Pengenalan Sabun Proses Saponifikasi

3. Penyabunan Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada

trigliserida . Bila penyabunan telah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan kemudian gliserol dipulihkan dengan penyulingan. 4. Enzimatis Enzim yang dapat menguraikan lemak atau minyak dan akan menyebabkan minyak tersebut menjadi tengik, ketengikan itu disebut “Enzimatic rancidity” Lipase yang bekerja memecah lemak menjadigliserol dan asam lemak serta menyebabkan minyak berwarna gelap. Enzim peroksida membantu proses oksidasi minyak sehingga menghasilkan keton. 5. Oksidasi Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik kepada minyak atau lemak “Oxidative rancidity”. 6. Hidrogenasi Proses Hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai dari karbon asam lemak pada lemak atau minyak. Setelah proses Hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan penyaringan. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhan.

3.2.2. Pengenalan Sabun

Sabun merupakan bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxylic Universitas Sumatera Utara yang panjang. Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida NaOH dan alkali yang biasa digunakan pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida KOH. Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah misalnya NaOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam alkali Na sabun. Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah gliserol. Selain C 12 dan C 16 , sabun juga disusun oleh gugus asam karboksilat .Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya. Kandungan zat zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis sabun. Zat zat tersebut dapat menimbulkan efek baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Oleh karena itu, konsumen perlu memperhatikan kualitas sabun dengan teliti sebelum membeli dan menggunakannya. Sabun merupakan komoditi hasil olahan minyak kelapa sawit yang popular yang berfungsi sebagai zat yang mampu membersihkan dan mengangkat benda asing. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya.

3.2.3. Proses Saponifikasi

Saponifikasi pada dasarnya adalah proses pembuatan sabun yang berlangsung dengan mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida dengan alkali yang menghasilkan gliserol dan garam karboksilat sejenis sabun. Sabun Universitas Sumatera Utara merupakan garam natrium yang mempunyai rangkaian karbon yang panjang. Reaksi saponifikasi tripalmitin trigliserida dapat dilihat pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Reaksi Saponifikasi Trigliserida Selain dari reaksi diatas sabun juga bisa dihasilkan dari reaksi netralisasi Fatty Acid FFA, namun disini hanya didapat sabun tanpa adanya gliserin Glycerol, karena saat proses pembuatan Fatty Acid, glycerol sudah dipisahkan tersendiri. Adapun reaksi saponifikasi asam lemak dapat dilihat pada gambar 3.4. Gambar 3.4 Reaksi Saponifikasi Asam Lemak Selain dari minyak atau lemak dan NaOH pada pembuatan sabun dipergunakan bahan-bahan tambahan sebagai berikut: a. Cairan pengisi seperti tepung tapioka, gapleh dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara b. Zat pewarna c. Parfum, agar baunya wangi. d. Zat pemutih, misal natrium sulfat Prinsip utama kerja sabun ialah gaya tarik antara molekul kotoran, sabun, dan air. Kotoran yang menempel pada tangan manusia umumnya berupa lemak. Untuk mempermudah penjelasan, mari kita tinjau minyak goreng sebagai contoh. Minyak goreng mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh yang ada pada minyak goreng umumnya terdiri dari asam miristat, asam palmitat, asam laurat , dan asam kaprat. Asam lemak tidak jenuh dalam minyak goreng adalah asam oleat, asam linoleat, dan asam linolena.

3.2.4. Penentuan Kualitas Sabun Cuci Batangan