan Pengguna Periode Juni 1 Cream 25 18 15 27 2 Batangan 24 7 11 21 3 Cair 21 13 12 22 Total 70 38 38 70 Sumber: Rekapitulasi Check list Dari data lembar pengamatan yang telah diperoleh, didapat hasil perpindahan pemakaian konsumen terhadap produk sabun selama periode bulan Februari dan bulan Juni, dapat dibuat suatu matriks aljabar primer seperti tabel 5.27. Tabel 5.27 Pola Perpindahan Konsumen Sabun Cuci Produk Konsumen Feb’2012 Berkurang ke Produk Bertambah dari Produk Konsumen Juni 2012 Cream Batang Cair Cream Batang Cair Cream 25 6 9 7 11 27 Batang 24 7 4 6 1 21 Cair 21 11 1 9 4 22 Total 70 70 Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa konsumen pengguna sabun Cream pada bulan Februari, beralih ke sabun cuci batangan sebanyak 6 orang, beralih ke sabun cuci cair sebanyak 9 orang, dan yang konsumen yang loyal pada sabun cuci cream adalah sebanyak 10 orang. Demikian juga untuk konsumen pengguna sabun cuci batangan, dan sabun cuci cair, dengan cara yang sama dapat diketahui jumlah konsumen yang loyal ataupun yang beralih ke produk sabun cuci lain. Matriks diatas dapat dihitung besarnya pangsa pasar yang dicapai oleh masing-masing produk sabun untuk periode awal pembelian yaitu dengan menghitung hasil bagi antara jumlah pemakai masing-masing merek dengan total pemakai sabun deterjen dikalikan 100. Formulasinya adalah sebagai berikut: Pi = NiNtotal x 100 Misalnya untuk produk sabun cream, perolehan pasarnya : Pcream = NcreamNtotal x 100 = 2570 x 100 = 35,71 Hal yang sama berlaku juga untuk jenis produk yang lain, sehingga didapatkan tabel perolehan pasar periode awal untuk masing-masing sabun cuci sebagai berikut. Perhitungan pangsa pasar periode bulan Februari dan Juni 2012. Rekapitulasi hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 5.28. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.28 Nilai Pangsa Pasar Produk Sabun Pangsa Pasar Periode Bulan Feb’ Periode Bulan Juni Cream 35,71 38,57 Batangan 34,29 30 Cair 30 31,43

5.5.3. Matriks Transisi Probability

Menentukan probabilitas dapat dilakukan dengan membagi jumlah konsumen yang tetap dikuasai dalam periode dalam periode pengamatan dengan jumlah konsumen pada awal periode pembelian. Keadaan transisi ini merupakan suatu proses random dan dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Probabilitas ini dikenal sebagai probabilitas transisi. Probabilitas ini digunakan untuk menentukan probabilitas keadaan atau periode berikutnya atau menentukan berapa persentase pelanggan akan berpindah pada periode berikutnya. Misal Cream = X, Batangan=Y, dan Cair=Z Matriks probabilitas transisi atau matriks peluang peralihan digunakan untuk menghitung probabilitas loyalitas dari sabun cuci dan juga probabilitas dari kehilangan konsumen yang berpindah ke sabun cuci lain. Perhitungan matriks transition probabilitas dari masing-masing state dapat dilihat pada tabel 5.29. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.29 Perhitungan Matriks Transisi Probabilitas SABUN Cream Batangan Cair 400 , 25 15 25 = − = X 2917 , 24 7 = = Y 5239 , 21 11 = = Z 2400 , 25 6 = = X 5417 , 24 11 24 = − = Y 0476 , 21 1 = = Z 3600 , 25 9 = = X 1666 , 24 4 = = Y 4285 , 21 12 21 = − = Z Berdasarkan data pada tabel diatas maka diperoleh sebuah matriks transisi satu langkah dengan produk sabun sebagai state spacenya {1, 2 , 3}, sehingga matriks probabilitas transisi P dapat disusun :           4285 , 1666 , 3600 , 0476 , 5417 , 2400 , 5239 , 2917 , 4000 , Dari matriks diatas diketahui transition probabilities peluang peralihan yang paling tinggi dari sabun cuci diperoleh sabun cuci batangan sebesar 0,5417, diikuti sabun cuci cair sebesar 0,5239 dan sabun cuci cream 0,4000.

5.5.4. Kondisi Steady State

Kondisi steady state atau kondisi kemantapan, keadaan dimana masing- masing perusahaan tidak mengubah probabilitas dari produk yang dihasilkan terhadap para pesaing. Perhitungan probabilitas steady state pada masing-masing Universitas Sumatera Utara produk dilakukan dengan cara mengalihkan matriks probabilitas transisional dengan matriks pangsa pasar sebagai berikut: Dari perhitungan sebelumnya, didapatkan nilai pangsa pasar awal untuk masing- masing produk sabun yaitu : - Perolehan pangsa pasar sabun cream = 35,71 = 0,3571 - Perolehan pangsa pasar sabun batangan = 34,29=0,3429 - Perolehan pangsa pasar sabun cair = 30 = 0,3 Selanjutnya dari perotehan- pasar masing-masing merek tersebut dapat disusun matriks perolehan pasar awal A yang berukuran 1x3 sebagai berikut: A = 0,3571 0,3429 0,3000 a. Perhitungan untuk periode pertama Perolehan pasar yang diharapkan untuk periode pertama diperoleh melalui pengalian matriks perolehan pasar dalam periode awal A dengan matriks probabilitas transisi P. A 1 = A x P           4285 , 1666 , 3600 , 0476 , 5417 , 2400 , 5239 , 2917 , 4000 ,           3000 , 3429 , 3571 ,           = 3142 , 2857 , 4000 , A 1 = 0,4000 0,2857 0,3142 Nilai-nilai yang ada pada A l merupakan nilai estimasi pangsa pasar periode pertama untuk masing-masing sabun cuci yaitu: sabun cream 40, sabun batangan 28,57 dan sabun cair 31,42. b. Perhitungan untuk periode Kedua Universitas Sumatera Utara Perolehan pasar untuk periode 2 dapat ditentukan melalui prosedur yang sama dengan pada periode 1, yaitu : A 2 = A 1 x P           4285 , 1666 , 3600 , 0476 , 5417 , 2400 , 5239 , 2917 , 4000 ,           3142 , 2857 , 4000 ,           = 3263 , 2657 , 4080 , Kondisi kemantapan steady state adalah kondisi pada suatu periode tertentu dimana matriks A matriks perolehan pasar sudah tidak lagi berubah dan waktu ke waktu. Pada kondisi ini, matriks perolehan pasar sudah mencapai kondisi tetapequilibrium. Dalam kasus penelitian ini kondisi kemantapan berarti kondisi dimana sudah tidak bisa lagi merubah perolehan pasar dengan asumsi dasar bahwa semua keadaan yang mempengaruhi estimasi pangsa pasar adalah sama dengan kondisi pada waktu awal periode. Kondisi kemantapan akan tercapai bila : A n = A n+1 . Dengan demikian untuk mencari kondisi steady state pangsa pasar produk sabun, maka harus dihitung semua matriks A tiap periode sampai kondisi A n = A n+1 tercapai. Keadaan steady state adalah keadaan keseimbangan setelah proses berjalan selama beberapa periode. Probabilitas pada keadaan ini disebut probabilitas steady state yang nilainya tetap. Apabila keadaan steady state terjadi, maka probabilitas status periode i akan sama dengan probabilitas pada status berikutnya i +1. Universitas Sumatera Utara Untuk menghitung matriks A n digunakan rumus yang sama dengan cara perhitungan seperti yang telah dicontohkan diatas. Untuk mempermudah perhitungan digunakan bantuan software QSB+. Dengan menggunakan software QSB+ diperoleh hasil estimasi perolehan pasar pada kondisi steady state, dapat dilihat pada tabel 5.30. Tabel 5.30. Estimasi Perolehan Pasar Hingga Kondisi Steady State Untuk Sabun Cuci Periode Estimasi Perolehan Pasar x100 Cream Batangan Cair 0,3571 0,3429 0,3000 1 0,4000 0,2857 0,3142 2 0,4080 0,2657 0,3263 3 0,4116 0,2574 0,3310 4 0,4131 0,2540 0,3329 5 0,4137 0,2526 0,3337 6 0,4140 0,2520 0,3340 7 0,4141 0,2518 0,3341 8 0,4141 0,2517 0,3342 9 0,4142 0,2516 0,3342 10 0,4142 0,2516 0,3342 11 0,4142 0,2516 0,3342 12 0,4142 0,2516 0,3342 13 0,4142 0,2516 0,3342 14 0,4142 0,2516 0,3342 Sumber: Data diolah software Dari tabel perolehan pasar tersebut terlihat bahwa kondisi steady state kemantapan tercapai setelah periode 14, dimana syarat A n = A n+i telah terpenuhi. Hal ini berarti pada pefiode ke-14 terjadi kemantapan perolehan pasar Universitas Sumatera Utara sabun cuci batangan, cream dan cair, dengan asumsi dasar bahwa kondisikeadaan yang ada pada saat itu sama dengan kondisikeadaan pada petiode awal. Keadaan transisi adalah perubahan dari suatu state keadaan ke state lainnya pada periode berikutnya. Keadaan transisi ini merupakan suatu proses random dan dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Probabilitas ini dikenal sebagai probabilitas transisi. Probabilitas ini dapat digunakan untuk menentukan probabilitas keadaan atau periode berikutnya. Hasil pengolahan data dapat dilakukan perbandingan besarnya pangsa pasar masing-masing sabun cuci pada periode Februari-Juni 2012 dengan pangsa pasar pada kondisi steady state. Perbandingan besarnya pangsa pasar dapat dilihat pada tabel 5.31. Tabel 5.31. Perbandingan Pangsa Pasar Sabun Persentase Pangsa Pasar Awal Pangsa Pasar Kondisi Steady state Cream 34,29 41,42 Batangan 35,71 25,16 Cair 30 33,42 Sumber: Data perhitungan Tabel 5.31 menunjukkan adanya perubahan pangsa pasar produk sabun karena adanya peralihan produk pada periode-periode tertentu. Dari prediksi pangsa yang dilakukan dengan menggunakan software Qs didapat pada kondisi steady state sabun cream menjadi pemimpin pasar dengan persentase 41,42 dari pangsa pasar, hal ini bisa terjadi dikarenakan harga yang sesuai dengan produk. Pada kondisi steady state, pangsa pasar sabun batangan berkurang dari persentase Universitas Sumatera Utara awal sebesar 35,71 menjadi 25,16, hal ini terjadi mungkin karena harga produk yang tidak sesuai dengan produk dan sabun cair juga mengalami peningkatan pangsa pasar dari 30, pada kondisi kemantapan menjadi 33,42. Universitas Sumatera Utara BAB VI ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

6.1 Analisis Biaya Produksi

Pada bagian ini akan dilakukan analisis biaya produksi untuk penetapan harga pokok produksi, berdasarkan pengamatan di perusahaan dan perlakuan eksperiment menggunakan metode Activity Based Costing.

6.1.1. Analisis Biaya Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong

Biaya bahan baku dan bahan tambahan merupakan biaya produksi langsung. Biaya untuk bahan baku yang dikeluarkan perusahaan lebih banyak dibandingkan dengan biaya bahan baku dari hasil eksperiment. Biaya bahan baku pembuatan sabun cuci batangan di perusahaan sebesar Rp208.320.000,- dan biaya bahan baku yang dihitung berdasarkan hasil eksperimen sebesar Rp156.816.000,-. Dari perbandingan biaya itu terdapat kerugian yang sangat besar pada perusahaan sebesar Rp51.504.000,-. Hasil perhitungan besarnya biaya bahan pada pembuatan sabun cuci batangan berdasarkan eksperiment yang kemudian diterapkan pada skala pabrik, dimana total pembebanan biaya bahan langsung dihitung dengan metode Activity Based Costing sebesar Rp.269.536.700,- dengan perincian biaya bahan baku untuk pembuatan sabun batangan sebesar Rp.156.816.000, biaya bahan tambahan sebesar Rp. 111.445.700 dan biaya bahan penolong sebesar Rp. 1.275.000. Sedangkan berdasarkan biaya pembuatan di Perusahaan Kilang Sabun Sinar Universitas Sumatera Utara Morawa total biaya bahan sebesar Rp263.690.000,- dengan perincian dapat dilihat pada table 5.13. Bahan baku yang dipakai adalah CPO Crude Palm Oil dan NaOH, bahan tambahan terdiri dari Na 2 SO 4 , Na 2 CO 3 , Gliserin, minyak kelapa, alkohol, NaCl, pewarna, parfum, kardus, plastik pelapis packing, kertas packing, lem, kertas merek, lakban putih. Sedangkan bahan penolong terdiri dari air sumur bor, bahan bakar minyak tanah dan solar. Sedangkan pada perusahaan Kilang Sabun Sinar Morawa bahan tambahannya hanya menggunakan Na 2 SO 4 , minyak kelapa, pewarna dan parfum.

6.1.2. Analisis Pembebanan Biaya Tenaga Kerja Langsung

Hasil pembebanan biaya tenaga kerja langsung berdasarkan metode Activity Based Costing untuk pembuatan sabun batangan adalah sebesar Rp.16.380.000,-. Penambahan aktivitas atau pekerjaan pada tenaga kerja tidak mengalami penambahan untuk biaya tenaga kerja langsung. Tenaga kerja langsung dibebankan pada aktivitas yang dilakukan oleh setiap operator atau tenaga kerja tersebut pada bulan tersebut. Operator disetiap stasiun kerja, ikut bertanggung jawab terhadap stasiun kerja yang lain.

6.1.3. Analisis Pembebanan Listrik

Listrik yang dipakai yang bersumber dari PT.PLN adalah jenis biaya langsung dikarenakan penggunanaannya untuk sumber tenaga mesin-mesin produksi. Metode pembebanan biaya listrik dengan metode Activity Based Costing , pembebanan biaya didasarkan kepada pemakaian lsitrik yang dihitung Universitas Sumatera Utara berdasarkan beban KVA setiap mesin, jam pemakaian, dan faktor kerja. Hasil perhitungan dengan metode Activity Based Costing biaya beban listrik sebesar Rp.2.608.461 dan biaya listrik untuk keperluan penerangan, dan peralatan kantor sebesar Rp. 536.539. 6.2. Analisis Pembebanan Biaya Produksi Tidak Langsung 6.2.1. Analisis Pembebanan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung ini meliputi gaji kepala produksi, HRD, sales, supir dan kernet. Prosedur pembebanan biaya tenaga kerja tidak langsung dibebankan langsung ke produk namun jumlahnya tidak ada hubungan korelasi terhadap jumlah suatu produksi dan besarnya tetap perbulannya. Besarnya biaya tenaga kerja tidak langsung pada metode Activity Based Costing yaitu Rp.11.020.000, dengan perincian gaji kepala produksi Rp.3.500.000, gaji HRD Rp.2.000.000, gaji sales 2 orang Rp.3.000.000 dan supir sebesar Rp.1.260.000, dan kernet sebesar Rp.1.260.000.

6.2.2. Analisis Pembebanan Biaya Penyusutan

Pembebanan biaya depresiasi penyusutan metode Activity Based Costing System untuk pembuatan sabun batangan disajikan pada table 6.1. Tabel 6.1. Biaya Penyusutan No. Jenis Depresiasi Total Biaya Rp 1 Bangunan dan instalasi saluran air 850.000 2 Depresiasi Mesin dan pompa 295.540 3 Depresiasi Sumur Bor sanyo, tangki air 215.000 4 Tangki CPO dan tangki larutan Kimia 160.050 5 Inventaris kecil 41.700 6 Transportasi 800.000 Total 2.362.290 Universitas Sumatera Utara Penyusutan yang terjadi pada perusahaan terlihat dari bangunan dan peralatan yang semakin tua dan memerlukan perbaikan dan pergantian peralatan. Pengurangan nilai barang ini terjadi akibat penggunaannya dalam proses produksi.

6.2.3. Analisis Pembebanan Biaya Reparasi dan Perawatan

Prosedur pembebanan biaya reparasi dan perawatan yaitu dibebankan langsung ke produk berdasarkan jumlah suatu produksi. Biaya reparasi dan perawatan dilakukan pihak pemilik perusahaan dibantu dengan kernet. Perusahaan mengeluarkan biaya reparasi untuk bulan Juni sebesar Rp.300.000 yang diberikan sebagai upah tambahan kernet yang membantu proses perawatan atau perbaikan. Namun tidak menutup kemungkinan jika mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga perusahaan mengharuskan mendatangkan mekanik dari luar sehingga besarnya biaya reparasi dan perawatan nantinya akan lebih besar.

6.2.4. Analisis Pembebanan Biaya Pembelian Suku Cadang

Prosedur pembebanan biaya pembelian suku cadang dibebankan langsung ke produk berdasarkan jumlah suatu produksi. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian suku cadang pada bulan Juni 2012 adalah sebesar Rp.180.000 Pembelian suku cadang mesin dan peralatan pada bulan Juni 2012 dapat dilihat pada Tabel 6.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.2 Biaya Pembelian Suku Cadang Bulan Juni 2012 No Keterangan Banyak Unit Harga Satuan Rp Total Biaya Rp 1 Kawat Pemotong 10 4000 40.000 2 Baut Penahan Cetakan 20 7000 140.000 Jumlah 180.000 Sumber: Kilang Sabun Sinar Morawa

6.2.5. Analisis Pembebanan Pelumas

Prosedur pembebanan minyak solar yaitu langsung ke produk berdasarkan jumlah suatu produksi. Minyak pelumas digunakan untuk mobil transportasi operasional dan beberapa mesin pabrik. Besarya pembebanan minyak pelumas bulan Juni 2012 adalah sebesar Rp.520.000,-

6.3. Analisis Perbandingan Profitabilitas

Analisis profitabilitas dilakukan atas pembebanan biaya dengan metode Activity Based Costing , dengan ukuran profitabilitas yang dipakai adalah Gross Profit Margin. 100 arg Pr x Sales ing Manufactur CostofGood Sales in ofitM Gross − = Gross Profit Margin ini menyatakan kemampuan suatu produk untuk menghasilkan laba kotor. Ukuran profotabilitas ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kontribusi tiap produksi. Perusahaan menetapkan harga sabun batanganbatang dengan ukuran timbangan 275 gram adalah Rp.1800, sedangkan harga pokok produksi secara Universitas Sumatera Utara ABC dihasilkan harga per batang adalah Rp.1039, dari 1 kg bisa dihasilkan sabun batangan sebanyak 2 1 3 batang. Harga 2 1 3 batang berkisar Rp.3742,-. Sedangkan untuk skala pabrik pengolahan sebanyak 8 kali setiap bulannya menghasilkan 288.000 batang sabun cuci. Perbandingan harga dari harga yang ditetapkan perusahaan dan harga dari pokok produksi dengan ABC yaitu: - 288.000 x Rp.1800 = Rp.518.400.000 100 000 . 400 . 518 4 307.836.45 000 . 400 . 518 arg Pr x in ofitM Gross − = 62 , 40 arg Pr = in ofitM Gross - 288.000 x Rp.1039 = Rp.299.232.000 100 000 . 232 . 299 4 307.836.45 000 . 232 . 299 arg Pr x in ofitM Gross − = 028 , arg Pr − = in ofitM Gross

6.3.1. Kontribusi Penetapan Biaya Berdasarkan Activity Based Costing dalam Penentuan Harga Jual

Kebijakan harga jual yang tepat akan meningkatkan penjualan perusahaan. Harga jual produk sebaiknya lebih rendah dari pesaing lain namun kualitas produk yang dihasilkan lebih baik. Dalam menentukan kebijakan harga, perusahaan perlu mengetahui dengan tepat berapa biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Harga merupakan fungsi dari biaya. Harga jual suatu produk ditentukan berdasarkan informasi besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Informasi biaya yang tidak akurat akan menyebabkan manajemen perusahaan melakukan kebijakan harga yang tidak Universitas Sumatera Utara tepat. Kesalahan penentuan harga jual produk akan mempengaruhi profitabilitas dan daya saing perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan selama ini menganggap bahwa biaya produk lebih ditentukan oleh biaya bahan baku dan biaya - biaya lainnya dianggap kecil sehingga dibebankan secara merata ke produk. Dari penelitian yang dilakukan terlihat bahwa cara pembebanan yang dilakukan perusahaan selama ini akan menyebabkan produk sabun cuci batangan akan mengalami overcosting karena mendapat alokasi biaya yang lebih tinggi dari yang seharusnya. Kebijakan harga didasarkan dengan sistem lama ini tidak akan mendukung upaya peningkatan efesiensi perusahaan. Oleh karenanya pada kondisi persaingan yang semakin meningkat cepat perubahan yang terjadi, perusahaan dirasa perlu untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat melalui sistem penetapan biaya berdasarkan aktivitas. Tujuan dari ini semua untuk meningkatkan daya saing perusahaan untuk menghadapi pasar bebas yang akan datang melalui penetapan harga jual produk yang lebih kompetitif.

6.4. Analisis Produksi Sabun Batangan

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan sabun cuci batangan adalah minyak sawit dengan alkali NaOH. Formula dalam pembuatan sabun harus sesuai, karena sabun bisa tidak terbentuk. Karaktersitik yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan dasar sabun antara lain: - Warna Universitas Sumatera Utara Lemak dan minyak yang berwarna terang merupakan minyak yang bagus untuk digunakan sebagai bahan pembuatan sabun. - Angka Saponifikasi Angka saponifikasi adalah angka yang terdapat pada milligram NaOH yang digunakan dalam proses saponifikasi sempurna pada satu gram minyak. Angka saponifikasi digunakan untuk menghitung alkali yang dibutuhkan dalam saponifikasi secara sempurna pada lemak atau minyak. - Bilangan Iod Bilangan iod digunakan untuk menghitung katidak jenuhan minyak atau lemak, semakin besar angka iod, maka asam lemak tersebut semakin tidak jenuh. Dalam pencampurannya, bilangan iod menjadi sangat penting yaitu untuk mengidentifikasi ketahanan sabun pada suhu tertentu. Saponifikasi adalah proses yang terjadi ketika minyak atau lemak dicampur dengan NaOH lye. Setelah larutan terbentuk, NaOH lye dan minyak membentuk senyawa baru yang di sebut Sabun dan Gliserin, dengan komposisi Sabun 75 dan Gliserin 25. Jika formula yang dipakai dalam pembuatan sabun tersebut tepat, maka hasilnya akhir dari proses tersebut sabun tidak mengandung NaOH lagi free alkali. Maka kesimpulannya adalah NaOH tetap diperlukan dalam proses pembuatan sabun.

6.5. Analisis Produksi Sabun Cuci Cream