5.5.1 Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 merupakan kebijakan nasional tentang kepariwisataan. Undang-Undang Nomor10 Tahun 2009 digunakan
sebagai dasar kebijakan nasional bagi pengembangan pariwisata termasuk wisata alam di KBL tetapi dalam pelaksanaanya undang-undang ini masih dalam tahap
sosialiasi oleh Disbudpar Bandar Lampung. Proses aplikasi akan dilakukan apabila proses sosialisasi kebijakan telah selesai dilakukan. Proses sosialisasi
dimaksudkan untuk memberikan pengarahan tentang beberapa perubahan aturan tentang pariwisata sehingga pelaku kegiatan wisata mengetahui perubahan
peraturan dan tidak merasa dirugikan akibat adanya perubahan peraturan. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 berisi komponen-komponen wisata
alam yang meliputi konservasi, partisipasi, manfaat ekonomi, edukasi dan wisata. Komponen yang paling banyak terdapat dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2009 yaitu komponen wisata yang dijelaskan dalam 14 pasal sedangkan komponen yang paling sedikit terdapat dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun
2009 yaitu komponen manfaat ekonomi dan komponen edukasi yang hanya dijelaskan dalam empat pasal. Kompenen konservasi tedapat pada pasal
4,6,12,23,24,25,26 27, 28,29,30,59, dan 64, Komponen partisipasi terdapat pada pasal 1,2,9,12, dan 26, komponen manfaat ekonomi terdapat pada pasal 3,4,5,12,
komponen edukasi terdapat pada pasal 4,26,30,52, dan komponen wisata terdapat pada pasal 1,4,5,6,9,12,19, 23,24, 26 sampai 30.
Komponen konservasi dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 dijelaskan melalui tujuan kepariwisataan, prinsip kepariwisataan dan azas
kepariwisataan untuk melestarikan daya tarik wisata, tanggung jawab pelaku kegiatan pariwisata, dan sanksi yang diberikan apabila merusak daya tarik wisata.
Komponen partisipasi dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 dijelaskan melalui pemberian kesempatan yang sama dan seluas-luasnya kepada masyarakat
dalam menyediakan fasilitas wisata, pelibatan masyarakat dalam pembuatan rencana induk pembangunan kepariwisataan, dan mengutamakan masyarakat
sekitar daya tarik wisata untuk dijadikan tenaga kerja. Komponen manfaat ekonomi dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 dijelaskan melalui tujuan
dan prinsip pariwisata untuk mengatasi pengangguran, menghapus kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Komponen edukasi dalam Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2009 dijelaskan melalui tujuan pariwisata dan menyelenggarakan pelatihan dan penelitian tentang pariwisata. Komponen wisata
dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 dijelaskan melalui pengertian wisata, tujuan kepariwisataan, azas kepariwisataan, prinsip kepariwisataan,
pembuatan rencana induk pembangunan pariwisata, tanggung jawab pelaku kegiatan wisata, dan kewenangan pemerintah.
5.5.2 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990