Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 53 tahun 2006

terdapat pada pasal 21, komponen manfaat ekonomi terdapat pada pasal 14 dan 21, komponen wisata terdapat pada pasal 1, 5, 7 dan 8. Komponen edukasi tidak terdapat dalam peraturan peerintah nomor 36 tahun 2006 karena kebijakan ini lebih memfokuskan tentang teknis perizinan dan birokrasi dalam pengusahaan pariwisata alam, usaha penyediaan jasa wisata alam dan usaha penyediaan sarana wisata alam. Komponen konservasi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 dijelaskan melalui pengusahaan pariwisata alam sesuai dengan azas konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dengan menjaga kelestarian alam, menjaga kebersihan lingkungan, dan merehabilitasi kerusakan yang ditimbulkan dari kegiatan wisata. Komponen partisipasi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 dijelaskan melalui pelibatan masyarakat setempat di dalam melaksanakan kegiatan pariwisata. Komponen manfaat ekonomi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 dijelaskan melalui iuran pemegang izin usaha wisata alam dan pungutan masuk kawasan wisata. Komponen wisata dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 dijelaskan melalui penjelasan bentuk kegiatan pariwisata yang dapat dilakukan di taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam yang meliputi mengunjungi, melihat, menikmati keindahan alam, keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta pembanguan sarana pariwisata. Selain itu dijelaskan juga tentang perizinan dalam pengusahaan pariwisata alam, usaha penyedia jasa alam dan usaha penyediaan sarana wisata alam.

5.5.5 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 53 tahun 2006

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 53 Tahun 2006 merupakan kebijakan nasional tentang lembaga konservasi. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 53 Tahun 2006 berisi tiga komponen wisata alam yaitu konservasi, edukasi dan wisata. Komponen yang paling banyak terdapat dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 53 Tahun 2006 adalah komponen konservasi yang dijelaskan dalam 9 pasal sedangkan komponen yang paling sedikit adalah komponen wisata yang hanya dijelasakan dalam 2 pasal. Komponen konservasi terdapat pada pasal 1, 2, 16, 21, 22, 24, 25, 29 dan 31, komponen edukasi terdapat pada pasal 2, 22 dan 24, komponen wisata terdapat pada pasal 2, dan 22. Komponen partisipasi dan manfaat ekonomi tidak terdapat dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 53 Tahun 2006 karena kebijakan ini menjelaskan tentang pengertian dan karakteristik lembaga konservasi di Indonesia. Komponen konservasi dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 53 Tahun 2006 dijelaskan melalui pengerian, fungsi lembaga konservasi sebagai pengembangbiakan dan atau penyelamatan tumbuhan dan satwaliar, perizinan lembaga konservasi, syarat-syarat perolehan tumbuhan dan satwaliar di lembaga konservasi yang berasal dari hasil sitaan maupun penangkapan di alam, dan pemanfaatan tumbuhan dan satwaliar di lembaga konservasi untuk kepentingan pengembangbiakan dan pelepasaliaran di alam, perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh lembaga konservasi. Komponen edukasi dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 53 Tahun 2006 dijelaskan melalui fungsi lembaga konservasi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan serta pemanfaatan spesimen untuk penelitian dan pendidikan. Komponen wisata dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 53 Tahun 2006 dijelaskan melalui fungsi lembaga konservasi sebagai sarana rekreasi yang sehat dan pemanfaatan spesimen koleksi untuk kepentingan peragaan kepada pengunjung.

5.5.6 Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 9 tahun 2003