Gambar 36: Minum setelah pertunjukan
5.1.2 Konteks Situasi Lukah Gilo LG
Untuk memahami budaya masyarakat suku Bonai adalah dengan memahami tradisi lisan yang mereka miliki, salah satunya LG. Kandungan yang tersirat dalam gerak
dan nada mantera LG, memperlihatkan nilai-nilai yang rapi dan terstruktur dari budaya LG mereka. Ideologi mampu meneroka secara mendalam maksud sebenarnya budaya
LG, sistem nilai, dan sistem sosial masyarakat Bonai serta hubungan mereka dengan masyarakat lain.
Mengetahui tradisi lisan masyarakat ini, artinya mengetahui peristiwa budaya yang berlaku dari pemikiran mereka. Setidaknya gambaran sedemikian diungkapkan
dengan meneruskan tradisi lama. Selain bersifat hiburan, LG juga ada mengandung medium interaksi dengan sang pencipta. Adanya hubungan alam yang ditampilkan dari
konteks budaya dan konteks situasi mempunyai makna ideology tersendiri. Secara tersirat LG mampu menyampaikan interpretasi seperti norma-norma masyarakat suku Bonai
sebagai penanda identitas sosial, solidaritas rantai keutuhan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Dalam konteks situasi LG, imaji visual mengungkapkan entitas dan aktivitas pelibat. Imaji entitas mengklasifikasikan bagian-bagian kecil dan imaji aktivitas
mengungkapkan setiap gerak dan aktivitas secara berurutan. Secara konteks situasi, permainan lukah gilo ini terdiri atas 3 tiga komponen
sebagai berikut:
1 Medan
Medan berhubungan dengan aktivitas yang sedang berlangsung, dimana setiap rangkaian aktivitas dipengaruhi oleh masyarakat, benda, proses, tempat, dan kualitas
Sinar, 2008: 56. Berkaitan dengan data konteks situasi, maka medan pada penelitian ini adalah permainan lukah gilo yang dimiliki oleh masyarakat suku Bonai. Ada dua
referensi referents menurut Martin dan Rose, 2003: 324 yang bisa diungkapkan sebagai medan imaji visual di bawah ini 1 kekuatan untuk memanggil roh halus, dan 2 pesan
terhadap roh halus memanggil dan menghentikan roh halus. Referensi menggambarkan imaji benda, proses, tempat, dan kualitas ritual LG
dikaitkan dengan religi dalam mengawali sebuah ritual dalam tradisi Bonai. Mantera LG dimulai dengan mengusir setan A’uzubillahhiminasyaitonnirrojim dan menyebut nama
Allah SWT “Bismillahhirrohmanirrahim, memberi selawat dan salam kepada Rasul Allahumma Sali ‘ala sayyidina Muhammad Wa’ala ali sayyidina Muhammad Allahumma
Sali ‘ala sayyidina Muhammad Wa’ala ali sayyidina Muhammad Asyhadualaillahaillah Waasyhaduanna muhammadarrosulullah”.
Universitas Sumatera Utara
Kekuatan untuk memanggil roh halus “Siyow wasak siyow wasi Sipak ningsi ila lukah Nan sonik mun namo lidi Nan bosa mun namo lukah”, dan pesan terhadap roh
halus terdiri atas memanggil dan menghentikan roh halus.
Gambar 37: Imaji visual medan
2 Pelibat
Menurut Sinar 2008: 57 pelibat mengkarakterisasikan fungsi konteks situasi dan berhubungan dengan siapa yang berperan, status dan peranan mereka, seluruh jenis
ucapan yang mereka lakukan dalam dialog, dan ikatan hubungan sosial di mana mereka terlibat.
Berkaitan data visual, pelibat dari ritual lukah gilo terdiri dari: 1.
Bomo
Universitas Sumatera Utara
2. Asisten bomo 1
3. Asisten bomo 2
4. Asisten bomo 3
5. Asisten bomo 4
6. Asisten bomo 5
7. Asisten bomo 6
8. Panitia
9. Penonton
Peran bomo utama dalam ritual LG adalah memimpin semua acara selama prosesi pertunjukkan LG dilaksanakan, mulai dari sebelum pertunjukan hingga pertunjukan LG
selesai. Peran lain dari bomo adalah membaca mantera LG, karena hanya bomo utama yang dapat dan berhak membaca mantera LG tersebut. Sedangkan tugas dari asisten
bomo 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, adalah menuruti dan melaksanakan semua peraturan serta perintah yang telah ditetapkan oleh bomo selama prosesi lukah gilo dilaksanakan. Peran
penonton adalah sebagai reaktor reactor Kress dan Van Leeuwen, 2006 yang menyaksikan dan boleh memegang lukah bila telah diberi izin oleh bomo untuk
memegang lukah tersebut. Peran panitia sebagai reaktor dan panitia yang mengadakan ritual, mempersiapkan semua kebutuhan yang diperlukan untuk pertunjukkan ritual,
mengundang masyarakat untuk menonton dan membayar honorarium. Status pelibat bomo utama dan asisten bomo tidak setara unequal, lihat Eggins.
Dalam arti status posisi bomo utama tidak setara, baik kedudukan maupun kekuatan ilmu lebih tinggi dibandingkan asisten bomo. Posisi bomo sebagai pemimpin selama prosesi
ritual lukah gilo dan asisten bomo sebagai pembantu bomo dalam prosesi lukah gilo
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Sedangkan dalam ilmu kekuatan, ilmu yang dimiliki bomo jauh lebih kuat dibandingkan dengan asisten bomo. Mulai dari pembuatan lukah, memimpin prosesi
ritual lukah gilo, hingga pembacaan mantera hanya dapat dilakukan oleh bomo. Sedangkan asisten bomo hanya bisa memegang lukah dan menjalankan semua perintah
sang bomo. Walaupun terdapat perbedaan antara bomo dan asisten bomo dalam segi posisi dan kekuatan ilmu, namun dalam status sosial mereka menganggap status mereka
sama yaitu sama-sama orang Bonai yang memegang peranan selama pertunjukkan lukah gilo. Hubungan antara bomo dan asisten bomo sangat dekat dan akrab, ini terlihat
sebelum acara lukah gilo berlangsung, mereka makan, minum, duduk, dan merokok bersama. Sesekali mereka bersenda gurau hingga tidak terlihat perbedaan antara bomo
dan asisten bomo. Selain tugas dan status, hal berikutnya yang harus diperhatikan selama
pertunjukkan lukah gilo adalah jarak. Jarak yang dimaksudkan disini adalah: jarak antara bomo dan murid selama pertunjukkan dan jarak tempat atau pentas pertunjukkan lukah
gilo dengan penonton. Jarak antara bomo dengan asisten bomo yang memegang lukah pada saat pertunjukkan berlangsung adalah ± ½ meter. Pemberian jarak tersebut
bermaksud, agar bomo lebih leluasa menggoyangkan dan membanting mayang pinang untuk memanggil makhluk halus yang menggerakkan lukah. Sedangkan, jarak antara
tempat pertunjukkan dengan penonton adalah ± 5 lima meter. Jarak ini dimaksudkan untuk menjaga agar lukah yang bergerak tidak melukai penonton dan memberi ruang
kepada bomo dan asisten bomo untuk menjalankan tugas agar konsentrasi selama pertunjukkan tetap terjaga.
3 Sarana
Universitas Sumatera Utara
Bagian penting dalam konteks situasi selanjutnya adalah sarana. Sarana menurut Sinar 2008: 61 berkaitan dengan kegiatan menyalurkan komunikasi yang dilakukan
dengan bentuk informasi. Berkaitan dengan data visual, sarana pada ritual LG terdiri dari dua bagian, yaitu lisan dan visual. Sarana lisan yang terdapat pada ritual lukah gilo
berupa mantera dan nyanyian, sedangkan sarana visualnya berupa seluruh aspek visual yang terdapat pada ritual LG tersebut.
5.1.3 Semantik dan Gramatika Visual