5.2 Fungsi dan Makna Mantera Lukah Gilo
Mantera merupakan ucapan yang diyakini memiliki kekuatan magis. Mantera yang mengandung magis dipercaya berasal dari arwah para leluhur. Mantera juga dapat
dikatakan sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan untuk berhubungan dengan makhluk supranatural. Ucapan mantera cukup kuat untuk menggerakkan serangkaian
makhluk yang ada di alam ini, seperti: binatang, tumbuh-tumbuhan, roh-roh halus, bahkan manusia pun dapat digerakkan melalui mantera.
Hal tersebut di atas juga berlaku terhadap mantera-mantera yang dimiliki oleh masyarakat suku Bonai. Masyarakat suku Bonai mengapresiasikan mantera sebagai
ucapan yang berasal dari Tuhan dan diturunkan kepada arwah leluhur untuk dapat digunakan oleh masyarakat suku Bonai. Ada berbagai macam jenis mantera yang dimiliki
oleh masyarakat suku Bonai, seperti mantera pemanis, mantera kebal, dan salah satunya adalah mantera lukah gilo. Seluruh mantera yang dimiliki oleh masyarakat suku Bonai
memiliki kekuatan magis, yang kekuatan magisnya dapat menggerakkan semua benda dan makhluk ciptaan Tuhan.
Mantera lukah gilo merupakan mantera yang diucapkan untuk menggerakkan dan untuk membuat lukah bisa menari atau menjadi gila. Kata-kata yang digunakan dalam
mantera lukah gilo memiliki efek magis, sehingga mantera tersebut hanya bisa diucapkan oleh penuturnya yang disebut dengan bomo. Pada mantera lukah gilo, seorang bomo
memperoleh kemampuan lisannya untuk menggerakkan lukah ketika mengucapkan
Universitas Sumatera Utara
mantera magis yang merujuk pada pengucapan nama Tuhan. Contoh lafal yang diucapkan bomo dengan menyebutkan nama Tuhan untuk menggerakkan lukah adalah:
A’uzubillahhiminasyaitonnirrojim Bismillahhirrohmanirrahim
Allahumma Sali ‘ala sayyidina Muhammad Wa’ala ali sayyidina Muhammad
Allahumma Sali ‘ala sayyidina Muhammad Wa’ala ali sayyidina Muhammad
Asyhadualaillahaillah Waasyhaduannamuhammadarrosulullah
Dalam masyarakat suku Bonai, untuk mempelajari dan mengetahui tentang mantera lukah gilo selalu berlangsung sangat pribadi dan rahasia. Proses pembelajaran
mantera lukah gilo, disusun dan diupacarakan dengan sangat ketat untuk menyerap pengetahuan mengenai mantera dan magis. Ritual yang dilakukan selama proses
pembelajaran, mengubah mantera menjadi teks-teks yang memiliki kekuatan dan pengaruh untuk menggerakkan lukah sehingga dapat dipercaya bagi orang yang
menyaksikan. Menurut Rasyid, untuk menjadi seorang bomo yang memegang peranan penting
dalam permainan lukah gilo tidaklah mudah. Seorang bomo lukah gilo harus memiliki pengetahuan mengenai mantera dan seluk beluk lukah gilo tersebut, dan bersedia
menjalani berbagai macam proses dan tahapan untuk menjadi seorang bomo. Adapun tahapan yang harus dilalui untuk menjadi seorang bomo adalah sebagai berikut:
1. Harus mempelajari dan mengikuti silat tarekat 21 hari dan silat bangkit.
2. Usia harus 20 tahun ke atas.
3. Bersedia latihan setiap malam Selasa dan malam Jumat.
Apabila semua tahapan tersebut telah dilakukan, maka seseorang dapat diberi pengetahuan mengenai mantera dan lukah gilo. Setiap orang yang telah menguasai dan
Universitas Sumatera Utara
memiliki mantera lukah gilo, dapat menerapkan dan mempraktikkannya sendiri dan orang tersebut sudah dapat dikatakan sebagai bomo lukah gilo. Bagi masyarakat suku Bonai
tidak mengharuskan seseorang menjadi bomo lukah gilo, karena untuk menguasai dan mempelajari mantera magis lukah gilo dibutuhkan potensi individu yang kuat, tangguh,
dan siap mental untuk menjadi seorang bomo lukah gilo. Mantera bagi bomo lukah gilo, seringkali digunakan untuk menguasai lukah dan
perasaan orang lain yang melihat pertunjukkan lukan tersebut. Konsep masyarakat suku Bonai, mantera lukah gilo akan menjadi efektif bila berlandaskan pada wacana
pengetahuan mengenai relasi antara bahasa dan tubuh. Pengucapan mantera yang berulang-ulang oleh bomo, akan membuat lukah dan pemegang lukah menjadi seperti
yang diinginkannya. Sama seperti perlengkapan, mantera ritual lukah gilo juga memegang peranan
penting dalam pertunjukkan untuk menggerakkan lukah. Semua mantera yang dibaca oleh bomo, mempunyai simbol, tanda, dan makna. Untuk itu, pada sub-bab berikut akan
diuraikan simbol, tanda, dan makna yang terdapat pada mantera ritual lukah gilo. Adapun mantera ritual lukah gilo tersebut adalah:
A’uzubillahhiminasyaitonnirrojim Bismillahhirrohmanirrahim
Allahumma Sali ‘ala sayyidina Muhammad Wa’ala ali sayyidina Muhammad
Allahumma Sali ‘ala sayyidina Muhammad Wa’ala ali sayyidina Muhammad
Asyhadualaillahaillah Waasyhaduannamuhammadarrosulullah
Bismillahhirrohmanirrohim Kalimat di atas berfungsi sebagai doa pembuka pada mantera LG. Dalam ritual
LG, doa tersebut digunakan untuk memulai pekerjaan bomo dan asisten bomo dalam
Universitas Sumatera Utara
prosesi ritual LG. Frasa pembuka yang Islami memayungi mantera. Bagian awal mantera yang Islami ini adalah untuk membangkitkan kekuatan bomo dan memohon perlindungan
kepada Allah, SWT agar prosesi lukah gilo dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
Siyow wasak siyow wasi Sipak ningsi ila lukah
Salah satu peran yang dimainkan oleh bomo selama prosesi adalah memanggil roh
untuk membuat lukah agar menggila. Mantera di atas memperlihatkan bahasa langsung antara bomo dengan para roh. Salah satu tujuan utama mantera di atas yaitu memberi
sembah pada makhluk gaib. Sembah ini dilakukan bomo dengan cara menggoyangkan tubuh ke kiri dan ke kanan dengan postur tubuh agak sedikit membungkuk seperti
menyembah sesuatu. Selama pelaksanaan sembah ini, bomo membayangkan permohonannya yaitu makhluk gaib yang datang nanti diminta untuk menggerakkan
lukah yang dipegang oleh asisten bomo dan makhluk gaib tersebut hendaknya selalu mengikuti dan mengabulkan semua permintaan bomo. Meski secara formal menyatakan
bahwa mereka Islam, orang Bonai juga mempercayai kekuatan makhluk halus, seperti setan, jin, dan hantu, dengan menunjukkan bahwa mereka juga makhluk ciptaan Allah,
SWT. Nan sonik mun namo lidi
Nan bosa mun namo lukah
Setelah mengajukan permohonan, selanjutnya bomo membaca mantera di atas yang menunjukkan pendekatannya pada roh yang datang. Dalam mantera ini, bomo
mengatakan kepada roh bahwa yang besar inilah lukah yang akan digerakan oleh roh. Jangan sampai roh yang datang tersebut salah masuk ke tempat yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Nan lenggang tuku di bukik Mali-mali tuku di lurah
Malenggang lukah sadikik Manyuborang pane Allah
Bomo melanjutkan mantera selanjutnya sambil melempar mayang pinang ke sisi
kiri dan kanan. Mantera ini dinyanyikan untuk meminta roh menggerakan lukah secara perlahan terlebih dahulu, tetapi tetap di bawah komando sang bomo. Bagi bomo, mantera
magis yang dibacanya tidak bertentangan dengan agamanya, yaitu Islam. Bomo menganggap mantera yang dibacanya hanya bekerja pada roh halus yang diciptakan
Allah, SWT, untuk maksud dan tujuan menggerakan lukah. Potang pase otan tungga
Malayang tahadaronyo Isi bona nyihin tungga
Potang pandai naku palo Setelah lukah bergerak secara perlahan, selanjutnya bomo membaca mantera di
atas untuk meminta roh menggerakan lukah semakin cepat. Dalam mantera ini, bomo mengatakan bahwa roh bisa menggerakkan lukah ini dengan cepat karena lukah gilo ini
dibuat dari bambu tunggal yang merupakan tempat tinggal roh tersebut. bomo juga mengatakan kepada roh, jika roh bisa mengerakkan lukah dan mengikuti semua
permintaannya, maka bomo akan mengucapkan rasa terimakasihnya kepada roh yang telah membantunya membuat lukah bergerak dan membantunya selama prosesi
berlangsung.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KEARIFAN LOKAL DAN TRANSFORMASI BUDAYA
PADA TRADISI LISAN RITUAL LUKAH GILO
6.1 Kearifan Lokal Tradisi LG
Kearifan lokal merupakan usaha untuk menemukan kebenaran yang didasarkan pada fakta-fakta atau gejala-gejala yang berlaku secara spesifik dalam sebuah budaya
masyarakat tertentu. Kearifan lokal juga merupakan wujud tingkah laku atau pikiran- pikiran manusia pada masyarakat tertentu dalam mengekspresikan keinginan dan budaya
mereka. Selain untuk mengeskpresikan pikiran-pikiran, kearifan lokal juga merupakan suatu alat yang digunakan untuk memperlihatkan bagaimana sistem kehidupan suatu
masyarakat dalam menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan sekitar yang merupakan urat nadi kehidupan mereka.
Dengan pesatnya perkembangan zaman dan perubahan ekonomi, sosial, dan budaya, masyarakat suku Bonai masih memperlihatkan kuatnya kearifan lokal yang
mereka miliki demi mempertahankan identitas diri, kehidupan sosial, lingkungan, pelestarian dan inovasi budaya. Masyarakat Bonai percaya bahwa pelestarian kearifan
lokal akan dapat menjaga warisan hutan, tanah, sungai, dan budaya masyarakat suku Bonai dalam konteks masa kini. Upaya untuk memahami konsep kearifan lokal dalam
tradisi lukah gilo, merupakan ruang untuk memahami pikiran-pikiran masyarakat suku Bonai yang berhubungan dengan lingkungan dan tata hubungan sosial budaya masyarakat
suku Bonai. Berikut ini akan diuraikan konsep kearifan lokal masyarakat suku Bonai yang terdapat dalam mantera lukah gilo.
Universitas Sumatera Utara