pembuatan pada perlengkapan pembuatan lukah, prosesi sebelum permainan lukah gilo, prosesi permainan lukah gilo, dan prosesi setelah permainan lukah gilo selesai, peranan
dan bentuk semiotik mantera pada mantera lukah gilo, untuk merealisasikan apa fungsi dan makna prosesi lukah gilo.
5.1 Pelaksanaan Prosesi Ritual Lukah Gilo LG
Sub-bab ini, digunakan untuk menganalisis imaji yang terdapat pada pelaksanaan prosesi ritual LG dari perlengkapan pembuatan lukah gilo hingga lukah tersebut dapat
dimainkan dan analisis teks verbal mantera. Permainan lukah gilo mempunyai budaya, konteks situasi, dan ideologi. Pada
tingkat visual ritual LG diperoleh makna semantik visual, sistem desain gramatika visual, dan simbologi representasi LG.
5.1.1 Konteks Budaya Lukah Gilo LG
Secara konteks budaya LG terdiri atas tiga 3 struktur generik yaitu 1 struktur
sebelum permainan lukah gilo, 2 struktur permainan lukah gilo, dan 3 struktur setelah
permainan.
1. Struktur sebelum permainan lukah gilo
Struktur imaji sebelum acara permainan dimulai, bomo dan para asistennya mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan selama pertunjukkan dilaksanakan,
baik perlengkapan maupun tenaga. Ada tiga 3 yang dilakukan oleh bomo dan para asistennya untuk mengumpulkan tenaga yaitu merokok, makan, dan minum.
Universitas Sumatera Utara
Imaji Visual Struktur Generik
sebelum permainan lukah gilo
Merokok
Makan
Minum
Figura 1: Imaji Visual dan struktur generik sebelum permainan LG
1. Budaya merokok
Imaji di bawah ini memperlihatkan budaya merokok dilakukan bomo dan asisten bomo sebelum pertunjukan ritual LG untuk melepaskan candu merokoknya, karena
selama pertunjukkan berlangsung, bomo dan asisten bomo tidak dapat merokok selama beberapa jam. Budaya merokok daun nipah dan tembakau, atau rokok kretek mempunyai
tujuan untuk mengumpulkan energi, menenangkan diri dan mulai konsentrasi terhadap kegiatan ritual LG.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 25: Merokok sebelum pertunjukkan lukah berlangsung
2. Budaya makan
Imaji di bawah ini memperlihatkan budaya makan nasi yang tujuannya untuk menambah tenaga bagi bomo dan asisten bomo dipersiapkan selama pertunjukkan LG
berlangsung. Bomo dan asisten bomo membawa bekal nasi dan lauk pauk yang mereka masak sendiri dari rumah sebelum menuju ke tempat pertunjukan. Nasi yang mereka
bawa dibungkus menggunakan daun pisang atau kertas minyak untuk dimakan sebungkus berdua.
Gambar 26: Makan bersama sebelum prosesi lukah gilo
3. Budaya minum
Imaji di bawah ini memperlihatkan budaya minum untuk melelepas dahaga setelah makan, dan mengumpulkan energi bahwa air merupakan sumber tenaga bagi
Universitas Sumatera Utara
manusia sebagai persiapan untuk proses pertunjukan berlangsung tidak dibenarkan bagi bomo dan asisten bomo untuk minum. Minuman yang diminum adalah air putih biasa
yang wadahnya terbuat dari buah labu yang sudah dikeringkan. Buah labu kering adalah wadah yang menyimpan air agar selalu tetap dingin dan segar.
Gambar 27: Minum menggunakan wadah labu sebelum
prosesi lukah gilo
2. Struktur permainan lukah gilo
Dalam ritual LG, ada beberapa tahapan-tahapan ritual yang harus dilakukan oleh sang bomo agar pada saat lukah dipertunjukkan dapat berjalan dengan baik, dan berikut
struktur budaya permainan LG.
Imaji Visual Struktur generik permainan lukah gilo
Universitas Sumatera Utara
Membuka tutup lukah
Mengambil mayang pinang dan memulai pertunjukkan
Membaca mantera perlahan dan cepat
Lukah bergerak dan menggila
Figura 2: Imaji Visual dan struktur generik permainan LG
Budaya yang dimiliki oleh masyarakat suku Bonai memiliki unsur magis baik dari
mulai pembuatan sampai kepada pelakasanaan ritualnya. Berikut penjelasan tahapan budaya permainan lukah gilo:
1. Budaya membuka penutup lukah
Budaya membuka penutup lukah adalah suatu kegiatan pada saat pertunjukan dimulai, kain hitam penutup lukah dibuka oleh bomo utama. Kemudian, bomo
memanggil dua orang asistennya untuk memegang lukah, dan lukah pun kembali ditutup dengan menggunakan kain hitam oleh bomo sambil berkata kepada penonton “lukah ko
olun ado iside” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan
2. Budaya mengambil mayang pinang dan pertunjukkan
Budaya mengambil mayang pinang adalah budaya yang terdapat dalam ritual LG setelah itu bomo duduk di hadapan lukah yang akan siap dimainkan, sambil berkata
kepada dua asistennya “dah siap ompun beduo” yang artinya ‘apakah sudah siap kamu berdua?’ untuk melakukan pertunjukkan lukah gilo sebagai tanda permainan dimulai.
Mayang pinang berfungsi sebagai alat untuk memberi tanda kepada mahluk halus yang akan digunakan sebagai sarana untuk membuat lukah menari.
Gambar 29: Persiapan pertunjukkan ritual lukah gilo
Universitas Sumatera Utara
3. Budaya pembacaan Mantera
Budaya pembacaan mantera dilakukan setelah semuanya sudah lengkap, bomo pun mulai menggoyang-goyangkan mayang pinang ke arah kiri dan kanan sambil
membaca mantera lukah gilo. Budaya bomo membaca mantera ini untuk memanggil roh dengan mantera sebagai berikut:
A’uzubillahhiminasyaitonnirrojim Bismillahhirrohmanirrahim
Allahumma Sali ‘ala sayyidina Muhammad Wa’ala ali sayyidina Muhammad
Allahumma Sali ‘ala sayyidina Muhammad Wa’ala ali sayyidina Muhammad
Asyhadualaillahaillah Waasyhaduannamuhammadarrosulullah
Budaya ini memperlihatkan bomo membaca mantera berikut ini memerintah lukah untuk bergerak-gerak.
Bismillahhirrohmanirrohim Siyow wasak siyow wasi
Sipak ningsi ila lukah Nan sonik mun namo lidi
Nan bosa mun namo lukah
Proses tersebut berlanjut ketika bomo membaca mantera agar lukah bergerak semakin kuat dan cepat menggila.
Nan lenggang tuku di bukik Mali-mali tuku di lurah
Malenggang lukah sadikik Manyuborang pane Allah
Potang pase otan tungga Malayang tahadaronyo
Isi bona nyihin tungga Potang pandai naku palo
Universitas Sumatera Utara
Dalam bahasa Indonesia: Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang Ya Allah berikanlah keselamatan kepada Muhammad
Dan keluarga Muhammad Ya Allah berikanlah keselamatan kepada Muhammad
Dan keluarga Muhammad Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah
Siyow wasak siyow wasi Sepak dulu lukah
Yang kecil bernama lidi Yang besar bernama lukah
Yang bergoyang pukul di atas Selanjutnya pukul di bawah
Bergoyang lukah sedikit Menyeberang ke jalan Allah
Kemaren berutang satu Melayang semuanya
Isi betul yang sebuah Kemaren pandai tundukkan kepala
Gambar 30: Pembacaan mantera dan pemanggilan roh oleh bomo
Dilihat dari materi mantera yang digunakan bomo pada aktivitas lukah gilo ini, maka tampak benar bahwa mantera ini diamalkan dengan mengambil ajaran-ajaran Islam
Universitas Sumatera Utara
sebagai landasan memulai kegiatan. Di antaranya penggunaan mantera itu dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1 Yang pertama adalah awal doa atau pembukaan doa. Dalam tradisi agama Islam
untuk memulai suatu pekerjaan manusia diwajibkan untuk berdoa karena Allah. Kata-kata yang lazim digunakan adalah seperti yang diucapkan dalam tradisi
lukah gilo ini yaitu: A’uzubillahhiminasyaitonnirrojim
Bismillahhirrohmanirrahim Artinya:
Aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
2 Shalawat atau doa syafaat kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai khatamman
Nabiyin Nabi terkahir dan sekaligus Rasul terakhir. Dalam agama Islam doa syafaat kepada Nabi Muhammad sangatlah dianjurkan. Bahwa kelak setiap umat
Islam atau umat Muhammad di hari akhirat dihisab “ditimbang” pahala dan dosanya. Masa ini jika seorang muslim selalu bersyafaat kepada Nabi Muhammad
timbangan pahala akan dibantunya. Namun jika dosanya lebih berat ia pun harus masuk neraka untuk sementara. Jika sudah cukup akan dimasukkan ke surga
sesuai dengan kehendak Allah. Namun jika sudah dibantu oleh Nabi dan pahalanya lebih banyak dari dosanya maka ia langsung masuk ke surga. Oleh
karena itu disyariatkan bagi umat Islam untuk berdoa syafaat kepada Nabi Muhammad. Dalam teks mantera lukah gilo ini, doa itu diucapkan berulang dua
kali sebagai berikut: Allahumma Sali ‘ala sayyidina Muhammad
Wa’ala ali sayyidina Muhammad
Universitas Sumatera Utara
Allahumma Sali ‘ala sayyidina Muhammad Wa’ala ali sayyidina Muhammad
Artinya adalah bahasa Indonesia adalah: Semoga keselamatan atas Nabi Muhammad
dan segenap keturunannya Semoga keselamatan atas Nabi Muhammad
dan segenap keturunannya
3 Dua kalimah syahadah, kalimat ini adalah sebagai rukun Islam yang pertama.
Yang kedua adalah melaksanakan shalat, yang ketiga menunaikan puasa. Kemudian yang keempat mengeluarkan zakat. Yang kelima adalah melaksanakan
ibadah haji bagi yang mampu. Kalimah syahadah ini adalah dasar utama masuknya seseorang itu menjadi umat Islam. Dalam mantera lukah gilo ini kedua
kalimah syahadah itu diucapkan sebagai berikut: Asyhadualaillahaillah
Waasyhaduannamuhammadarrosulullah Artinya:
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad Rasul Allah
4 Kembali membaca awal doa yaitu dengan kata Bismillahirrahmanirrahim yang
artinya: Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 5
Isi teks mantera, yang terdiri dari tiga bait “mantera berunsur pantun.” Masing- masing pantun menggunakan sampiran dan isi, dalam satu bait menggunakan
empat baris, dengan menggunakan persajakan rima binari a-b-a-b. Selengkapnya adalah sebagai berikut.
Siyow wasak siyow wasi Sipak ningsi ila lukah
Nan sonik mun namo lidi Nan bosa mun namo lukah
Universitas Sumatera Utara
Nan lenggang tuku di bukik Mali-mali tuku di lurah
Malenggang lukah sadikik Manyuborang pane Allah
Potang pase otan tungga Malayang tahadaronyo
Isi bona nyihin tungga Potang pandai naku palo
Artinya: Siyow wasak siyow wasi
Sepak dulu lukah Yang kecil bernama lidi
Yang besar bernama lukah
Yang bergoyang pukul di atas Selanjutnya pukul di bawah
Bergoyang lukah sedikit Menyeberang ke jalan Allah
Kemaren berutang satu Melayang semuanya
Isi betul yang sebuah Kemaren pandai tundukkan kepala
Dengan demikian, secara struktural dan latar belakang religi dan budaya, teks mantera lukah gilo ini diadun dari ajaran Islam dan dipadu dengan sistem kosmologi pra-
Islam yang terdapat dalam kebudayaan suku Bonai. Maka dapatlah dikatakan bahwa suku Bonai dalam tradisi lukah gilo ini mencoba membumikan ajaran Islam dalam kebudayaan
mereka, tanpa harus menghapuskan unsur-unsur budaya yang ada sebelum datangnya Islam. Mereka mencoba mensinerjikan ajaran Islam yang syumul universal dengan
kebudayaan setempat.
Universitas Sumatera Utara
4. Budaya lukah bergerak dan menggila
Budaya lukah bergerak secara perlahan, kemudian lukah pun semakin bergerak dengan cepat sehingga asisten bomo yang memegang lukah pun ikut bergerak kemanapun
arah lukah digerakkan oleh bomo utama. Bomo tetap mengawasi lukah agar tidak terlempar ke arah penonton. Ketika lukah semakin bergerak sangat cepat atau menggila,
bomo pun memanggil beberapa orang penonton untuk memegang lukah tersebut, sembari salah satu dari asisten bomo tetap memegang lukah untuk mengontrol pergerakan lukah.
Gambar 31: Pergerakan lukah gilo setelah diberi mantera
Tradisi LG merupakan sebuah permainan yang unik dan asik untuk dilihat, makanya sampai saat ini permainan lukah gilo masih terjaga dan berkembang di
masyarakat suku Bonai.
3. Struktur penyelesaian permainan lukah gilo
Setelah pertunjukkan lukah dirasa sudah cukup dilakukan banyak tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh sang bomo agar pada saat lukah yang sedang dipertunjukkan
Universitas Sumatera Utara
dapat berhenti dan selesai dengan baik, dan berikut struktur budaya penyelesaian permainan lukah gilo.
Imaji Visual Struktur Generik Penyelesaian Permainan Lukah Gilo
Meniup lukah agar lukah berhenti bergerak
Lukah berhenti bergerak
Menyerahkan lukah kepada panitia penyelenggara
Minum setelah pertunjukkan selesai
Istirahat dan merokok setelah pertunjukkan selesai
Universitas Sumatera Utara
Figura 3: Imaji Visual dan struktur generik penyelesaian permainan LG 1.
Budaya meniup lukah agar lukah berhenti bergerak Budaya meniup lukah menunjukkan bomo mendekati lukah kemudian meniup
lukah seperti memberi perintah kepada lukah untuk berhenti bergerak lukah sudah bergerak selama limabelas menit.
Gambar 32: Bomo meniup lukah gilo agar berhenti bergerak
2.
Budaya lukah berhenti bergerak Budaya penuntas lukah berhenti bergerak ke kiri dan kanan, setelah ditiup oleh
bomo menjadi berhenti, penonton yang masih menyaksikan lukah jarak dekat masih memegang lukah sampai bomo meminta mereka melepaskan pegangan dari lukah dan
menjauh dari lukah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 33: Saat lukah berhenti bergerak
3. Budaya menyerahkan lukah kepada
panitia penyelenggara Budaya menyerahkan lukah mempunyai makna bahwa lukah yang digunakan
selama pertunjukan tidak boleh dibawa pulang kembali oleh sang bomo, lukah ditinggal di tempat pertunjukan dilaksanakan. Imaji di bawah menggambarkan lukah diserahkan
kepada panitia. Alasan lukah tidak boleh dibawa oleh bomo adalah sebagai tanda bahwa bomo dan asistennya telah pernah melakukan ritual lukah gilo di daerah lukah
ditinggalkan.
Gambar 34:
Universitas Sumatera Utara
Proses penyerahan lukah yang telah dipertunjukkan 4.
Budaya istirahat, minum, dan merokok Setelah LG diserahkan kepada panitia yang mengadakan pertunjukan, bomo dan
para asisten bomo pun kembali beristirahat. Budaya istirahat yang mereka lakukan, diisi dengan kegiatan duduk santai sambil merokok dan minum. Minuman yang diminum oleh
para pelaku lukah gilo sama dengan air yang diminum sebelum prosesi dilakukan, hanya wadahnya saja yang berbeda. Berikut gambar setelah pertunjukkan selesai:
Gambar 35: Istirahat
Universitas Sumatera Utara
Gambar 36: Minum setelah pertunjukan
5.1.2 Konteks Situasi Lukah Gilo LG