Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010

Komponen konservasi yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 dijelaskan melalui pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwaliar secara lestari. Hal itu berarti pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwaliar dengan syarat dan ketentuan tertentu misalnya pemenfaatan jenis satwaliar dalam bentuk penangkaran wajib menjaga kemurnian jenis tumbuhan dan satwaliar yang dilindungi, pemanfaatan satwaliar dalam bentuk perburuan hanya dilakukan untuk keperluan olahraga berburu, perolehan trofi dan perburuan tradisional oleh masyarakat, pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwaliar dalam bentuk pertukaran dilakukan atas dasar keseimbangan nilai konservasi dan pemanfaatan untuk pemeliharaan kesenangan harus memperhatikan kesehatan satwa. Selain itu terdapat pembatasan kuota perburuan satwaliar secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar areal buru dengan menggunakan alat-alat tradisional. Komponen manfaat ekonomi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 dijelaskan melalui pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwaliar dalam bentuk penangkaran, perburuan dan perdagangan. Komponen edukasi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 dijelaskan melalui pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwaliar dalam bentuk pengkajian, penelitian dan pengembangan. Komponen wisata dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 dijelaskan melalui pemanfaatan tumbuhan dan satwaliar dalam bentuk peragaan kepada pengunjung.

5.5.4 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 merupakan kebijakan nasional tentang pengusahaan pariwisata alam di suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 berisi empat komponen wisata alam yaitu konservasi, partisipasi, manfaat ekonomi, dan wisata. komponen yang paling banyak terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 adalah komponen konservasi yang dijelaskan dalam 6 pasal sedangkan komponen yang paling sedikit adalah komponen partisipasi yang hanya dijelaskan pada satu pasal. Komponen konservasi terdapat pada pasal 1, 2, 5, 18, 21 dan 28, komponen partisipasi terdapat pada pasal 21, komponen manfaat ekonomi terdapat pada pasal 14 dan 21, komponen wisata terdapat pada pasal 1, 5, 7 dan 8. Komponen edukasi tidak terdapat dalam peraturan peerintah nomor 36 tahun 2006 karena kebijakan ini lebih memfokuskan tentang teknis perizinan dan birokrasi dalam pengusahaan pariwisata alam, usaha penyediaan jasa wisata alam dan usaha penyediaan sarana wisata alam. Komponen konservasi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 dijelaskan melalui pengusahaan pariwisata alam sesuai dengan azas konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dengan menjaga kelestarian alam, menjaga kebersihan lingkungan, dan merehabilitasi kerusakan yang ditimbulkan dari kegiatan wisata. Komponen partisipasi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 dijelaskan melalui pelibatan masyarakat setempat di dalam melaksanakan kegiatan pariwisata. Komponen manfaat ekonomi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 dijelaskan melalui iuran pemegang izin usaha wisata alam dan pungutan masuk kawasan wisata. Komponen wisata dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 dijelaskan melalui penjelasan bentuk kegiatan pariwisata yang dapat dilakukan di taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam yang meliputi mengunjungi, melihat, menikmati keindahan alam, keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta pembanguan sarana pariwisata. Selain itu dijelaskan juga tentang perizinan dalam pengusahaan pariwisata alam, usaha penyedia jasa alam dan usaha penyediaan sarana wisata alam.

5.5.5 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 53 tahun 2006