terlebih dahulu kepada Bappeda Bandar Lampung untuk dilakukan sinkronisasi recana kegiatan.
Hubungan koordinasi antara Disbubpar Lampung dengan Disbudpar Bandar Lampung di dalam dokumen TUPOKSI terlihat pada pasal 20 TUPOKSI
Disbudpar Lampung dan pasal 3-4 TUPOKSI Disbudpar Bandar Lampung. Pasal 20 TUPOKSI Disbudpar Lampung menjelaskan tugas Disbudpar Lampung yaitu
perumusan kebijakan teknis, penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum, pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan dan pariwisata.
Pasal 3 TUPOKSI Disbudpar Bandar Lampung menjelaskan tugas pokok Disbudpar Bandar Lampung yaitu melaksanakan urusan pemerintah daerah di
bidang kebudayaan dan pariwisata berdasarkan azas ekonomi dan tugas pembantuan serta perundang-undangan yang berlaku sedangkan pasal 4
menjelaskan fungsi Disbudpar Bandar Lampung dalam perumusan kebijakan teknis, penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum, pembinaan dan
pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan dan pariwisata. Ketiga pasal diatas menjelaskan adanya hubungan koordinasi dalam komponen wisata antara
Disbudpar Lampung dengan Disbudpar Bandar Lampung dalam melakukan tugas dan fungsi berdasarkan tugas pembantuan. Hubungan koordinasi antara Disbudpar
Lampung dengan Disbudpar Bandar Lampung di lapangan terlihat dari pembinaan dan pengarahan yang dilakukan Disbudpar Lampung kepada Disbudpar Bandar
Lampung untuk perencanaan suatu acara dan pemberian laporan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan Disbudpar Bandar Lampung setiap tahunnya
kepada Disbudpar Lampung.
5.4.2 Kerjasama
Kerjasama Cooperation adalah keterlibatan secara pribadi diantara kedua belah pihak dami tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi secara optimal
Sunarto 1993. Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan bersama Soekanto 2009. Sehingga kerjasama merupakan suatu
keterlibatan usaha bersama diantara dua belah pihak perorangan atau kelompok untuk satu atau beberapa tujuan bersama serta menghadapi masalah secara
optimal. Kerjasama dapat dibedakan menjadi tiga Soekanto 2009 yaitu kerjasama
spontan spontaneous coorperation, kerjasama langsung directed coorperation, kerjasama kontrak contractual coorperation dan kerjasama tradisional
traditional coorperation. Kerjasama spontan adalah kerjasama yang serta merta. Kerjasama langsung merupakan hasil dari perintah atasan atau penguasa.
Kerjasama kontrak merupakan kerjasama atas dasar tertentu. Kerjasama tradisional merupakan kerjasama sebagai bagian dari unsur atau sistem sosial.
Kerjasama yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah kerjasama kontrak. Kerjasama yang dilakukan antara stakeholder wisata alam di KBL atas
dasar TUPOKSI, aturan lembaga, kesamaan tujuan atau visi dan misi diantara lembagainstansikelompok masyarakat. Hubungan kerjasama antara stakeholder
wisata alam di KBL terletak pada komponen konservasi, manfaat ekonomi, edukasi dan wisata. Stakeholder yang memiliki hubungan kerjasama pada
komponen konservasi yaitu UPTD Tahura WAR dengan Yayasan Sahabat Alam, WWF, Watala dan KPH Sumber Agung. Stakeholder yang memiliki hubungan
kerjasama pada komponen manfaat ekonomi yaitu Disbudpar Bandar Lampung dengan PHRI, ASITA dan HPI. Stakeholder yang memiliki hubungan kerjasama
pada komponen edukasi ialah UPTD Tahura WAR dan Watala dengan KPH Sumber Agung, Disbudpar Bandar Lampung dengan Kelompok sadar wisata
THKT, Disbudpar Bandar Lampung dengan PHRI. Stakeholder yang memiliki hubungan kerjasama dalam komponen wisata ialah Disbudpar Bandar Lampung
dengan PHRI, ASITA, HPI, PT Sutan Duta Sejadi dan Pengusaha Sukamenanti. Hubungan kerjasama pada komponen konservasi antara UPTD Tahura
WAR dengan Watala di dalam dokumen dijelaskan pada pasal 155 TUPOKSI UPTD Tahura WAR dan visi serta misi Watala. Pasal 155 UPTD Tahura WAR
menjelaskan tentang tugas pelaksanaan teknis operasional dan Perencanaan
,
pembinaan, pamanfaatan dan perlindungan Tahura WAR. Visi dan misi Watala
berisi tentang mewujudkan lingkungan yang serasi, berkeadilan dan berkelanjutan bagi masyarakat. TUPOKSI dan visi serta misi Watala menjelaskan tentang
adanya kesamaan tujuan untuk melindungi dan menjaga lingkungan. Hubungan kerjasama antara UPTD Tahura WAR dengan Watala dan KPH Sumber Agung di
lapangan terlihat dari kerjasama dalam betuk kemitraan untuk melindungi Tahura WAR dengan berbagai proyek yang dilakukan seperti inventarisasi flora dan
fauna, perlindungan kawasan hutan, dan penanaman tumbuhan dalam kawasan Tahura WAR. Hubungan kerjasama antara UPTD Tahura WAR, Yayasan Sahabat
Alam, WWF dan KPH Sumber Agung tidak terdapat dalam dokumen melainkan terjadi di Lapangan. Hubungan kerjasama UPTD Tahura WAR dengan Yayasan
Sahabat Alam terjadi melalui peminjaman kawasan Tahura WAR seluas 3,7 hektar oleh UPTD UPTD WAR kepada Yayasan Sahabat Alam agar dikelola
sebagai tempat pelestarian kupu-kupu. Hubungan kerjasama antara Yayasan Sahabat Alam dan WWF terjadi dengan adanya bantuan dana dari WWF kepada
Yayasan Sahabat Alam untuk kegiatan konservasi. Hubungan kerjasama pada komponen manfaat ekonomi antara Disbudpar
Bandar Lampung, PHRI, ASITA dan HPI di dalam dokumen dijelaskan pada pasal 24 TUPOKSI Disbudpar Bandar Lampung, ADRT PHRI pasal 7, ADRT
HPI pasal 8 dan ADRT ASITA pasal 6. TUPOKSI Disbudpar pasal 24 menjelaskan tentang tugas Disbudpar dalam melakukan kegiatan promosi untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan. ADRT PHRI pasal 7 menjelaskan tentang tujuan PHRI untuk berperan aktif dalam kegiatan promosi di dalam dan di luar
negeri untuk meningkatkan dan memantapkan iklim usaha kepariwisataan. ADRT HPI pasal 8 mejelaskan tentang tugas dan usaha HPI untuk menciptakan
kerjasama dengan pemerintah maupun komponen usaha jasa pariwisata demi terciptanya lapangan kerja yang layak dan merata bagi anggota. ADRT ASITA
pasal 6 menjelaskan tentang tujuan ASITA untuk meningkatkan peran anggota sebagai salah satu pelaku utama pariwisata nasional, penghasil devisa dan
peningkatan pendapatan serta pengembangan kapasitas usaha berdaya saing global. TUPOKSI dan ADRT ke-empat stakeholder tersebut saling mendukung
dalam mendapatkan manfaat ekonomi dari kegiatan wisata dengan peningkatan kegiatan promosi dan pengembangan kapasitas kerja. Hubungan kerjasama antara
Disbudpar Bandar Lampung, PHRI, HPI dan ASITA pada komponen manfaat ekonomi tidak ditemukan dilapangan. sehingga hubungan kerjasama antara
Disbudpar Bandar Lampung, PHRI, ASITA, dan HPI dalam komponen manfaat ekonomi disebut potensial kerjasama.
Hubungan kerjasama pada komponen edukasi antara UPTD Tahura WAR dan Watala dengan KPH sumber agung terlihat dalam TUPOKSI UPTD Tahura
WAR pasal 157 yang menjelaskan tugas UPTD Tahura WAR untuk melaksanakan pembinaan kepada masyarakatlembaga masyarakat di sekitar
kawasan hutan yang menjadi wilayah kerjanya dan tujuan khusus Watala untuk Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan. Hubungan kerjasama yang terjadi dilapangan antara ketiga stakeholder ialah penyuluhan dan pembinaan tentang kehutanan dari
UPTD Tahura WAR dan Watala kepada KPH Sumber Agung yang tinggal di sekitar kawasan Tahura WAR. Penyuluhan dan pembinaan yang dilakukan
meliputi penyuluhan tentang pentingnya menjaga hutan dan pembinaan dengan cara pemberian lahan garapan kepada masyarakat untuk ditanami tanaman
tahunan. Pembinaan ini berdampak positif terhadap peningkatan perlindungan hutan oleh masyarakat dan peralihan profesi masyarakat dari petani tanaman
semusim mejadi petani tanaman tahunan. Hubungan kerjasama pada komponen edukasi antara Disbudpar Bandar
Lampung dengan Kelompok Sadar Wisata Taman Hutan Kera Tirtosar dalam dokumen dijelaskan pada pasal 4 dan 11 TUPOKSI Disbudpar Bandar Lampung
dan pasal 1 ADRT Kelompok sadar wisata THKT. Pasal 4 dan pasal 11 TUPOKSI Disbudpar Bandar Lampung menjelaskan tentang pembinaan di bidang
kebudayaan dan pariwisata kepada masyarakat. Pasal 1 ADRT Kelompok sadar wisata THKT menjelaskan peningkatan pendalaman masyarakat terhadap wisata.
Hubungan kerjasama yang terjadi di lapangan antara Disbudpar Bandar Lampung dan Kelompok sadar wisata THKT ialah pembinaan Disbudpar Bandar Lampung
tentang sadar wisata terhadap kelompok sadar wisata yang telah dibentuk kemudian Kelompok sadar wisata THKT mengajak masyarakat disekitar kawasan
untuk melakukan kegiatan sadar wisata. Hubungan kerjasama pada komponen edukasi Disbudpar Bandar Lampung
dengan PHRI dalam dokumen dijelaskan pada pasal 4, pasal 11 TUPOKSI Disbudpar Bandar Lampung dan pasal 7 ADRT PHRI. Pasal 4 dan 11 TUPOKSI
Disbudpar Bandar Lampung menjelaskan tentang pembinaan di bidang kebudayaan dan pariwisata kepada masyarakat. Pasal 7 ADRT PHRI menjelaskan
tentang usaha PHRI dalam mencapai tujuan meliputi memajukan dan menumbuhkembangkan semangat kepariwisataan, menggalang kerjasama dan
solidaritas sesama anggota dan seluruh unsur keperiwisataan nasional dan internasional. Hubungan kerjasama yang terjadi dilapangan antara Disbudpar
Bandar Lampung dan PHRI tidak ditemukan. Hal itu karena masing-masing stakeholder melakukan kegiatan pelatihan pariwisata sendiri tanpa adanya
kerjasama. Hubungan kerjasama pada komponen wisata antara Disbudpar Bandar
Lampung, PHRI, HPI, ASITA dan PT Sutan Duta Sejadi dalam dokumen dijelaskan pada pasal 3,4,20 TUPOKSI Disbudpar Bandar Lampung, pasal 6
ADRT PHRI, pasal 6 ADRT HPI, pasal 1 dan 8 ADRT ASITA dan visi PT Sutan Duta Sejadi sedangkan untuk kerjasama dengan Pengusaha Sukamenenti tidak
berada dalam dokumen. Pasal 3, 4 dan 20 TUPOKSI Disbudpar Bandar Lampung menjelaskan tentang tugas Disbudpar dalam mengurus urusan pemerintah daerah
di bidang kebudayaan dan pariwisata yang meliputi perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata, penyelenggaraan urusan pemerintah dan
pelayanan umum di bidang kebudayaan dan pariwisata, pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan dan pariwisata. Pasal 6 ADRT PHRI
menjelaskan tujuan PHRI sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan pariwisata. Pasal 6 ADRT HPI menjelaskan tentang tujuan HPI dalam
melaksanakan dan mensukseskan pembangunan pariwisata. Pasal 1 dan 8 ADRT ASITA menjelaskan tentang fungsi ASITA untuk melakukan kerjasama dengan
para pihak untuk kepentingan pariwisata. Visi PT Sutan Duta Sejadi berisi tentang peningkatan pariwisata Lampung. Hubungan kerjasama antara Disbudpar Bandar
Lampung, PHRI, HPI dan ASITA di lapangan terjadi saat adanya acara-acara yang digelar oleh Disbudpar Bandar Lampung. Pada acara tersebut Disbudpar
melibatkan dengan PHRI, HPI dan ASITA dalam pelaksanaan acara dan kegiatan promosi. Selain itu PHRI, HPI dan ASITA dianggap sebagai mitra Disbudpar
Bandar Lampung dalam menghimpun keluhan, saran dan pendapat para pengusaha pariwisata di KBL. Keluhan, saran dan pendapat tersebut disampaikan
kepada Disbudpar Bandar Lampung setiap tahunnya dalam forum pertemuan yang membahas pariwisata. Hubungan kerjasama antara Disbudpar Bandar Lampung
dan Pengusaha Sukamenenti terlihat dari peminjaman lahan wisata milik pemerintah daerah kepada Pengusaha Sukamenanti untuk dikelola dan
pembagunan fasilitas oleh Disbudpar Bandar Lampung di kawasan wisata yang dikelola oleh pengusaha sukamenanti. Hubungan kerjasama PT sutan duta sejadi
dengan stakeholder lainnya tidak ditemukan di lapangan.
5.4.3 Komunikasi