Uji Kointegrasi Uji Stabilitas Model VEC

pertama adalah PDB memerlukan lag dalam merespon perubahan harga minyak dunia atau kemungkinan kedua yaitu memang perubahan harga minyak dunia tidak memiliki efek pada PDB. Hasil IRF pada sub bab ini memperjelas temuan tidak signifikannya hubungan contemporaneous antara harga minyak dunia terhadap PDB di sub bab sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa guncangan harga minyak dunia memang tidak berdampak signifikan terhadap PDB. Kondisi ini disebabkan karena pemerintah terus mengakomodasi kenaikan harga minyak dunia dengan menaikkan subsidi BBM. Hal ini dilakukan agar harga BBM domestik tidak ikut mengalami kenaikan atau setidaknya harga BBM domestik naik namun tidak sampai pada harga keekonomiannya, sehingga masih terjangkau oleh masyarakat domestik. Realita ini ditunjukkan oleh perkembangan subsidi BBM pada Gambar 24. Sumber: Kemenkeu, 2012, diolah Gambar 24 Perkembangan subsidi BBM dan defisit APBN Besaran subsidi BBM mengalami kenaikan yang sekaligus memperbesar defisit fiskal ketika harga minyak dunia meningkat tajam pada tahun 2008 dan 2011. Kenaikan harga minyak dunia pada tahun 2005, juga direspon pemerintah dengan kenaikan subsidi BBM. Ketika harga minyak dunia meningkat hingga mencapai rata-rata 60 USbarel pada tahun 2005 dari sekitar 40 USbarel pada tahun 2004, subsidi juga ikut meningkat menjadi 95,6 triliun rupiah dari sekitar 69 triliun di tahun 2004. Tambahan subsidi BBM untuk tahun 2005 dari tahun sebelumnya sekitar 26,58 triliun rupiah. -3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 20 40 60 80 100 120 140 160 180 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 t hd P D B tr iliu n r u p ia h subsidi BBM defisit APBN sumbu kanan Dilihat dari perkembangan penerimaan negara Gambar 25, ternyata ada kenaikan penerimaan negara berupa pajak, yang mengalami peningkatan pertumbuhan dari 16,89 di tahun 2004 menjadi 23,48 di tahun 2005. Tingginya penerimaan pajak memungkinkan pemerintah dapat membiayai belanjanya termasuk subsidi yang lebih besar tanpa meningkatkan defisit anggaran. Sehingga kenaikan harga minyak dunia pada tahun 2005 relatif tidak terlalu membebani APBN mengingat besarnya penerimaan pajak pada tahun bersangkutan. Selain pemerintah tetap mensubsidi harga BBM domestik atas kenaikan harga minyak mentah dunia pada tahun 2005, pemerintah juga menaikkan harga BBM domestik meski tidak sampai pada harga keekonomian. Akibatnya terjadi inflasi tinggi pada tahun 2005 yaitu sekitar 17,11. Untuk mengurangi dampak negatif bagi perekonomian, pemerintah memberikan kompensasi bagi masyarakat tidak mampu melalui program Bantuan Langsung Tunai BLT, program pemberdayaan usaha rakyat misalnya dengan Kredit Usaha Rakyat KUR serta berbagai stimulus fiskal. Oleh karena itu, dampak kenaikan harga minyak dunia yang direspon pemerintah dengan menaikkan harga BBM domestik tidak terlalu mengkontraksi perekonomian domestik karena pemerintah melakukan ekspansi fiskal. Sumber: Kemenkeu, 2012, diolah Gambar 25 Perkembangan penerimaan pajak dan pembiayaan defisit anggaran -40 -20 20 40 60 80 100 120 140 160 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1,000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 tr iliu n r u p ia h tr iliu n r u p ia h penerimaan pajak pembiayaan DN sumbu kanan pembiayaan LN neto sumbu kanan