Simbologi Representasi Lukah Gilo

5.1.4 Simbologi Representasi Lukah Gilo

Sub-bab ini menganalisis bentuk simbologi yang terdapat pada peralatan pada pembuatan lukah gilo. Pembuatan lukah menyimbolkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang dilakukan oleh bomo. Melalui peralatan yang dibuat, pengembangan teknologi dalam pengetahuan bomo mengenai alat dan bahan-bahan yang digunakan serta waktu yang tepat digunakan dalam pembuatan lukah gilo. Sedangkan ketrampilan bomo, adalah untuk membuat dan merangkai bahan-bahan menjadi lukah yang kuat, supaya pada saat pertunjukkan dilakukan lukah bergerak sesuka hati bahkan dapat terlepas dari tangan yang memegang lukah tersebut. Metabahasa dan konotasi hasil proses pengembangan memaknai tanda pada peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan lukah mempunyai makna semiotik sebagai berikut. 1 Parang Parang ini disediakan bomo sebagai alat untuk menebang bambu tunggal dan rotan yang digunakan dalam pembuatan lukah gilo. Parang yang digunakan bomo untuk menebang bambu dan rotan, sebelum digunakan biasanya dimantera dulu oleh bomo agar bambu dan rotan menjadi lebih mudah untuk ditebang. Parang yang digunakan bomo melambang kekuatan bomo untuk menebang bambu dan rotan yang dipercaya menajdi tempat berdiamnya makhluk halus. Universitas Sumatera Utara Gambar 44: Parang untuk memotong rotan dan bambu Makna dan fungsi parang adalah: Representamen R : Parang pada lukah gilo Objek O : Parang merupakan konsep kekuatan dan ketajaman Interpretan I : Parang merupakan peralatan dalam pembuatan lukah → terbuat dari bahan dasar besi → digunakan oleh bomo untuk menebang bambu dan rotan → sebelum digunakan dimantera dulu → agar bambu dan rotan mudah ditebang I 2 Pisau raut Dalam upacara tersebut bomo mempersiapkan pisau raut untuk meraut dan membersihkan bambu dan rotan yang telah ditebang untuk membuat lukah. Pisau raut tersebut dimantera terlebih dahulu untuk tujuan agar kemudahan mengerjakan, membersihkan dan meraut bambu dan rotan. Pisau raut yang digunakan ada beberapa jenis dan pisau raut harus tajam, agar bambu dan rotan yang diraut menjadi halus. Universitas Sumatera Utara Gambar 45: Pisau raut untuk membersihkan serta meraut rotan dan bambu Makna dan fungsi pisau raut adalah: Representamen R : pisau raut pada peralatan lukah gilo Objek O : kita rujuk pada konsep kecil dan tajam Interpretan I : digunakan oleh bomo untuk meraut bambu dan rotan → sebelum digunakan dimantera dulu → bermacam ukuran dan fungsi 3 Rotan Persiapan lainnya adalah menyediakan rotan untuk mengikat bambu lukah. Rotan merupakan representasi kekuatan bomo yang digunakan sebagai salah satu perlengkapan dalam pembuatan lukah gilo. Rotan yang digunakan harus rotan yang sudah dibersihkan dan diraut sebagai alat untuk pengikat bambu yang telah dirangkai untuk menjadi lukah. Rotan merupakan simbol kekuatan oleh sang bomo. Rotan yang dibuat menjadi lukah, memiliki makna kekuatan dalam menjaga tangkapan yaitu ikan. Setelah masuk maka berkat kekuatan rotan ikan tidak akan dapat keluar lagi. Universitas Sumatera Utara Gambar 46: rotan untuk mengikat bambu lukah Makna dan fungsi rotan adalah: Representamen R : ikatan rotan pada lukah Objek O : kita rujuk pada konsep ‘kekuatan’ Interpretan I : digunakan untuk mengikat bambu lukah → sebelum digunakan untuk mengikat lukah harus diraut → ada banyak jenis dan ukuran → banyak tumbuh di perkampungan masyarakat Bonai 4 Bambu tunggal Dalam ritual lukah gilo, bambu tunggal merupakan bahan utama dalam pembuatan lukah. Bambu yang digunakan harus bambu tunggal yang tumbuh dipinggir sungai. Bambu tunggal sarat akan kekuatan mistis, yang bertujuan untuk menarik dan memanggil makhluk halus. Menurut bomo, bambu tunggal juga berfungsi sebagai tempat tinggal makhluk halus. Dalam kebudayaan suku Bonai, bambu memiliki makna memiliki kemampuan untuk membuat satu kesatuan yaitu dalam bentuk rumpun. Bambu dengan berbagai jenisnya juga selalu digunakan sebagai benteng ketahanan terhadap serangan lawan. Bambu dalam kampung-kampung dan kerajaan masyarakat Melayu selalu ditanam sebagai pagar rumah tempat tinggal dan istana. Gambar 47: Universitas Sumatera Utara bahan utama dalam pembuatan lukah Makna dan fungsi bambu tunggal adalah: Representamen R : bambu tunggal pada lukah Objek O : kita rujuk pada konsep ‘mistis’ Interpretan I : bambu tunggal bahan utama pembuatan lukah → harus tunggal dan tumbuh di pinggir sungai → susah untuk didapatkan → banyak mengandung kekuatan mistis 5 Kain hitam Dalam ritual lukah gilo, bomo menyediakan kain hitam yang berfungsi sebagai pakaian yang digunakan untuk menutupi lukah. Kain hitam juga digunakan sebagai jalan masuknya makhluk halus yang dipanggil bomo ke dalam lukah yang digunakan untuk ritual. Dalam kebudayaan suku Bonai warna hitam adalah simbol dari kekuatan supernatural. Hitam memberikan kekuatan lahir dan batin bagi pemakainya. Hitam juga selalu digunakan para prajurit suku Melayu dan Bonai dalam menghadapi musuh- musuhnya. Gambar 48: kain penutup lukah gilo Makna dan fungsi pada kain hitam adalah: Representamen R : kain hitam pada lukah Universitas Sumatera Utara Objek O : kita rujuk pada konsep ‘kekuatan magis’ Interpretan I : digunakan sebagai penutup atau pakaian lukah pada saat pertunjukkan → sebagai jalur masuknya makhluk halus → banyak mengandung kekuatan mistis → sebagai lambang warna kekuatan magis 6 Tempurung kelapa Dalam ritual lukah gilo, tempurung kelapa digunakan sang bomo sebagai pelengkap lukah, yaitu sebagai kepala dari lukah. Tempurung kelapa berfungsi sebagai kepala lukah sehingga penampilan lukah seperti orang-orangan sawah yang lengkap dengan kepala. Dalam kebudayaan suku bonai, tempurung kelapa ini memiliki makna sebagai simbol pikiran dan mengarahkan hubungan antara manusia dengan alam gaib. Dalam hal ini tempurung kelapa berfungsi seperti kepala makhluk gaib atau manusia. Tempurung kelapa dan lukah secara keseluruhan ini sekaligus adalah sebagai bahagian dari antropomorfisme, yaitu mengibaratkan atau memandang lukah dan kepalanya sebagai bahagian utuh sebagai tubuh yang hidup. Apalagi nanti telah “dimasuki” makhluk halus. Dalam kebudayaan suku Bonai atau Melayu ini lazim terjadi. Misalnya dalam memandang rebab, orang Melayu menganggap itu seperti manusia, yaitu ada kepala, leher, kecopong, badan, bahagian belakang, dan lainnya. Universitas Sumatera Utara Gambar 49: kepala lukah gilo Makna dan fungsi pada tempurung kelapa sebagai berikut: Representamen R : tempurung kelapa pada lukah Objek O : kita rujuk pada konsep ‘kepala’ Interepretan I : digunakan sebagai kepala lukah → dibentuk oleh bomo → bila diberi kepala lukah seperti orang-orangan sawah 7 Mayang pinang Mayang pinang atau yang biasa disebut dengan bunga pinang merupakan alat yang digunakan bomo untuk memerintah roh-roh halus yang akan membantu pekerjaan bomo untuk menggerakkan lukah. Mayang pinang ini adalah simbol dari kekuatan magis bomo dalam memerintahkan makhluk gaib. Mayang pinang dalam kebudayaan Melayu selalu digunakan untuk kepentingan-kepentingan ritual, seperti tradisi mengobati penyakit di Riau yang disebut tradisi belian. Begitu juga tradisi mengobati penyakit karena kesurupan roh jahat di daerah Perlis Semenanjung Malaysia, yang disebut ulik mayang, dan lain-lainnya. Gambar 50: alat untuk menggerakkan lukah gilo Makna dan fungsi pada mayang pinang sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Representamen R : mayang pinang pada ritual lukah gilo Objek O : kita rujuk pada konsep ‘pesan’ Interpretan I : merupakan kekuatan bomo → merupakan senjata bomo → alat untuk penyampai pesan dari bomo ke makhluk halus → alat untuk mengerakan dan memberhentikan lukah gilo 8 Wangi-wangian atau kemenyan Kemenyan berfungsi sebagai undangan yang dilakukan oleh sang bomo kepada makhluk halus. Wangi-wangian dan asap kemenyan berfungsi sebagai media penyampaian pesan dan juga sebagai makanan yang diberikan kepada makhluk halus yang akan membantu sang bomo dalam menggerakkan lukah gilo. Kemenyan adalah media yang umum digunakan oleh dukun dan sejenisnya dalam berkomunikasi dengan alam dan makhluk gaib. Kemenyan adalah salah satu syarat dalam kegiatan-kegiatan komunikasi alam nyata dengan alam supernatural. Gambar 51: kemenyan yang digunakan bomoh Makna dan fungsi pada kemenyan sebagai berikut: Representamen R : aroma wangi-wangian atau kemenyan Objek O : kita rujuk pada konsep ‘undangan’ Universitas Sumatera Utara Interpretan I : alat pemanggil makhluk halus oleh bomo → makanan bagi makhluk halus → pada saat pertunjukan kemenyan dibakar → aromanya menyengat di hidung 9 Pakaian Torok Pakaian torok adalah pakaian tradisional yang terbuat dari bahan kulit kayu, yang digunakan bomo dalam pelaksanaan upacara ritual lukah gilo. Pakaian torok digunakan bomo untuk memperlihatkan identitas ritual dan budaya masyarakat suku Bonai kepada siapa pun yang melihat pertunjukkan ritual lukah gilo. Gambar 52: pakaian yang digunakan bomo dalam prosesi LG Makna dan fungsi pada pakaian torok sebagai berikut: Representamen R : pakaian torok pada bomo Objek O : kita rujuk pada konsep ‘primitif’ Interpretan I : terbuat dari kulit kayu terap → pembuatannya melalui proses pengawetan tradisional → waktu yang diperlukan dalam pembuatan paling cepat 1 minggu → berwarna coklat Universitas Sumatera Utara Setelah semua perlengkapan dalam membuat lukah baik itu peralatan maupun bahan-bahan yang akan digunakan tersedia, maka prosesi pembuatan lukah sudah bisa dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah memotong dan meraut bambu dan rotan. Bambu dipotong sama besar dan sama panjang, potongan bambu seperti bentuk sumpit. Setelah bambu selesai dipotong, kemudian bambu diraut untuk menghilangkan serat dan miang yang menempel pada bambu, agar saat pertunjukkan lukah dilaksanakan tangan orang yang ingin memegang lukah yang sedang bergerak tidak terluka oleh serat dan miang tersebut. Satu hal yang harus diingat dalam pembuatan lukah, bambu yang digunakan harus bambu tunggal dan tumbuh di pinggir sungai. Setelah bambu selesai diraut, bambu tersebut dirangkai dan dijalin hingga membentuk orang-orangan sawah tanpa kepala. Setiap rangkaian dan jalinan yang dibentuk harus diikat menggunakan rotan yang telah diraut juga. Tinggi lukah yang dibuat menyerupai bentuk orang-orangan sawah adalah ½ m. Kemudian, lukah diberi kepala yang terbuat dari tempurung kelapa yang sudah diraut juga sabuknya. Setelah bentuk lukah sempurna, maka lukah diberi kain hitam yang berfungsi sebagai penutup tubuh lukah atau berfungsi sebagai pakaian. Setelah lukah selesai dibuat, lukah disimpan dalam satu rungan yang khusus, di mana tidak seorang pun yang dapat melihat lukah tersebut sebelum lukah ditampilkan dalam sebuah pertunjukkan. Dalam pembuatan lukah, diperlukan waktu ± 1 satu bulan untuk menyelesaikan satu buah lukah. Lukah yang dibuat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh sang bomo, biasanya lukah dibuat pada saat bulan purnama atau pada saat seorang ibu melahirkan anaknya, dimana sang ibu tidak selamat tetapi anaknya selamat. Universitas Sumatera Utara

5.2 Fungsi dan Makna Mantera Lukah Gilo