6.2 Transformasi Tradisi LG
Budaya yang dihasilkan oleh suku Bonai adalah sesuai dengan lingkungan alamnya, yaitu masyarakat agraris yang berladang secara menetap. Dengan latar belakang
buday agraris ini, maka masyarakat Bonai selalu menjaga hubungan antara manusia dengan alam sekitarnya, termasuk dengan alam gaib. Suku Bonai pada masa kini
umumnya hidup sebagai petani, bahasa yang digunakan adalah bahasa Bonai. Mereka memiliki sistem kekerabatan secara matrilineal. Mereka memiliki sistem organisasi sosial
berdasarkan kepada ninik mamak, juga telah menyerap sistem kepemimpinan secara nasional yaitu kepala desa dan jajarannya. Sebahagian mereka berpendidikan sekolah
dasar, namun ada juga yang tidak tamat sekolah formal, tetapi umumnya mereka belajar mengaji secara nonformal. Teknologi yang dihasilkannya adalah teknologi tradisional
seperti pakaian yang terbuat dari kulit kayu, rumah yang terbuat dari papan dan juga sudah memakai seng, parang, pisau, tombak, kapak, dan lainnya baik yang mereka
produksi sendiri atau dibeli di kota-kota sekitar tempat tinggal mereka. Masyarakat suku Bonai merupakan masyarakat asli yang masih memegang teguh
tradisi dan budayanya. Walaupun masyarakat suku Bonai telah memeluk agama Islam, masyarakat suku Bonai masih menjaga dan memperlihatkan kuatnya aturan hukum adat,
budaya, dan tradisi demi mempertahankan identitas sosial mereka. Masyarakat suku Bonai menjaga dan mempertahankan budaya dan tradisinya dengan cara menyatukan dan
membawa budaya dan tradisi dalam kehidupannya berdasarkan ajaran agama Islam. Menurut mereka dengan memadukan keduanya, tradisi mereka tetap terpelihara tanpa
meninggalkan agama yang telah dianut.
Universitas Sumatera Utara
Kepercayaan orang Bonai mengenai kuasa kata-kata magis untuk memanggil makhluk halus, membuat orang Bonai mengganti ritual menjadi sebuah bentuk seni yang
unik dan asik untuk dilihat. Orang Bonai percaya, bahwa dengan menggunakan nama Allah, SWT, ke dalam mantera-mantera, akan meningkatkan kekuatan spiritualnya.
Seni pertunjukan lukah gilo yang tampak unik dan asli bagi orang luar adalah salah satu sumber yang dimanfaatkan oleh orang Bonai untuk memperkenalkan identitas
mereka sebagai masyarakat Riau. Walaupun bentuk pementasan ritual lukah gilo menampilkan keunikan dan keaslian tradisi dengan memperlihatkan keanehan budaya
masyarakat Bonai kepada masyarakat Melayu lainnya. Meningkatnya interaksi masyarakat Bonai dengan masyarakat Melayu lainnya, mendorong masyarakat Bonai
untuk memberikan tradisi ritual lukah gilo mereka dengan cara pertunjukan ritual untuk mendapatkan imbalan materi.
Tradisi lisan ritual lukah gilo yang dimiliki oleh masyarakat Bonai kini mengalami perubahan, yaitu dahulu sebagai permaian rakyat yang hanya diperuntukkan
bagi masyarakat Bonai sendiri, kini telah mengalami transformasi fungsi sebagai pertunjukan publik yang dapat menghasilkan tambahan materi bagi masyarakat Bonai.
Masyarakat Bonai menggunakan tradisi lisan lukah gilo yang mereka miliki untuk mendukung pernyataan mengenai tradisi dan budaya Melayu kepada masyarakat Melayu
lainnya. Ritual lukah gilo akan terus dipertunjukan sebagai alat revitalisasi tradisi dan
budaya, dan memberikan model tradisi dan budaya untuk memahami dan memaknai pemahaman orang Bonai mengenai perubahan sosial dan interaksi dengan masyarakat
Melayu lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Setelah diuraikan secara luas dari bab-bab sebelumnya maka pada Bab VII ini, penulis akan membuat simpulan penelitian mengenai ritual lukah gilo pada masyarakat
suku Bonai di Provinsi Riau. Adapun simpulan ini mengacu kepada pokok masalah di Bab I, yang meliputi: 1 etnografi, 2 makna semiotik sosial ritual lukah gilo, dan 3
kearifan lokal yang terkandung di balik pertunjukan budaya ritual lukah gilo. 1
Dari sudut etnografi, ada banyak kategori sebutan nama untuk masyarakat suku Bonai yang hidup dan tinggal di daerah aliran sungai Rokan Provinsi Riau. Ada
beberapa pihak yang menyebut masyarakat Bonai sebagai suku terasing, suku pedalaman, suku terisolir, suku primitif, dan suku asli. Dari sekian banyak sebutan, masyarakat suku
Bonai tidak mau dikatakan dengan sebutan tersebut, mereka menganggap bahwa masyarakat suku Bonai sama dengan masyarakat Melayu lainnya yang hidup
berdampingan dengannya. Suku Bonai adalah salah satu suku terasing di kawasan Provinsi Riau, selain suku
lainnya yaitu Sakai, Talangmamak, Kubu, Orang Hutan, dan suku Laut atau suku Akit. Masyarakat suku Bonai merupakan salah satu suku asli yang tinggal jauh di pedalaman
Sungai Rokan. Masyarakat ini sulit dijangkau dan terisolasi secara sosial dan hidup dari hasil pertanian ladang berpindah-pindah, perikanan, dan meramu. Masyarakat Bonai ini
jauh dari sentuhan pembangunan pemerintah Provinsi Riau, bahkan sebagian besar
Universitas Sumatera Utara