55
kembang  granula  Hoover  dan  Vasanthan  1994;  Olayinka  et  al.  2008.  Olayinka  et  al.  2008 menambahkan  adanya  sejumlah  komplek  amilosa-lipid  juga  berperan  dalam  penurunan  daya
kembang dan kelarutan. Dari hasil penelitian yang diperoleh terlihat modifikasi HMT dengan microwave terlihat
lebih  rentan  terjadi  pada  maizena  yang  memiliki  amilosa  lebih  besar.  Pengaruh  kandungan amilosa  terhadap  pengaruh  modifikasi  HMT  dengan  teknik  microwave  juga  diungkapkan  oleh
Lewandowicz  et  al.  1997;  2000  pada  pati  kentang,  tapioka,  dan  serealia.  Amilosa  merupakan molekul pati yang menyusun sebagian besar daerah amorphous. Daerah ini lebih rentan terhadap
imbibisi air dan penetrasi panas akibat susunan molekulnya yang renggang. Pergerakan molekul air  dan  penetrasi  panas  menyebabkan  asosiasi  amilosa  atau  kristalisasi  dengan  sebagian
amilopektin.  Hal  tersebut  terlihat  dengan  adanya  penurunan  daya  kembang  dan  kelarutan  yang menyebabkan perubahan karakteristik pemastaan dan gelatinisasi pati termodifikasi Donovan  et
al. 1983.
3. Profil Absorpsi Air dan Minyak
Pengaruh modifikasi HMT terhadap absorpsi air dan minyak pati termodifikasi disajikan
pada Gambar 22 dan 23. Modifikasi HMT memberikan pengaruh kenaikan absorpsi air pada pati termodifikasi  data  pada  Lampiran  8.  Besarnya  kenaikan  tergantung  dari  waktu  pemanasan
yang  diterapkan.  Peningkatan  absorpsi  air  akibat  HMT  juga  dilaporkan  pada  pati  sorgum Adebowale et al. 2005; Olayinka et al. 2008.
Gambar 22 . Diagram absorpsi air pada pati native dan termodifikasi
Peningkatan  absorpsi  air  pada  pati  termodifikasi  HMT  disebabkan  oleh  meningkatnya kecenderungan  hidrofilik  Adebowale  et  al.  2005;  Olayinka  et  al.  2008.  Peningkatan  tersebut
terlihat  dipicu  dengan  meningkatnya  waktu  perlakuan  Gambar  22,  Lampiran  8.  Menurut
Kaletunç  dan  Breslauer  2003,  daerah  amorphous  lebih  muda  dimasuki  oleh  air  karena strukturnya tidak beraturan. Dengan kata lain, daya absorpsi air dipengaruhi kadar amilosa. Lu  et
al.  1996  menyatakan  bahwa  HMT  dapat  menyebabkan  degradasi  molekul  amilopektin  dan meningkatkan molekul amilosa. Peningkatan amilosa dapat membantu penyerapan air yang lebih
banyak. Modifikasi HMT memberikan pengaruh terhadap peningkatan absorpsi minyak pada pati
termodifikasi  baik  pada  tapioka  maupun  maizena  Gambar  23.  Peningkatan  absorpsi  minyak
akibat  HMT  dilaporkan pada  pati  sorgum  putih  Olayinka  et  al.  2008  dan  singkong  Abraham 1993. Abraham 1993 menyatakan bahwa peningkatan absorpsi minyak pada pati termodifikasi
0.00 0.40
0.80 1.20
1.60
native HMT 25 2 jam
HMT 25 4 jam HMT 25 7 jam
Ab so
rp si
a ir
g g
tapioka maizena
56
disebabkan  adanya  lapisan  dengan  kecenderungan  lipofilik  yang  menyelimuti  granula  pati terbentuk akibat HMT.
Gambar 23 . Diagram absorpsi minyak pada pati native dan termodifikasi
4. Profil Freeze-thaw Stability
Hoover dan Manuel 1996 menyatakan bahwa freeze-thaw stability adalah kemampuan pasta  pati  menjaga  integritasnya  ketika  dikenakan  siklus  termal  berulang  dengan  penyimpanan
suhu  ruang  dan  beku.  Retrogradasi  diekspresikan  sebagai  volume  air  yang  terpisah  akibat pengerutan  gel.  Air  yang  keluar  merupakan  hasil  dari  asosiasi  ikatan  hidrogen  inter-  dan
intramolekuler amilosa selama penyimpanan pada suhu beku.  Karakteristik fungsional ini sangat penting  terutama  untuk  formulasi  produk  yang  menggunakan  penyimpanan  beku  maupun
refrgerasi  Mweta  et  al.  2008.  Pengaruh  modifikasi  HMT  terhadap  freeze-thaw  stability  pada
tapioka dan maizena disajikan pada Gambar 24 dan 25. Tapioka HMT 25 7 jam memiliki nilai
persentase sineresis terendah dibandingkan perlakuan modifikasi lainnya. Freeze-thaw  stability  dilakukan  sebanyak  empat  siklus.  Baik  tapioka  maupun  maizena
menunjukkan  pola  yang  sama  yaitu  freeze-thaw  meningkat  secara  perlahan  dari  siklus  pertama dan kemudian menurun pada siklus dua tapioka atau tiga maizena. Pola naik-turun pada siklus
freeze-thaw  yang  serupa  juga  pernah  dilaporkan  oleh  Yuan  dan  Thompson  1998.  Penurunan freeze-thaw  pada  siklus  yang  semakin  meningkat  dapat  berhubungan  dengan  peningkatan
rigiditas dan elastisitas pasta dengan terbentuknya formasi jaringan spons. Peningkatan rigiditas gel akan menyebabkan gel menjadi lebih tahan terhadap kerusakan
akibat  sentrifugasi.  Peningkatan  elastisitas  menyebabkan  pasta  memiliki  kemampuan  untuk mengembalikan  pasta  ke  bentuk  semula  akibat  sentrifugasi.  Hal  ini  mengakibatkan  air  dapat
terjaga  dalam  matriks  pasta.  Yuan  dan  Thompson  1998  serta  Abera  dan  Rakshit  2003 mengobservasi adanya reabsorpsi oleh gel. Abera dan Rakshit 2003 menambahkan  reabsorpsi
terjadi akibat sudah terbentuknya  porous pada gel. Hal inilah  yang menyebabkan sineresis pada gel kemudian menurun.
0.00 0.40
0.80 1.20
1.60
native HMT 25 2 jam
HMT 25 4 jam HMT 25 7 jam
Ab so
rp si
m in
y a
k g
g
tapioka maizena
57
Gambar 24 . Grafik respon HMT pada freeze-thaw tapioka
Oleh  karena  itu,  penentuan  modifikasi  mana  yang  memberikan  sineresis  terendah menjadi  sulit  oleh  adanya  kecenderungan  reabsorpsi  air  pada  gel.  Perlakuan  modifikasi  yang
memberikan  freeze-thaw  stability  terbaik  dilihat  dari  rendahnya  sineresis  pada  siklus  pertama hingga sebelum siklus freeze-thaw menurun yang diduga akibat adanya reasorbsi. Tapioka HMT
25  7  jam  dan  maizena  HMT  25  2  jam  memiliki  kecenderungan  freeze-thaw  stability  yang
lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya data pada Lampiran 9.
Gambar 25 . Grafik respon HMT terhadap freeze-thaw maizena
Menurut  Suriani  2008,  pada  penyimpanan  beku,  air  dalam  larutan  pasta  pati  akan berubah menjadi kristal-kristal es. Oleh karena itu, apabila pasta pati yang telah beku di-thawing,
kristal es tersebut akan kembali cair dan air akan keluar terpisah dari struktur pasta pati.  Freeze- thaw  yang  dialami  membuat  kristal  air  yang  telah  mencair  tidak  mampu  berasosiasi  kembali
dengan  pati  dan  amilosa  menjadi  rapuh  sehingga  memudahkan  keluarnya  air  Vaclavik  dan Christian 2003. Pada pati termodifikasi HMT, amilosa yang terlepas dari granula akibat granula
tergelatinisasi memiliki jumlah dan jarak antar molekul amilosa yang tidak terlalu besar Hoover dan  Manuel  1996.  Hal  ini  disebabkan  modifikasi  HMT  dapat  menurunkan  pelepasan  amilosa
saat granula tergelatinisasi dengan meningkatkan gaya antar ikatan pada daerah amorphous. Oleh karena itu,  pada  pati termodifikasi,  jumlah  air  yang  keluar saat  thawing  lebih rendah  dibanding
pati native-nya.
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00
1 2
3 4
5
S in
e re
si s
Siklus ke-
native HMT 25 2 jam
HMT 25 4 jam HMT 25 7 jam
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00
1 2
3 4
5
S in
e re
si s
Siklus ke-
native HMT 25 2 jam
HMT 25 4 jam
58
5. Profil Kejernihan Pasta