Sistem Religi ETNOGRAFI SUKU BONAI

Merupakan tradisi lisan jenis cerita yang disampaikan dengan cara dinyanyikan. Koba biasanya dipertunjukkan pada malam hari setelah sholat Isya hingga menjelang sholat Subuh. Bila dalam satu malam Koba tidak selesai dinyanyikan, maka akan berlanjut ke malam berikutnya sehingga untuk menamatkan satu Koba memerlukan waktu enam sampai tujuh hari. Nyanyian Koba berisi cerita kehidupan masyarakat, cerita pahlawan atau tokoh, atau asal usul suatu daerah. Koba yang terkenal yang disajikan oleh bapak Rasyid, adalah Koba Amai Bocat dan Koba Malin Treso. Berikut gambar Koba yang dibawakan oleh bomo masyarakat suku Bonai: Gambar 22: Pertunjukan Koba

4.9 Sistem Religi

Pada awalnya hampir tidak diragukan lagi bahwa agama masyarakat terasing salah satunya masyarakat Bonai yang ada di Provinsi Riau adalah kepercayaan nenek moyang mereka yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi alam sekitarnya. Mereka juga menganggap bahwa makhluk halus dipandang amat mempengaruhi manusia dan alamnya. Berbagai kejadian dianggap ada hubungannya dengan makhluk gaib itu. Universitas Sumatera Utara Makhluk halus ini dapat mendatangkan celaka, tetapi juga dapat diharapkan pertolongannya. Menurut Rasyid, sebelum menganut agama Islam, masyarakat Bonai yang ada pada saat ini merupakan sekelompok orang Bonai keturunan suku Sakai yang kuat mempercayai makhluk gaib, hanya sedikit dari mereka yang mengerti tentang Islam. Salah seorang dari masyarakat Bonai ini merasa khawatir dengan tingkah laku dan pola hidup masyarakat Bonai yang sangat percaya terhadap makhluk gaib, maka ia meminta seorang ulama Tharekat Naqsabandi yang bernama Muhammad Basir untuk mengajarkan masyarakat Bonai tentang agama Islam. Agama Islam yang diajarkan oleh Muhammad Basir diterima dengan baik oleh masyarakat Bonai. Pada tahun 1935 sampai sekarang, masyarakat Bonai telah menganut agama Islam, namun tetap membawa tradisi dalam kehidupan mereka. Masyarakat Bonai menekankan bahwa Islam merupakan dasar sistem adat mereka. Masyarakat Bonai menerjemahkan ke-Islaman mereka dengan menjalankan semua perintah agama dan menjauhi segala sesuatu yang diharamkan dalam agama Islam. Meskipun telah menganut agama Islam, sebagian besar masyarakat Bonai tetap percaya akan adanya makhluk gaib. Mereka percaya bahwa setiap makhluk di dunia memiliki roh penjaga. Menurut mereka, untuk kehidupan dan kesejahteraan mereka, makhluk hidup seperti: tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia sangat tergantung pada makhluk gaib. Ritus pengobatan dan praktik magis masyarakat Bonai, yang menguak sistem budaya mereka mengenai keterkaitan antara makhluk hidup dan makhluk gaib yang disesuaikan dengan Islam masih ada dalam kehidupan mereka. Beberapa praktik religi tradisional yang mereka miliki, telah mereka rubah menjadi dalam bentuk tradisi Universitas Sumatera Utara kesenian dan kebudayaan yang mencerminkan nilai-nilai tradisi luhur. Masyarakat Bonai tidak mengganggap kepercayaan tradisonal mereka bertentangan dengan agama Islam yang telah dianutnya. Masyarakat Bonai menjadikan Islam sebagai sumber kekuatan lain yang mendukung kekuatan spiritual mereka atau dengan kata lain, semua yang mereka lakukan adalah semata-mata karena kehendak Allah, SWT semata, mereka hanya perantaranya. Berikut gambar yang menyatakan bahwa masyarakat suku Bonai telah memeluk agama Islam: Gambar 23: Salah satu mesjid yang terdapat di perkampungan Bonai Gambar 24: Universitas Sumatera Utara Salah seorang masyarakat suku Bonai sedang membaca Al-Quran Masyarakat Bonai juga dalam konteks sistem religinya ini memiliki konsep- konsep tentang alam kosmologi. Kosmologi merupakan seperangkat keyakinan manusia dan pandangan universal yang tersistematis, dengan fokus perhatian pada manusia dan hubungannya dengan alam semesta dan segala isi alam tersebut. Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu subjek. Kosmologi dipelajari dalam astronomi, filosofi, dan agama. Sebagaimana berbagai suku bangsa di Indonesia, yang memiliki kearifan lokal dalam memandang alam, maka demikian juga yang terdapat dalam suku Bonai ini. Masyarakat Bonai kini sebahagian besar beragama Islam, jadi sistem kosmologi yang mereka anut adalah berdasarkan kepada ajaran Islam, yang juga diwarnai oleh kosmologi setempat yang berasal dari masa animismenya. Secara umum, mereka percaya bahwa alam ini diciptakan oleh Tuhan Yang maha Kuasa. Kemudian manusia itu sendiri adalah bahagian yang tidak terpisahkan dari alam. Alam ini ada yang besar yang terdiri dari bintang, planet, bulan, matahari, langit, dan sebagainya. Sementara ada juga alam-alam kecil seperti kuman, virus, amuba, bakteri, dan lainnya. Orang Bonai juga percaya kepada siklus alam yang dilalui manusia, yaitu dari setitik noktah, kemudian adanya alam kandungan, alam ruh, langsung lahir ke dunia masuk ke alam dunia yang bersifat fana, dengan berbagai cobaannya. Alam dunia ini adalah sementara sifatnya, fana, dan tidak kekal. Yang kekal adalah alam akhirat. Oleh Universitas Sumatera Utara karena itu beramallah hidup di dunia ini untuk tujuan akhir hidup di akhirat dengan ridha Tuhan Yang maha Kuasa. Di dunia ini, selain adanya bumi, langit, hewan, tumbuhan, manusia, dan lainnya, ada juga makhluk-makhluk gaib ciptaan Allah, yaitu berupa malaikat, jin, iblis yang sering menganggu manusia untuk berbuat dosa dan lain-lainnya. Suku Bonai percaya kepada adanya makhluk gaib ini. Makhluk gaib bisa ditemani untuk menolong manusia. Namun demikian, sebaik-baik makhluk gaib ini adalah seburuk-buruk manusia. Seni lukah gilo, adalah ekspresi dari hubungan atau komunikasi antara manusia bomo dan kawan-kawannya dengan makhluk gaib ini untuk masuk ke dalam lukah dengan berbagai tujuan keperluan budaya. Bagi suku Bonai makhluk halus yang masuk ke dalam lukah tersebut dikategorikan sebagai jin. Bagaimanapun tradisi lukah gilo ini memiliki berbagai fungsi sosiobudaya, yang terkait dengan sistem kosmologi masyarakat Bonai.

BAB V PEMBAHASAN