Koordinasi Hubungan stakeholder wisata alam

5.4.1 Koordinasi

Koordinasi merupakan proses penyatuan unit organisasi yang berbeda untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama Denise 2011. Koordinasi juga merupakan suatu kesatuan usaha bersama dari beberapa bagian, komponen, kelompok, atau organisasi yang memiliki bermacam sikap, tugas dan wewenang masing-masing agar tercipta suatu keserasian, keselarasan, dan kesatuan tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama Damayanti 2006. Hubungan koordinasi antara stakeholder wisata alam di KBL terletak dalam komponen konservasi dan wisata. Hubungan koordinasi dalam komponen konservasi terjadi pada BKSDA Lampung dengan UPTD Tahura WAR, Disbudpar Bandar Lampung dengan Bappeda Bandar Lampung dan DKP Bandar Lampung. Hubungan koordinasi dalam komponen wisata terjadi pada Disbudpar Lampung dengan Disbudpar Bandar Lampung. Hubungan koordinasi diantara instansi pemerintah diatas terlihat dalam dokumen TUPOKSI dan kenyataan dilapangan. Hubungan koordinasi yang terjadi antara BKSDA Lampung dengan UPTD Tahura WAR, Disbudpar Bandar Lampung dengan Bappeda Bandar Lampung dan DKP Bandar Lampung disebut hubungan koordinasi horizontal sedangkan hubungan koordinasi antara Disbudpar Lampung dengan Disbudpar Bandar Lampung disebut hubungan koordinasi vertikal. Hubungan koordinasi horizontal adalah hubungan koordinasi yang dilaksanakan diantara instansiorganisasi yang berada pada tingkat yang sama sedangkan hubungan koordinasi vertikal adalah hubungan koordinasi yang dilaksanakan oleh badan- badan pemerintah yang lebih tinggi tingkatannya terhadap badan-badan yang lebih rendah tingkatannya Hadjan 1994. Hubungan koordinasi pada komponen konservasi antara BKSDA Lampung dengan UPTD Tahura WAR di dalam dokumen TUPOKSI terlihat pada pasal 15 TUPOKSI BKSDA Lampung dan pasal 155 TUPOKSI UPTD Tahura WAR. TUPOKSI BKSDA Lampung pasal 15 menjelaskan tentang tugas BKSDA Lampung khususnya bidang konservasi sumberdaya alam wilayah dalam mengkoordinasikan pelaksanaan konservasi sumberdaya alam hayati beserta ekosistemnya di dalam dan di luar kawasan konservasi serta koordinasi teknis pengelolaan kawasan konservasi. TUPOKSI UPTD Tahura WAR pasal 155 menjelaskan tentang fungsi UPTD Tahura WAR untuk melakukan perencanaan, pembinaan, pemanfaatan dan perlindungan Tahura WAR. Kedua pasal yang telah disebutkan menjelaskan UPTD Tahura WAR melakukan koordinasi kepada BKSDA Lampung dalam melakukan pengelolaan Tahura WAR. Hubungan koordinasi antara BKSDA Lampung dan UPTD Tahura WAR di lapangan terlihat melalui adanya penyusunan rencana pengelolaan dan laporan evaluasi UPTD Ta- hura WAR kepada BKSDA Lampung terkait pengelolaan kawasan Tahura WAR. Hubungan koordinasi pada komponen konservasi antara Disbudpar Bandar Lampung, Bappeda Bandar Lampung dan DKP Bandar Lampung di dalam dokumen terlihat pada pasal 19-21 TUPOKSI Disbudpar Bandar Lampung, pasal 15,20,21 TUPOKSI Bappeda Bandar Lampung, pasal 23-24 TUPOKSI DKP Bandar Lampung. Pasal 19-21 TUPOKSI Disbudpar Bandar Lampung menjelaskan tugas Disbudpar Bandar Lampung untuk melakukan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi usaha rekreasi dan usaha objek wisata. Pasal 15,20 dan 21 TUPOKSI Bappeda Bandar Lampung menjelaskan tentang tugas Bappeda Bandar Lampung dalam penataan ruang, pengendalian pembangunan dan prasarana di bidang pertanian, kehutanan, peternakan dan kelautan. Pasal 23-24 TUPOKSI DKP Bandar Lampung menjelaskan tugas DKP Bandar Lampung untuk melakukan pencegahan pencemaran dan kerusakan sumber daya ikan dan lingkungannya. Pasal-pasal yang telah disebutkan menjelaskan ketiga instansi memiliki tugas melakukan konservasi sesuai dengan cakupan kerjanya. Pelaksanaan tugas konservasi pada masing-masing instansi memerlukan koordinasi agar tidak terjadi tumpang tindih kepentingan. Hubungan koordinasi antara Disbudpar Bandar Lampung, Bappeda Bandar Lampung dan DKP Bandar Lampung di lapangan terlihat dari keseluruhan program kerja dan kegiatan Disbudpar Bandar Lampung dan DKP Bandar Lampung diserahkan terlebih dahulu kepada Bappeda Bandar Lampung untuk dilakukan sinkronisasi recana kegiatan. Hubungan koordinasi antara Disbubpar Lampung dengan Disbudpar Bandar Lampung di dalam dokumen TUPOKSI terlihat pada pasal 20 TUPOKSI Disbudpar Lampung dan pasal 3-4 TUPOKSI Disbudpar Bandar Lampung. Pasal 20 TUPOKSI Disbudpar Lampung menjelaskan tugas Disbudpar Lampung yaitu perumusan kebijakan teknis, penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum, pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan dan pariwisata. Pasal 3 TUPOKSI Disbudpar Bandar Lampung menjelaskan tugas pokok Disbudpar Bandar Lampung yaitu melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang kebudayaan dan pariwisata berdasarkan azas ekonomi dan tugas pembantuan serta perundang-undangan yang berlaku sedangkan pasal 4 menjelaskan fungsi Disbudpar Bandar Lampung dalam perumusan kebijakan teknis, penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum, pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan dan pariwisata. Ketiga pasal diatas menjelaskan adanya hubungan koordinasi dalam komponen wisata antara Disbudpar Lampung dengan Disbudpar Bandar Lampung dalam melakukan tugas dan fungsi berdasarkan tugas pembantuan. Hubungan koordinasi antara Disbudpar Lampung dengan Disbudpar Bandar Lampung di lapangan terlihat dari pembinaan dan pengarahan yang dilakukan Disbudpar Lampung kepada Disbudpar Bandar Lampung untuk perencanaan suatu acara dan pemberian laporan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan Disbudpar Bandar Lampung setiap tahunnya kepada Disbudpar Lampung.

5.4.2 Kerjasama