Model Structural VAR SVAR

Pada periode 1990:1 hingga periode 1997:2, kurs nominal Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat terlihat stabil pada kisaran 1.823 RpUS - 2.450 RpUS. Gambar 12 menunjukkan perkembangan kurs nominal dan kurs riil. Sebelum tahun 2000, kurs nominal masih dibawah kurs riil namun setelah tahun 2000 terlihat kurs nominal melampaui kurs riil. Krisis mata uang yang terjadi di Thailand ternyata meluas menjadi krisis finansial Asia. Indonesia merupakan salah satu negara Asia yang terkena dampaknya. Kurs Rupiah terhadap US yang stabil dengan rata-rata sekitar Rp 2.126,93US selama periode 1990:1 hingga 1997:2 langsung melemah bahkan mencapai Rp 14.900US pada 1998:2, Rupiah terdepresiasi tajam secara nominal. Sejak terjadinya krisis Rupiah ini, pemerintah tidak lagi mampu menjaga Rupiah fixed sehingga terjadi perubahan rezim kurs dari fixed exchange rate menjadi floating exchange rate dengan band tertentu. Sejak Indonesia menganut rezim kurs mengambang, kurs menjadi fluktuatif menyesuaikan berbagai perubahan kondisi perekonomian. Gambar 13 menunjukkan persentase perubahan kurs riil. Kurs riil menunjukkan daya saing barang domestik. Ketika krisis moneter 1998 menerpa Indonesia dan mendepresiasikan kurs nominal, maka daya saing barang domestik meningkat tajam hingga hampir mencapai 60. Namun kenaikan daya saing akibat terdepresiasinya kurs nominal ternyata tidak meningkatkan PDB dari jalur ekspor. Justru PDB terkontraksi dalam dan perekonomian Indonesia mengalami resesi. Depresiasi riil ini menurunkan daya beli Rupiah relatif terhadap daya beli asing. Kenaikan ekspor akibat kenaikan daya saing produk domestik ini di offset oleh tingginya biaya impor bahan baku dan barang modal yang dibutuhkan sektor produksi khususnya industri pengolahan. Akibatnya harga bahan input meningkat dan memicu kenaikan harga output. Dengan segera kenaikan daya saing tersebut langsung diikuti oleh penurunan tajam yang hampir mencapai minus 40 pada 1998:3. Setelah krisis moneter terjadi, kurs riil berfluktuasi naik dan turun mengindikasikan kenaikan dan penurunan daya saing produk domestik. Sumber: BI, BPS, US Bereau of Labor Statistics 2012 diolah Gambar 13 Persentase perubahan kurs riil

4.3 Permintaan Uang Riil

Pada tahun 1990 hingga 1997, jumlah uang yang beredar M1 masih dibawah 100 triliun rupiah. Pada periode yang sama IHK bergerak meningkat dengan slope yang relatif sama dengan slope jumlah uang beredar. Seiring dengan jatuhnya kurs Rupiah terhadap US pada tahun 1998, terjadi lonjakan Indeks Harga Konsumen Gambar 14 dimana slopenya berubah menjadi lebih curam dibanding sebelum ada depresiasi tajam dari kurs riil. Sumber: BI dan BPS 2012 Gambar 14 Perkembangan permintaan uang M1 dan IHK 60.00 40.00 20.00 - 20.00 40.00 60.00 80.00 19 90: 2 19 91: 2 19 92: 2 19 93: 2 19 94: 2 19 95: 2 19 96: 2 19 97: 2 19 98: 2 19 99: 2 20 00: 2 20 01: 2 20 02: 2 20 03: 2 20 04: 2 20 05: 2 20 06: 2 20 07: 2 20 08: 2 20 09: 2 20 10: 2 20 11: 2 20 12: 2 50 100 150 200 250 300 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 19 90: 1 19 91: 2 19 92: 3 19 93: 4 19 95: 1 19 96: 2 19 97: 3 19 98: 4 20 00: 1 20 01: 2 20 02: 3 20 03: 4 20 05: 1 20 06: 2 20 07: 3 20 08: 4 20 10: 1 20 11: 2 m ilia r r u p ia h M1 IHK sumbu kanan