25
5. Karakterisasi Sifat Fisiko-kimia dan Fungsional Pati Termodifikasi
HMT
Untuk  mengetahui  pati  termodifikasi  HMT  terbaik  dilakukan  karakterisasi  baik  sifat fisikokimia  maupun  fungsional  dati  pati  termodifiakasi.  Mula-mula  pati  termodifikasi  HMT
dikarakterisasi  melalui  analisis  bentuk  granula,  profil  amilografi,  dan  profil  gelatinisasi  untuk mengetahui  perlakuan  HMT  terpilih  yang  mampu  mengubah  karakteristik  fisikokimia  dan
fungsional seperti yang telah disebutkan. Pati HMT dengan kondisi terpilih dianalisis lebih lanjut
sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 11.
Gambar 11 . Diagram alir tahapan analisis pati termodifikasi HMT
C. PROSEDUR ANALISIS
1. Profil Bentuk Granula Pati
Profil  bentuk  granula  diamati  dengan  Polarized  Light  Microscope  PLM  Olympus Optical  Co.  Ltd,  Japan  yang  dilengkapi  dengan  kamera.  Suspensi  pati  disiapkan  dengan
mencampurkan  pati  dan  akuade.  Suspensi  diteteskan  pada  atas  gelas  objek  dan  ditutup  dengan gelas  penutup,  preparat  kemudian  dipasang  pada  PLM.  Pengamatan  dilakukan  dengan  dengan
perbesaran 400 dan 1000 kali.
2. Profil Kristalin Pati Hustiany 2006
Profil  kristalin  pati  dianalisis  menggunakan  X-Ray  Diffraction  Shimadzu  7000,  Japan. Radiasi  Cu
monokromatik  dengan  panjang  gelombang  α
1
=  1.54056  Ǻ  dan  α
2
=  1.54439  Ǻ
Pati termodifikasi HMT
Analisis Fisiko-kimia Analisis Fungsional
- Bentuk granula
- Profil amilograf
- Profil gelatinisasi
Analisis Fungsional -
Swelling power -  Kejernihan pasta
- Kelarutan
-  Freeze-thaw stability -
Absorpsi air -  Absorpsi minyak
- Profil tekstur gel
Analisis Fisiko-kimia -
Profil kristalin
Pati termodifikasi HMT terpilih
26
dengan  daya  yang dihasilkan oleh generator pada 40 kV dan 30 mA.  Daerah  canning difraksi pada sudut 2 θ yaitu 5-30
o
dengan step interval 0,02
o
dan kecepatan scan 1.5
o
menit. Pengukuran kristalinitas relatif  dilakukan  dengan menggunakan  software  Shimadzu  7000.  Kurva halus  yang
menghubungkan dasar puncak-puncak difraktogram. Area di atas kurva halus merupakan daerah kristalin. Rasio antara luas area di atas kurva dengan total area difraksi menunjukkan kristalinitas
relatif. =
� � + �
× 100 Keterangan
: Ac = Area daerah kristalin Aa = Area daerah amorphous
Xc = Persentase kristalinitas relatif
3. Derajat Putih
Pengukuran dilakukan menggunakan Whiteness Meter Kett Electric Laboratory C-100- 3.  Kalibrasi  dilakukan  dengan  standar  warna  putih  BaSO
4
,  yang  memiliki  derajat  putih  100 110.8.  Sejumlah  contoh  dimasukkan  ke  dalam  wadah  khusus,  dipadatkan,  ditutup,  kemudian
dimasukkan ke dalam tempat pengukuran lalu nilai derajat putih akan keluar pada layar A. ℎ    =
A 110,8
100 Keterangan  : A
=  Nilai yang terbaca pada alat 110,8    = Standar BaSO
4
4. Densitas Kamba bulk density Wirakartakusumah et al. 1992