4.4 Suku Bunga Domestik
Sepanjang tahun 1990-1997, suku bunga domestik yang diwakili oleh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI 3 bulan berada dalam kisaran 10 hingga
25.
Sumber: BI 2012 diolah Gambar 16 Perkembangan Suku Bunga SBI 3 Bulan
Pada tahun 1998 Indonesia terkena krisis mata uang yang mengakibatkan buruknya berbagai indikator makroekonomi. Kondisi ini menyebabkan suku
bunga SBI yang tinggi sepanjang tahun 1998. Pada periode 1998:4, suku bunga SBI 3 bulan mencapai 49,04. Gambar 16 menunjukkan perkembangan suku
bunga SBI. Akhir tahun 1999, suku bunga domestik kembali normal pada level sekitar
10. Selanjutnya suku bunga domestik berfluktuasi hingga 2012 menuju tingkat dibawah 10.
Pola yang berbeda ditunjukkan oleh suku bunga AS yang diwakili oleh Treasury Bill Rate 3 months. Pergerakan suku bunga AS tersebut ditunjukkan
oleh Gambar 17. Dalam kurun waktu 1990 hingga 2012, suku bunga AS tertinggi terjadi pada
periode 1990 yang mencapai tingkat sekitar 8. Hingga tahun 1992, suku bunga AS mengalami penurunan hingga mencapai tingkat 3. Selanjutnya suku bunga
AS kembali meningkat hingga tahun 2000. Pada 2003:4, suku bunga AS hanya sekitar 1 namun diikuti oleh peingkatan hingga mencapai 5 akibat dari krisis
sub prime mortgage yang menimpa Amerika Serikat dan membangkrutkan
10 20
30 40
50 60
19 90:
1 19
91: 1
19 92:
1 19
93: 1
19 94:
1 19
95: 1
19 96:
1 19
97: 1
19 98:
1 19
99: 1
20 00:
1 20
01: 1
20 02:
1 20
03: 1
20 04:
1 20
05: 1
20 06:
1 20
07: 1
20 08:
1 20
09: 1
20 10:
1 20
11: 1
20 12:
1 p
er sen
- 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
6.00 7.00
8.00 9.00
19 90:
1 19
91: 1
19 92:
1 19
93: 1
19 94:
1 19
95: 1
19 96:
1 19
97: 1
19 98:
1 19
99: 1
20 00:
1 20
01: 1
20 02:
1 20
03: 1
20 04:
1 20
05: 1
20 06:
1 20
07: 1
20 08:
1 20
09: 1
20 10:
1 20
11: 1
20 12:
1 p
er sen
lembaga keuangan dunia seperti Goldman Sachs dan Lehmann Brothers. Setelah tahun 2008, suku bunga AS mendekati nol persen.
Sumber: The Federal Reserve 2012 Gambar 17 Perkembangan suku bunga AS Treasury Bill Rate 3 Months
V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS
5.1 Pengujian Asumsi Time Series
5.1.1 Uji Stasioneritas
Uji Stasioneritas merupakan uji awal untuk setiap data time series yang masuk dalam model dalam penelitian. Stasioneritas menentukan metode analisis
yang akan digunakan, apakah menggunakan model VAR atau VEC. Pengujian stasioneritas tiap variabel dalam penelitian ini menggunakan Augmented Dickey
Fuller ADF test dengan taraf nyata 5. Hasil pengujian unit root pada level
hingga first difference ditampilkan pada Tabel 4. Hipotesis nol dalam pengujian adalah ada unit root atau variabel tidak stasioner. Kriteria keputusannya yaitu jika
nilai t-ADF lebih negatif dari nilai kritis MacKinnon maka variabel yang diuji stasioner.
Tabel 4 Hasil Uji Unit Root Variabel
Nilai ADF Nilai Kritis
MacKinnon 5 PDB
Level -1,6869
-3,41 First Difference
-6,9732 -3,41
RER Level
-2,2116 -3,41
First Difference -6,0980
-3,41 RMB
Level -2,4069
-3.41 First Difference
-6,7632 -3,41
SBI Level
-4,7225 -3,41
First Difference -5,3045
-3,41 TBILL
Level -3,1081
-3,41 First Difference
-3,5302 -3,41
POIL Level
-2,8429 -3,41
First Difference -9,7689
-3,41 Keterangan: = signifikan pada taraf 5
Berdasarkan ADF test, level suku bunga domestik SBI memiliki nilai ADF yang lebih negatif dari nilai kritis MacKinnon pada taraf nyata 5. Oleh karena
itu, hipotesis nol bagi suku hunga domestik dapat ditolak, artinya berdasarkan ADF-test
, suku bunga domestik stasioner dalam level. Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar variabel tidak stasioner dalam
level. Hasil uji stasioneritas pada variabel Produk Domestik Bruto PDB, Real Exchange Rate
RER, Real Money Balance RMB, suku bunga Amerika Serikat