uang riil menuju keseimbangan jangka panjangnya. Guncangan 1 standar deviasi atas kurs riil menyebabkan respon yang permanen oleh PDB dan kurs riil, dimana
di jangka panjang PDB terkontraksi 1,3 dan kurs riil terdepresiasi 5.
7.1.2.2 Guncangan Permintaan Uang
Guncangan 1 standar deviasi pada permintaan uang menyebabkan permintaan uang riil langsung meningkat sekitar 3. Namun pada triwulan
pertama setelah guncangan, respon permintaan uang riil menurun tajam. Selanjutnya respon permintaan uang riil berfluktuasi menuju keseimbangan
jangka panjangnya, dengan level permintaan uang riil baru yang lebih tinggi 1,2 dibanding level sebelum adanya guncangan. Respon permintaan uang riil atas
guncangan permintaan uang adalah permanen Gambar 32.
Sumber: Hasil pengolahan Gambar 32 Respon makroekonomi domestik terhadap guncangan permintaan
uang
Respon PDB Respon kurs riil
Respon permintaan uang riil Respon suku bunga domestik
Variabel makroekonomi lainnya seperti PDB, kurs riil dan suku bunga domestik tidak merespon guncangan ini pada periode impact. Setelah triwulan
pertama, PDB merespon guncangan money demand dengan arah positif, namun respon tersebut tidak signifikan. Respon kurs riil dan suku bunga domestik juga
ditemukan tidak signifikan. Sehingga guncangan permintaan uang hanya direspon secara permanen oleh permintaan uang riil sendiri.
7.1.2.3 Guncangan Kebijakan Moneter Domestik
Guncangan kebijakan moneter domestik yaitu kebijakan moneter kontraksi dengan menurunkan money supply menyebabkan suku bunga domestik langsung
meningkat 1,6 di periode impact. Respon suku bunga domestik menurun seiring dengan waktu. Guncangan kebijakan moneter domestik hanya direspon suku
bunga domestik secara signifikan hingga triwulan ke-4. Selanjutnya suku bunga domestik cenderung kembali ke level sebelum ada guncangan, sehingga respon
suku bunga domestik atas guncangan kebijakan moneter domestik hanya sementara Gambar 33.
PDB membutuhkan lag 1 triwulan dalam merespon guncangan kebijakan moneter domestik. Tingginya suku bunga domestik di awal periode menyebabkan
penurunan investasi sehingga PDB terkontraksi. Level PDB menjadi lebih rendah sekitar 0,4 dibanding level sebelum ada guncangan yang signifikan hingga
triwulan kedua setelah guncangan. Selanjutnya PDB kembali meningkat menuju level sebelum guncangan.
Pada waktu yang sama, tingginya suku bunga domestik berarti membesarnya opportunity cost memegang aset dalam bentuk uang. Permintaan
uang riil langsung menurun hingga 1,6 pada triwulan yang sama. Respon terbesar permintaan uang riil terjadi pada triwulan ke-2 setelah guncangan,
dimana permintaan uang riil lebih rendah 2,2 dibanding level sebelum guncangan. Pada keseimbangan jangka panjangnya, permintaan uang riil lebih
rendah 1 dibanding level sebelum ada guncangan. Artinya dampak guncangan kebijakan moneter domestik bagi permintaan uang riil adalah permanen.
Sumber: Hasil pengolahan Gambar 33 Respon makroekonomi domestik atas guncangan kebijakan moneter
Sama dengan respon PDB, kurs riil juga membutuhkan lag dalam merespon guncangan kebijakan moneter domestik. Tingginya suku bunga domestik
menyebabkan capital inflow. Karena Indonesia adalah small open economy maka perubahan ekonomi domestik tidak berdampak bagi perekonomian dunia,
termasuk dalam hal ini perubahan suku bunga domestik tidak mampu memengaruhi suku bunga AS sehingga diasumsikan suku bunga AS tetap. Capital
inflow memicu terapresiasinya kurs riil. Respon terbesar kurs riil terjadi pada
triwulan ke-4 setelah guncangan dengan apresiasi 4,5. Selanjutnya respon kurs riil permanen dalam jangka panjang yang terapresiasi sekitar 3 dibanding level
sebelum guncangan.
Respon PDB Respon kurs riil
Respon permintaan uang riil Respon suku bunga domestik
7.2 Peran Guncangan Domestik terhadap Fluktuasi Makroekonomi Indonesia
Tabel 9 menunjukkan peran berbagai guncangan domestik terhadap variabilitas makroekonomi Indonesia. Berdasarkan analisis FEVD, fluktuasi PDB
di jangka pendek dominan disebabkan oleh guncangan output. Pada triwulan pertama 100 fluktuasi PDB dijelaskan oleh guncangannya sendiri. Perlahan
kontribusi peran guncangan output makin menurun dan dalam jangka panjang triwulan ke-30 perannya tinggal 36. Temuan ini sama dengan temuan Siregar
dan Ward 2000 dan Supriana 2004. Tabel 9 Peran guncangan domestik terhadap fluktuasi makroekonomi domestik
Variabel Triwulan
kedepan Guncangan Domestik
Output Kurs Riil
Money Demand
Kebijakan Moneter
Domestik
PDB 1
100 2
82 16
2 4
37 56
4 2
8 35
57 3
1 16
36 56
3 1
30 36
57 3
Kurs Riil 1
19 80
2 16
79 1
2 4
9 79
2 6
8 7
72 1
15 16
5 72
1 16
30 4
72 1
17 Permintaan
Uang Riil 1
1 8
71 20
2 8
8 51
33 4
14 9
34 38
8 17
15 34
29 16
15 13
36 30
30 14
9 38
31 Suku Bunga
Domestik 1
9 1
85 2
31 2
59 4
31 28
3 29
8 21
31 2
16 16
17 26
2 14
30 13
18 2
11
Sumber: Hasil pengolahan Selain guncangan output, ternyata guncangan kurs riil mendominasi
fluktuasi PDB mulai triwulan ke-3. Di jangka panjang triwulan ke-30 peran guncangan kurs riil terhadap fluktuasi PDB sekitar 57. Hasil ini sesuai dengan