Bagian penting dalam konteks situasi selanjutnya adalah sarana. Sarana menurut Sinar 2008: 61 berkaitan dengan kegiatan menyalurkan komunikasi yang dilakukan
dengan bentuk informasi. Berkaitan dengan data visual, sarana pada ritual LG terdiri dari dua bagian, yaitu lisan dan visual. Sarana lisan yang terdapat pada ritual lukah gilo
berupa mantera dan nyanyian, sedangkan sarana visualnya berupa seluruh aspek visual yang terdapat pada ritual LG tersebut.
5.1.3 Semantik dan Gramatika Visual
Pada bagian ini dijelaskan sistem makna dan sistem desain visual dari pelibat ritual lukah gilo.
1 Bomo Utama
Pada gambar di bawah, bomo sedang melakukan prosesi pemanggilan makhluk halus untuk mengisi lukah agar lukah bergerak dan menari. Pada prosesi tersebut, bomo
menggunakan mayang pinang untuk memanggil makhluk halus dengan menggerakan dan membanting mayang pinang tersebut ke kiri dan ke kanan sambil membacakan mantera
lukah gilo dengan menggunakan pengeras suara.
Gambar 38: Proses pembacaan mantera
Universitas Sumatera Utara
Visual bentuk tubuh dari bomo terlihat bahwa bomo berkulit sawo matang, rambut beruban, tangan dan kaki berbulu, jidad lebar, hidung mancung, mulut lebar, dan
gigi berwarna kuning. Sedangkan mimik wajah sang bomo terlihat serius dengan pandangan mata yang terfokus pada pergerakan mayang pinang. Pakaian yang digunakan
bomo bernama baju torok. Baju torok merupakan pakaian yang terbuat dari kulit kayu pohon terap. Semua baju torok yang dibuat oleh bomo berwarna coklat, karena warna
tersebut merupakan warna dasar dari kayu yang menjadi bahan baku pembuatan baju tersebut. Bomo duduk dengan posisi bersila dan badannya sedikit dibungkukan, agar
lebih memudahkan dalam menggoyang dan membanting mayang pinang. 2
Asisten bomo 1 dan 2 Pada gambar di bawah terlihat asisten bomo sedang memegang lukah yang
dimanterai bomo untuk prosesi ritual lukah gilo. Visual bentuk tubuh dari asisten bomo tersebut, kulitnya sawo matang, rambut hitam, berkumis, dan mata sedikit sipit. Kedua
asisten bomo, duduk bersimpu dengan tangan memegang lukah dan dalam kondisi lurus.
Gambar 39: Asisten bomo 1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 40: Asisten bomo 2
Pakaian yang digunakan oleh kedua asisten bomo adalah pakaian torok, pakaian yang sama dengan pakaian bomo utama. Kedua asisten menggunakan topi yang terbuat
dari kulit kayu pohon terap dan berwarna coklat yang merupakan warna dasar dari bahan baku pembuatan topi tersebut. Mimik wajah kedua asisten tersebut terlihat sangat serius
dan dalam kondisi yang siap, karena mereka berdua harus kuat dan siaga dalam memegang lukah yang bergerak.
3 Asisten bomo 3, 4, 5, dan 6
Universitas Sumatera Utara
Gambar 41: Asisten bomo 3, 4, 5, dan 6
Pada imaji di atas, terlihat asisten bomo yang lainnya ikut membantu memegang lukah yang sedang menggila. Hal itu dilakukan karena asisten 1 dan 2 tidak sanggup
memegang lukah yang sedang menggila tersebut hanya berdua. Pada gambar terlihat, visual mimik wajah para asisten bomo yang berkerut karena menahan pergerakan lukah
yang semakin kuat geraknya. Asisten bomo yang lainnya juga menggunakan pakaian dan topi yang terbuat dari kulit kayu.
4 Penonton Reaktor
Pada gambar di bawah, terlihat penonton penuh memenuhi tempat pertunjukan LG. Imaji juga memperlihatkan beberapa penonton melihat dari jarak dekat dan
memegang lukah yang sedang menggila diantaranya mengatakan: “padek teh kuek goraknyo” yang artinya: kuat sekali gerak lukah ini. Sebagian dari penonton ada tertawa
melihat penonton yang memegang lukah tersebut terguling-guling dan bahkan ada yang jatuh dan menghimpit tubuh asisten bomo.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 42: Penonton LG
Gambar 43: Penonton yang ingin mencoba memegang lukah
Penonton yang memegang lukah tersebut merupakan masyarakat Melayu Rokan Hulu yang hidup berdampingan dengan masyarakat suku Bonai.
Universitas Sumatera Utara
5.1.4 Simbologi Representasi Lukah Gilo