Governance dan tata kelola wisata Stakeholder

f. Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Lembaga non pemerintah lokal, regional dan internasional yang melakukan kegiatan di kawasan wisata sebelum pariwisata berkembang di kawasan tersebut. Kegiatan yang biasanya dilakukan berhubungan dengan konservasi dan regulasi kepemilikan serta pengusahaan sumberdaya alam setempat.

2.4 Governance dan tata kelola wisata

Governance pemerintahan ialah semua hal yang berkaitan dengan kekuatan, hubungan, dan tanggung jawab. Governance dikelompokkan menjadi empat level meliputi lokal, nasional, regional dan internasional. Pembagian level tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang efektif. Ketiga level tersebut harus saling menguatkan satu sama lain. Governance internasional tidak akan berhasil tanpa adanya partisipasi dari governance lokal yang baik. Sehingga partisipasi governance lokal yang baik memiliki arti penting dalam pencapaian hasil di level governance internasional Scanlon dan Guilmin 2004. Tata kelola pariwisata merupakan bagian dari governance di sektor pariwisata untuk tingkat pemerintah pusat maupun daerah. Definisi tata kelola pariwisata ialah mekanisme pengelolaan kolaboratif pariwisata yang melibatkan sektor pemerintah dan non pemerintah dalam suatu usaha kolektif Muntasib 2009. Sektor pemerintah yang dimaksud ialah instansi pemerintah pusat maupun daerah seperti Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan pengembangan pariwisata. Sektor non pemerintah dapat berupa LSM, pengusaha pariwisata, organisasi dan kelompok masyarakat, para pemikir pariwisata dari perguruan tinggi dan lembaga profit lainnya.

2.5 Stakeholder

Stakeholder merupakan pemain baik dalam bentuk perorangan maupun organisasi yang memiliki kepentingan pada peningkatan kebijakan Schmerr 2009. Keseluruhan aktorgroup yang mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu kebijakan, keputusan dan kegiatan proyek juga disebut sebagai stakeholder Groenendijk 2003. Stakeholder biasanya dikaitkan dengan kepentingan dan pengaruh. Kepentingan sangat berkaitan dengan kebutuhan individu ataupun organisasi Groenendijk 2003. Besarnya kepentingan individu ataupun organisasi dinilai melalui keterlibatan partisipasi, manfaat yang diperoleh, persentase program kerja yang berkaitan dengan wisata alam, tingkat ketergantungan dan peran individuorganisasi tersebut dalam pengelolaan wisata alam di KBL. Pengaruh merupakan proses mengubah pikiran, perilaku, perasaan orang lain dan kekuatannya tergantung pada kekuasaan Nelson and Quick 1994; Reed et al. 2009. Analisis penilaian terhadap kekuasaan power dikembangkan oleh Gabriel 1983; Reed et al. 2009 melalui instrumen kekuasan dan sumber kekuasaan. Instrumen kekuasaan meliputi condign power keuangan, hukuman, compensatory power hadiah, gajiupah, bantuan kegiatan, penghargaan, dan conditioning power pendidikan, propaganda, opini. Sumber kekuasaan meliputi personality power kecerdasan, karisma, kekuatan fisik dan organisation power jejaring, fungsi, massa, kesusaian bidang fungsi.

2.6 Analisis stakeholder