3.10.2. Analisis Terhadap Pesaing
Untuk menyiapkan strategi pemasaran yang efektif, perusahaan harus memperhatikan pesaing selain juga pelanggan aktual dan potensinya. Ini terutama
penting di pasar yang pertumbuhannya lamban karena penjualan hanya dapat ditingkatkan dengan merebutnya dari pesaing. Pesaing suatu perusahaan meliputi
mereka yang berusaha memuaskan pelanggan dan kebutuhan pelanggan yang sama dan menyediakan penawaran yang serupa kepada pelanggan itu.
Strategi pemasaran bisa digolongkan atas dasarpangsa pasar yang diperoleh suatu perusahaan, maka terbagi atas 4 kelompok, yaitu :
1. Market Leader, disebut pimpinan pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 40 atau lebih.
2. Market Chalengger, disebut penantang pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 30.
3. Market Follower, disebut pengikut pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 20.
4. Market Nitcher, disebut juga penggarap relung pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 10 atau kurang.
3.11. Penetrasi Pasar
22
Penetrasi pasar market penetration adalah upaya untuk meningkatkan penjualan produk- produk perusahaan yang telah ada saat ini dalam pasar saat ini,
bisa jadi melalui bauran pemasaran yang lebih agresif. Perusahaan bisa mencoba
22
Cannon, Joseph P. 2008. Pemasaran Dasar-Pendekatan Manajemen Global. Edisi 16. Salemba Empat.Jakarta. Page 40-45
Universitas Sumatera Utara
untuk menguatkan hubungan dengan pelanggannya untuk menguatkan hubungan dengan pelanggannya untuk meningkatkan tingkat penggunaan atau pembelian
ulang, atau mencoba untuk menarik pelanggan kompetitor atau orang-orang yang belum menjadi pengguna saat ini. Penetrasi pasar merupakan salah satu dari
empat strategi perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasar. Cara yang paling tepat untuk meraih pangsa pasar:
a. Mengalihkan sebagian pelanggan milik kompetitor meraih sebagian dari pangsa pasarnya.
b. Menggarap pasar non-pengguna. c. Meyakinkan pelanggan yang ada untuk menggunakan lebih banyak
Strategi penetrasi pasar berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar dari produk saat ini atau jasa di pasar yang ada. Strategi ini diadopsi oleh perusahaan
untuk meningkatkan pendapatan penjualan mereka tanpa membuat perubahan dalam produk atau jasa. Dimensi lain dari penetrasi pasar adalah pasar yang ada
yang berarti perusahaan sudah menawarkan produk atau layanan kepada pelanggan tetapi dapat meramalkan bahwa angka penjualan yang ada dapat
ditingkatkan dengan bekerja pada strategi pemasaran penetrasi.
3.12. Activity Based Costing ABC
Menurut Firdaus 2009 Activity Based Costing adalah suatu metode yang menghitung biaya dan kinerja dari suatu proses yang berhubungan dengan
aktivitas dan objek- objek biaya. Pembebanan biaya berdasarkan penggunaan sumber - sumber daya dan pembebanan biaya kepada objek - objek seperti:
Universitas Sumatera Utara
produk, pelanggan, berdasarkan aktivitas- aktivitas yang dilakukan, pengakuan hubungan timbal balik antara cost driver dan aktivitas
23
Hongren 2007 menyatakan bahwa Activity Based Costing adalah suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas -
aktivitas yang ada di perusahaan. Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab timbulnya biaya adalah aktivitas yang dilakukan dalam
perusahaan, sehingga wajar bila pengalokasian biaya- biaya tidak langsung dilakukan berdasarkan aktivitas tersebut
.
24
Menurut Cooper dan Kaplan 1998 Activity Based Costing ini berfokus pada proses penentuan product costing biaya produk, yaitu dengan
cara menentukan aktivitas - aktivitas yang diserap produk tersebut selama proses .
produksi. Activity Based Costing menghasilkan informasi yang dapat membatasi distorsi dan subsidi silang yang disebabkan oleh pengalokasian sistem akuntansi
biaya tradisional. Penghematan biaya dapat dilakukan dengan membatasi aktivitas- aktivitas yang tidak menambah nilai. Dengan demikian dapat digunakan
sebagai dasar untuk perbaikan profitabilitas perusahaan secara continue, sehingga keunggulan perusahaan dapat diraih
25
Fokus utama Activity Based Costing adalah aktivitas, karena pada dasarnya pengelolaan manajemen merupakan perencanaan dan pengendalian
aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam perusahaan semua aktivitas ditujukan untuk menghasilkan produk dengan biaya memadai. Dengan demikian,
fokus utama manajemen adalah pada pengelolaan aktivitas, yaitu merencanakan .
23
Dunia, Firdaus Ahmad dan Wasilah. 2009. Akuntansi Biaya. Hal: 320- 321
24
Hongren, Charles T. 2007. Cost Accounting a Managerial Emphasis. Hal : 123- 124
25
Cooper Robin, dan Kaplan. 1998. The Design of Cost Management Systems . Hal : 157
Universitas Sumatera Utara
dan mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan dalam menghasilkan produk dengan tingkat biaya semestinya.
Langkah- langkah ABC
26
1. Tahap pertama pengelompokan biaya overhead ke dalam kelompok biaya yang homogen. Kelompok biaya homogen merupakan kumpulan overhead
yang variasinya dapat dijelaskan oleh satu faktor penyebab cost driver. Untuk menentukan mana kelompok biaya yang homogen, dapat melihat biaya
yang mempunyai rasio konsumsi sama untuk seluruh produk. system yaitu:
2. Tahap kedua alokasi biaya overhead pabrik: Alokasi biaya overhead = Tarif kelompok x Dasar pembebanan yang
dikonsumsi.
3.12.1. Manfaat Sistem Activity Based Costing
Manfaat dari penerapan metode Activity Based Costing System adalah: 1. Informasi Berlimpah Tentang Aktivitas.
Metode Activity Based Costing System menjadikan aktivitas sebagai titik pusat perhatian persinil organisasi. Berbagai informasi yang berkaitan dengan
aktivitas diidetifikasi dan disediakan bagi personel untuk memungkinkan personel memahami hubungan antara produk dan jasa dengan aktivitas dan hubungan
antara aktivitas dengan sumber daya. 2. Fasilitas untuk Menyusun ActivityBased Costing System.
26
Usry, Carter. 2006. Cost Accounting. Jakarta: Salemba Empat.
Universitas Sumatera Utara
Metode Activity Based Costing System menyediakan informasi biaya bagi di gunakan untuk memberikan layanan bagi costumer. Maka kemungkinan
keberhasilan percapaiannya akan semakin tinggi karena perhatian dan usaha personel ditujukan ke penyebab terjadinya biaya yaitu aktivitas.
3. Biaya Produk dan Jasa yang Akurat dan Multidimensi. Metode Activity Based Costing System menyediakan biaya per cost ocject
secara akurat sehingga informasi ters ebut dapat digunakan oleh personel sebagai dasar yang dapat diandalkan untuk menetapkan kebijakan harga jual produk dan
jasa. Metode Activity Based Costing System menjadi sarana yang efektif untuk memberdayakan karyawan melalui penyediaan informasi biaya tentang aktivitas
yang menjadi tanggung jawab karyawan bersangkutan. Activity Based Costing membebani biaya ke produk atau kepada pelanggan berdasarkan sumber daya
yang di konsumsi. Sistem ini mengidentifikasikan biaya aktivitas cost of activities
seperti menjadwalkan suatu pekerjaan. Activity Based Costing kemudian menelusuri aktifitas ini ke produk khusus atau pelanggan yang
menimbulkan aktifitas.
3.13. Harga Pokok Produksi
27
Menurut Hansen Mowen 1997, proses produksi adalah pengolahan bersama bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik untuk
memproduksi sebuah produk baru. Barang yang diproduksi adalah barang berwujud, dapat diinvetarisasi dan dipindahkan dari pabrik kepada konsumen.
27
Hansen dan Mowen. 2000. Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat
Universitas Sumatera Utara
Fungsi produksi adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual Supriyono, 2008. Harga Pokok
adalah harga yang ditetapkan pada suatu produk berdasarkan cost yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Dalam hal ini harga pokok
disesuaikan berdasarkan biaya yang dikeluarkan pada saat dilakukan proses produksi secara keseluruhan untuk menghasilkan produk tersebut. Biaya barang
yang telah diselesaikan selama suatu periode disebut harga pokok produksi barang selesai cost of goods manufactured atau disebut harga pokok produksi
Soemarso, 1996. Harga pokok produksi terdiri dari biaya pabrik.
3.14. Harga Jual