dominasi laki-laki dalam sistem matrilineal, yang menjadikan keunikan sistem kepemimpinan mereka.
Berdasarkan sistem matrilineal dan setelah masuknya agama Islam, masyarakat suku Bonai masuk ke dalam beberapa suku yang diakui oleh kerapatan adat, yaitu: Suku
Molayu Panjang, Suku Molayu Bosa, Suku Kandangkopuh, Suku Bono Ampu, Suku Kuti, dan Suku Moniliang. Setiap suku dipimpin oleh ninik-mamak, yang mengatur semua
adat-istiadat sehari-hari. Ninik-mamak dipilih melalui musyawarah adat yang dilakukan oleh laki-laki masyarakat suku Bonai. Masing-masing ninik-mamak yang terpilih,
diharapkan memiliki pengetahuan adat dan adat-istiadat.
4.7 Sistem Pengetahuan
Hampir semua kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suku Bonai, selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tentang hewan dan tumbuh-
tumbuhan, benda dan manusia di sekitarnya yang berasal dari pengalaman mereka. Masyarakat suku Bonai meyakini bahwa suatu masyarakat, betapapun kecilnya kelompok
mereka, tidak mungkin dapat hidup tanpa pengetahuan tentang alam di sekelilingnya dan peralatan yang digunakan.
Berkaitan dengan konsep tersebut, masyarakat suku Bonai mempunyai pengetahuan tentang: 1 alam sekitarnya; 2 alam flora dan fauna di daerah tempat
tinggalnya; 3 benda-benda dalam lingkungannya; 4 sistem tubuh dan sifat-sifat yang dimiliki manusia; 5 sistem navigasi; 6 pengobatan tradisional; dan 7 pengetahuan
tentang pengawetan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan konsep pengetahuan di atas, pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat suku Bonai mengenai lukah gilo adalah konsep pengetahuan mengenai fungsi
dan peranan lukah gilo yang berhubungan dengan: 1
Alam, yaitu alam manusia dan alam makhluk gaib yang memegang peranan penting dalam prosesi ritual lukah gilo.
2 Alam flora dan fauna yang berkaitan dalam prosesi ritual lukah gilo. Pengetahuan
mengenai alam fauna, yaitu mengetahui tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan pada prosesi ritual lukah gilo, seperti: bambu sebagai bahan utama dalam pembuatan
lukah, mayang pinang sebagai media pemanggil makhluk gaib yang akan menggerakkan lukah, kemudian rotan sebagai alat pengikat rangkaian bambu yang
dibuat untuk lukah. 3
Benda-benda dalam lingkungannya, yaitu benda-benda yang dapat digunakan dalam prosesi ritual lukah gilo seperti: peralatan yang digunakan dalam pembuatan lukah
dan benda-benda lainnya, seperti: peralatan untuk makan dan minum yang diambil dari lingkungan suku Bonai yang digunakan untuk prosesi ritual lukah gilo.
4 Pengetahuan tentang pengawetan, yaitu pengawetan untuk pakaian “Torok” yang
digunakan bomo dan asisten bomo untuk prosesi ritual lukah gilo. Pengetahuan yang dimiliki masyarakat suku Bonai, sebagian besar diperoleh
karena mereka belajar dari alam. Alam menyediakan semua yang mereka butuhkan untuk mereka pelajari dan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-
hari.
4.8 Kesenian