Tempurung kelapa dan lukah secara keseluruhan ini sekaligus adalah sebagai bahagian dari antropomorfisme, yaitu mengibaratkan atau memandang lukah dan kepalanya
sebagai bahagian utuh sebagai tubuh yang hidup. Apalagi nanti telah “dimasuki” makhluk halus. Dalam kebudayaan suku Bonai atau Melayu ini lazim terjadi. Misalnya
dalam memandang rebab, orang Melayu menganggap itu seperti manusia, yaitu ada kepala, leher, kecopong, badan, bahagian belakang, dan lainnya.
BAB IV ETNOGRAFI SUKU BONAI
Pada bab ini, menguraikan tentang data dan temuan penelitian yang diperoleh dengan menggunakan metode etnografi yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya.
Uraian berikut menyajikan secara rinci tentang paparan etnografi masyarakat suku Bonai yang meliputi beberapa aspek kehidupan dan mencerminkan kearifan lokal masyarakat
tersebut. Berdasarkan data-data yang berhasil diidentifikasi dapat dikemukakan bahwa etnografi dapat mendorong pemikiran tentang bagaimana kaitan kearifan lokal diantara
aspek yang berbeda-beda dari suatu kebudayaan dan juga bagaimana kaitannya dengan alam sekitar. Berikut uraian mengenai paparan etnografi masyarakat suku Bonai.
4.1 Lokasi, Lingkungan Alam, dan Demografi
Masyarakat suku Bonai tinggal dikawasan aliran sungai Rokan yang terdapat di perbatasan dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Rokan Hilir
Provinsi Riau. Mayoritas komunitas masyarakat suku Bonai tersebar di Kabupaten Rokan Hulu. Bila dirujuk dari asal usul dan sejarah masyarakat suku Bonai, lokasi awal yang
ditempati oleh suku Bonai adalah desa Sontang, yang letak wilayah antara kabupaten
Universitas Sumatera Utara
Rokan Hulu dan Rokan Hilir. Kemudian masyarakat Bonai ini menyebar dan membentuk kampung baru di desa Ulak Patian Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu. Di
desa Ulak Patian inilah masyarakat Bonai berkembang dan menyatakan diri sebagai kampung Bonai yang terbesar. Berikut gambar peta Kabupaten Rokan Hulu:
Gambar 2: Peta lokasi penelitian Kabupaten Rokan Hulu sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hulu
Kecamatan Kepenuhan memiliki luas wilayah daratan 683,26 km
2
, yang teridir dari tiga belas desa, yaitu: desa Kepenuhan Barat, desa Kepenuhan Tengah, desa
Kepenuhan Timur, desa Kepenuhan Hilir, desa Kepenuhan Raya, desa Kepenuhan Baru, desa Ulak Patian, desa Kepenuhan Makmur, desa Kepenuhan Mulya, desa Kepenuhan
Sejati, desa Rantau Binuang Sakti, desa Kep. Barat Mulya, dan desa Kep. Barat Sei Rokan Jaya. Luas wilayah dari masing-masing desa dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2: Luas desa di Kecamatan Kepenuhan. Nama Desa
Luas Wilayah km
2
1. Kepenuhan Barat
45,41 2.
Kepenuhan Tengah 118,67
3. Kepenuhan Timur
67,05 4.
Kepenuhan Hilir 184,62
5. Kepenuhan Raya
13,00 6.
Kepenuhan Baru 13,00
7. Ulak Patian
45,00 8.
Kepenuhan Makmur 12,71
9. Kepenuhan Mulya
13,20 10.
Kepenuhan Sejati 13,00
11. Rantau Binuang Sakti
49,00 12.
Kep. Barat Mulya 67,97
13. Kep. Barat Sei Rokan Jaya
40,62 Sumber: Kantor Kecamatan Kepenuhan
Dari tabel di atas, terlihat bahwa desa yang memiliki wilayah terluas adalah desa
Kepenuhan Hilir dengan luas 184,62 km
2
. Desa yang luas wilayahnya terkecil adalah desa Kepenuhan Makmur dengan luas wilayah 12,71 km
2
. Desa yang didiami oleh masyarakat suku Bonai adalah desa Ulak Patian dengan luas wilayah 45,00 km
2
Selain masyarakat Bonai yang mendiami desa Ulak Patian, suku-suku lain seperti suku Jawa, suku Minang, dan suku Batak, juga terdapat di desa Ulak Patian. Di desa Ulak
Patian ini, masyarakat suku Bonai dan masyarakat suku lain hidup berdampingan, tanpa memandang asal usul dari mana mereka berasal. Dengan hidup berdampingan dan
membentuk sebuah kampung, jumlah penduduk desa Ulak Patian pada saat ini adalah .
Universitas Sumatera Utara
1.167 jiwa, dengan jumlah laki-laki sebanyak 563 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 604 jiwa sumber: Kantor Kecamatan Kepenuhan 2010.
Dengan luas wilayah 45,00 km
2
, desa Ulak Patian memiliki satu sungai besar yaitu sungai Rokan. Sungai Rokan memiliki panjang ± 100 km dengan kedalaman rata-
rata 6 m dengan lebar sungai 92 m. Sungai Rokan ini bagi masyarakat suku Bonai dan masyarakat lain desa Ulak Patian ini, berfungsi sebagai sarana perhubungan dan sumber
air bersih. Desa Ulak Patian pada umumnya beriklim tropis dengan temperatur maksimum rata-rata 31
o
C – 32
o
C, dengan curah hujan sedang sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Riau
4.2 Asal Mula dan Sejarah Suku Bonai