49
menjadi melemah. Terbatasnya jumlah air pada pati tapioka dan maizena menyebabkan interaksi hidrogen  yang  terbentuk  antara  air  dengan  molekul  amilosa  dan  amilopektin  juga  terbatas
sehingga  tidak  menyebabkan  gelatinisasi.  Lu  dan  Yang  2006  mempelajari  pengaruh  kadar  air pada  sifat  birefringence  tapioka  termodifikasi  HMT.  Studi  tersebut  mengungkapkan  hubungan
peningkatan  kadar  air  dengan  hilangnya  sifat  birefringence  pada  granula  birefringence termodifikasi HMT.
Pengaruh waktu pemanasan
Penetrasi  panas  menyebabkan  peningkatan  derajat  ketidakterarturan  sehingga meningkatkan  molekul  pati  yang  terpisah  serta  penurunan  sifat  kristal  Hoseney  1998.  Hal  ini
mengingat bahwa intensitas birefringence pati sangat tergantung dari derajat dan orientasi kristal. Semakin lama waktu pemanasan yang diterapkan, semakin besar pula energi panas yang diterima
sehingga sifat birefringence granula semakin melemah. Granula  maizena  HMT  mulai  terlihat  kehilangan  sifat  birefringence  pada  waktu  yang
lebih  singkat  yaitu  2  jam  Gambar  17D.  Hal  ini  sangat  berbeda  pada  tapioka  yang
membutuhkan  waktu  yang  lebih  lama  7  jam  sehingga  granula  mulai  terlihat  kehilangan  sifat
birefringence  Gambar  16F.  Perbedaan  kandungan  amilosa  dapat  menyebabkan  perbedaan
kerentanan  granula  kedua  pati  mulai  terlihat  kehilangan  birefringencenya.  Hal  ini  mengingat pusat granula pati yang merupakan daerah  amorphous yang memiliki penyusunan molekul yang
lebih renggang sehingga interaksi antar molekulnya lebih mudah berubah akibat HMT Eliasson 2004; Herawati 2009. Molekul amilosa menyusun sebagian besar daerah amorphous. Perbedaan
derajat  penyusunan  granula  mempengaruhi  sifat  birefringence  dan  kristalinitas.  Kristalinitas
relatif  yang  lebih tinggi  pada tapioka  Tabel  16 menunjukkan  derajat  organisasi  molekul  pada
tapioka  lebih  tinggi  dibandingkan  maizena.  Hal  ini  menyebabkan  tapioka  membutuhkan  waktu pemanasan yang lebih lama untuk mengubah keteraturan dan orientasi penyusunan molekul.
D. EVALUASI PENGARUH FAKTOR PROSES DAN PENENTUAN
KONDISI HMT TERPILIH
Kondisi  HMT  terpilih  ditentukan  dengan  mengevaluasi  faktor  proses  yang  diterapkan yaitu kadar air dan waktu pemanasan. Faktor-faktor tersebut dianalisis pengaruhnya terhadap pati
HMT  yang  dihasilkan  melalui  analisis  amilografi  pasta,  gelatinisasi,  dan  bentuk  granula.  Dari hasil  analisis  tersebut  diketahui  bahwa  interaksi  kedua  faktor  yaitu  kadar  air  dan  waktu
pemanasan  menghasilkan  profil  pati  termodifikasi  dengan  beragam  karakter.  Tabel  15
menjelaskan  proses  evaluasi  faktor  proses  yang  diperlukan  untuk  menentukan  kondisi  HMT terpilih.  Secara  garis  besar,  peningkatan  kadar  air  memiliki  peran  penting  untuk  mengubah
karakteristik  pati  termodifikasi  yang  dihasilkan  Tabel  15.  Pengaturan  kadar  air  HMT  hingga
25 mampu memberikan pati termodifikasi HMT dengan suhu gelatinisasi yang lebih tinggi dan stabilitas termal yang lebih baik terhadap pengaruh pemanasan dan pengadukan.
Zylema  et  al.  1985  mengungkapkan  kadar  air  berperan  penting  pada  pendistribusian panas microwave ke bahan. Energi panas dihasilkan dari gesekan molekul bipolar seperti air yang
dipicu  gelombang  elektron  yang  dipancarkan  microwave.  Semakin  tinggi  kadar  air  yang terkandung  pada  sampel  maka  semakin  tinggi  pula  peluang  gesekan  antar  molekul  air  yang
kemudian  menghasilkan  panas.  Adebowale  et  al.  2005  menyatakan  bahwa  perubahan karakteristik fisikokimia dan fungsional tergantung pada pengaturan kadar air modifikasi. Kadar
50
air  dan  energi  panas  dalam  jumlah  tertentu  diperlukan  untuk  meningkatkan  pergerakan  rantai molekul dan mendistorsi ikatan antar molekul pada granula saat modifikasi berlangsung Lu dan
Yang  2006  namun  granula  tetap  terjaga  integritasnya.  Dengan  perlakuan  kadar  air  terbatas 35, modifikasi HMT dapat menyebabkan adanya pengaturan kembali molekul amilosa dan
amilopektin di dalam granula yang berimplikasi pada terjadinya perubahan sifat fisik dan kimia pati Herawati 2009.
Tabel 15 . Evaluasi pengaruh faktor proses untuk menentukan kondisi HMT terpilih
Parameter evaluasi
yang ingin dicapai Kadar air 20
Kadar air 25 2 jam
4 jam 2 jam
4 jam 7 jam
T M
T M
T M
T M
T
Penurunan PV 
 
 
Penurunan BV 
 
 
Penurunan SV 
 Peningkatan
suhu gelatinisasi 
 
 
 
Perubahan sifat birefringence granula
 
Keterangan: Tapioka T dan maizena M Keterangan: Peak viscosity PV, breakdown viscosity BV, dan setback viscosity SV
Studi  yang  dilakukan  Lewandowicz  et  al.  1997  menyatakan  modifikasi  dengan microwave  mengubah  karakteristik  fisikokimia  pada  pati  kentang  dan  singkong  serta  adanya
korelasi  kuat  antara  kadar  air  dan  besarnya  perubahan  pada  pati  teriradiasi.  Iradiasi  microwave pada pati umbi-umbian pada kadar air terbatas 35 menyebabkan peningkatan suhu pasting,
penurunan kelarutan, dan perubahan struktur kristalin. Perubahan yang terjadi semakin meningkat seiring  dengan  peningkatan  kadar  air  perlakuan.  Vermeylen  et  al.  2006  menambahkan  pati
termodifikasi HMT pada kadar air dan suhu yang lebih tinggi mempunyai suhu gelatinisasi lebih tinggi,  rentang  suhu  gelatinisasi  lebih  lebar,  dan  entalpi  ∆H  lebih  rendah  dibandingkan  pati
HMT  dengan  kadar  air  dan  suhu  yang  lebih  rendah.  Pati  termodifikasi  HMT  dengan  kadar  air
25 kemudian dianalisis kembali untuk mengetahui karakteristik fungsional pati yang dihasilkan.
E. KARAKTERISTIK FUNGSIONAL PATI DENGAN KONDISI