Kearifan Lokal Terhadap Pelestarian Budaya

Bismillahhirrohmanirrohim Siyow wasak siyow wasi Sipak ningsi ila lukah Nan sonik mun namo lidi Nan bosa mun namo lukah Dari uraian mantera di atas, terlihat bahwa mantera yang digunakan masyarakat suku Bonai untuk menggerakkan lukah telah menggunakan ucapan-ucapan yang menyebutkan nama Tuhan. Pada mantera di atas, mereka juga menjelaskan dan menetapkan diri sebagai seorang muslim. Meskipun, memiliki tradisi dan budaya tradisional, tetapi mereka adalah seorang muslim yang memadukan setiap tradisi dan budayanya dengan kepercayaan dan keyakinan yang telah mereka anut, yaitu agama Islam. Selain untuk menetapkan identitas bahwa mereka telah memiliki agama yaitu Islam, dengan mantera lukah gilo tersebut mereka juga ingin memperlihatkan kepada masyarakat lain yang hidup berdampingan dengan mereka, bahwa mereka sama dengan masyarakat lainnya.

6.1.3 Kearifan Lokal Terhadap Pelestarian Budaya

Kearifan budaya masyarakat suku Bonai pada hakikatnya berpangkal dari sistem nilai dan religi yang dianut suku Bonai dalam komunitasnya. Ajaran agama dan kepercayaan masyarakat suku Bonai menjiwai dan memberi warna serta mempengaruhi citra budayanya dalam wujud sikap dan perilaku terhadap tradisi dan budayanya. Hakikat yang terkandung di dalamnya adalah memberi tuntunan kepada masyarakat untuk berperilaku yang serasi dan selaras dengan tradisinya, sehingga tercipta keseimbangan hubungan antara manusia dengan budayanya. Kearifan lokal yang terkandung dalam setiap bait mantera lukah gilo merupakan sistem seluruh budaya daerah atau etnik yang sudah lama hidup dan berkembang pada Universitas Sumatera Utara masyarakat suku Bonai. Lukah gilo dapat dijadikan sebagai salah satu unsur budaya masyarakat suku Bonai yang harus dipelihara dan diupayakan untuk diintegrasikan menjadi budaya baru di daerah sendiri secara keseluruhan. Pengembangan kearifan- kearifan lokal pada mantera ritual lukah gilo yang relevan dan kontekstual memiliki arti penting bagi berkembangnya suatu budaya masyarakat suku Bonai, terutama jika dilihat dari sudut ketahanan budaya, di samping juga mempunyai arti penting bagi identitas daerah itu sendiri. Kearifan lokal yang juga meniscayakan adanya muatan budaya masa lalu, dengan demikian, juga berfungsi untuk membangun kerinduan pada kehidupan nenek moyang, yang menjadi tonggak kehidupan masa sekarang. Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh masyarakat suku Bonai, dinilai dapat menjadi sebuah potensi kekayaan budaya daerah dan bahkan bisa menjadi identitas diri bagi masyarakat suku Bonai. Kearifan masyarakat suku Bonai dalam mengelola tradisi dan budayanya dapat disampaikan lewat media-media tradisional seperti mitos, ritual, dan pesan-pesan leluhur, tetapi sesungguhnya mengandung pengetahuan religi, yaitu sistem pengetahuan mengenai fungsi kosmologi dan agama sebagai penyeimbang kehidupan. Bahkan uraian di atas memperlihatkan tiga elemen kearifan budaya, yaitu sistem nilai, pengetahuan, dan religi.

6.1.4 Kearifan Lokal Terhadap Kesejahteraan Hidup