38
Dari  penelitian  pendahuluan  yang  dilakukan.  diperoleh  perlakuan  modifikasi  dengan mode pemanasan low pada waktu pemanasan 2 dan 4 jam. Waktu modifikasi 2 dan 4 jam dipilih
karena  modifikasi  HMT  mampu  meningkatkan  suhu  pasting  dan  menurunkan  viskositas dibandingkan  pati  native-nya  sehingga  menunjukkan  kestabilan  pasta  pati  terhadap  pemanasan
dan  pengadukan  yang  lebih  baik.  Sementara  perlakuan  lainnya  cenderung  menghasilkan  profil amilografi  pasta  yang tidak terlalu  berbeda.  Beberapa  perlakuan lainnya  bahkan  terlihat  gosong
akibat tingginya mode dan waktu pemanasan yang diterapkan saat modifikasi HMT. Oleh karena itu. dalam modifikasi HMT selanjutnya dilakukan dengan kombinasi kadar
air sebesar 20 dan 25 dengan waktu pemanasan 2 dan 4 jam pada mode pemanasan low. Akan tetapi. waktu modifikasi pada tapioka lalu diperpanjang menjadi 7 jam.  Waktu pemanasan yang
lebih panjang diterapkan mengingat studi yang dilakukan Lewandowicz  et al. 1997 pada HMT tapioka dengan microwave dengan kadar air hingga 20-35 dan waktu modifikasi mencapai 2.5
jam belum menunjukkan penurunan viskositas yang signifikan serta kelarutan yang masih cukup besar  pada  pemanasan  mencapai  68
o
C.  Waktu  pemanasan  yang  lebih  ekstrem  dipilih  untuk mengetahui sensitivitas tapioka terhadap perlakuan modifikasi HMT pada karakteristik fungsional
yang dihasilkan.
Tabel 11 . Profil amilografi dari beberapa perlakuan uji coba modifikasi HMT
Perlakuan T
proses
o
C Parameter amilografi cP
mode: k.air -  waktu menit
Tp
o
C PV
HPV BV
SV FV
Maizena native -
73.70 4167
2081 2086
1831 3912
Low:25-30 57.5
73.25 4104
2139 1965
1896 4035
Low:25-60 70
74.90 3667
2065 1602
1768 3833
Low:25-90 72
74.50 3754
2107 1647
1813 3920
Low:25-120 76
74.50 3677
2003 1674
1671 3674
Low:25-240 78
74.45 3450
1629 1821
1765 3394
Medium low:25-30 80
73.25 4338
2268 2070
2422 4690
Medium low:25-60 -
Tidak dianalisis, pati gosong pada menit ke 40 Medium:25-15
89 72.00
3506 1763
1743 2002
3765 Medium:25-30
- Tidak dianalisis,
pati gosong pada waktu lebih dari 15 menit
Suhu T proses dihitung pada akhir proses modifikasi HMT Keterangan: suhu pasting Tp,. peak viscosity PV, hot paste viscosity HPV, breakdown viscosity BV, setback
viscosity SV, dan final viscosity FV
2. Modifikasi HMT dengan Kombinasi Kadar Air dan Waktu Terpilih
Pada  persiapan  sampel.  pengaturan  kadar  air  dilakukan  dengan  estimasi  penambahan jumlah  air menggunakan  prinsip  kesetimbangan  massa.  Proses  penambahan  kadar air dilakukan
secara  perlahan  diikuti  dengan  pengadukan  secara  manual  untuk  mencegah  penggumpalan  pati akibat  distribusi  air  yang  tidak  merata.  Analisis  kadar  air  dilakukan  pada  pati  basah  yang  telah
disetimbangkan selama semlam pada suhu refrigerator. Lampiran 4 A dan B menunjukkan hasil
39
analisis  kadar  air  setelah  dilakukan  conditioning  dalam  refrigerator  selama  semalam.  Rata-rata kadar air aktual yang diperoleh lebih rendah dari kadar air target 20 dan 25 dengan rata-rata
penurunan  berkisar  1.75-2.8  pada  tapioka  dan  1.8-2.2  pada  maizena.  Hal  ini  disebabkan persiapan  pati  basah  yang  dilakukan  pada  wadah  terbuka  memungkinkan  terjadinya  penguapan
sehingga kadar air sebenarnya lebih kecil dari kadar air target. Pati basah selanjutnya ditempatkan pada wadah gelas tertutup khusus untuk  microwave.
Pada  akhir  proses  modifikasi  ditemukan  beberapa  gumpalan  gel  di  sekeliling  wadah  pada  pati HMT 25 dengan waktu pemanasan yang lebih lama yaitu 4 jam. Hal ini disebabkan adanya uap
air yang terkondensasi di sekeliling wadah. Pemanasan dengan  microwave menyebabkan adanya evaporasi  uap  air  Zondag  2003.  Uap  air  yang  terlepas  dari  bahan  terperangkap  pada  dinding
wadah  gelas  sehingga  terkondensasi.  Uap  air  yang  terkondensasi  dapat  terimbibisi  ke  dalam granula  terutama  pada  bagian  pati  yang  berada  di  bawah  penutup  dan  sekeliling  permukaan
wadah.  Akibat  adanya  pemanasan  granula  yang  terimbibisi  uap  air  dapat  tergelatinisasi  dan membentuk gel basah yang jernih. Gel tersebut semakin banyak ditemukan seiring meningkatnya
kadar  air  dan  waktu    pada  perlakuan  HMT.  Adanya  gel  pada  pemanasan  pati  menggunakan microwave juga dilaporkan Goebel et al. 1984 yang mengungkapkan bahwa rasio penambahan
air  yang  lebih  tinggi  dan  periode  pemanasan  yang  lebih  lama  mengakibatkan  pengembangan granula yang lebih tinggi pula.
Setelah  proses  modifikasi  selesai.  wadah  gelas  berisi  pati  termodifikasi  didinginkan hingga  mencapai  suhu  ruang.  Gel  basah  yang  ditemukan  kemudian  dipisahkan  lalu  pati
termodifikasi  dikeringkan  dengan  oven  pada  suhu  50
o
C  selama  1  jam.  Pengeringan  dilakukan untuk  memperoleh  kadar  air  penyimpanan  yang  aman  bagi  pati  termodifikasi  HMT.  Pengaruh
pengeringan  pada maizena  HMT  yang  khususnya  dilakukan  pada  perlakuan  pendahuluan  HMT
ditampilkan pada Tabel 12. Setelah dikeringkan. pati kemudian ditumbuk untuk memperoleh pati
yang halus.
Tabel 12 . Pengaruh pengeringan pada perlakuan pendahuluan HMT
Perlakuan Kadar
air Parameter amilografi cP
mode: k.air - waktu menit
Tp
o
C PV
HPV BV
SV FV
Tanpa pengeringan Low:25-120
9.20 75.25
3557 2048
1509 1732
3780 Low:25-240
12.98 74.45
3528 1789
1739 1723
3512 Dengan
pengeringan Low:25-120
5.64 74.50
3677 2003
1674 1671
3674 Low:25-240
5.91 74.45
3450 1629
1821 1765
3394
Kadar air  yang tertulis merupakan kadar air yang digunakan pada pengukuran viskositas menggunakan RVA. Keterangan: suhu pasting Tp,. peak viscosity PV, hot paste viscosity HPV, breakdown viscosity BV, setback
viscosity SV, dan final viscosity FV
40
C. PENGARUH FAKTOR PROSES TERHADAP KARAKTERISTIK PATI