Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bontang dan dari hasil pemantauan lingkungan hidup PT. Badak NGL.
3.7 Data Simulasi
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode survei lapang visual
recall . Data input yang digunakan dalam simulasi model hidrodinamika dan
transpor suhu adalah data batimetri daerah model, data elevasi muka laut di batas terbuka, data debit buangan air pendingin cooling water dan data debit air
sungai yang memasuki Perairan Bontang. 1 Batimetri
Data batimetri peta kedalaman perairan yang digunakan untuk model diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bontang, data
DISHIDROS dan data pengukuran PT. Badak NGL. Data ini selanjutnya diolah dengan menggunakan software Transform versi 3.3 dan software PFE
Programmer’s File Editor 32-bit edisi 0.07 untuk memperoleh data batimetri sesuai dengan batas daerah model yang ditentukan Gambar 11.
2 Data elevasi muka laut di batas terbuka model Data elevasi muka laut yang digunakan sebagai input di syarat batas terbuka
model diperoleh dari hasil running program ORITIDE dengan memasukkan titik koordinat yang dikehendaki.
3 Data debit air buangan cooling water Data besarnya debit buangan air pendingin setiap saat yang memasuki
wilayah perairan Bontang diperoleh dari PT. Badak NGL. Debit air buangan PT. Badak NGL adalah sebagai berikut Pertamina 2003 :
Train A-F sebesar 141 000 m
3
jam Train G sebesar 34 359 m
3
jam Train H sebesar 36 254 m
3
jam Total debit dalam detik = 58.78 m
3
detik Data ini selanjutnya digunakan sebagai input di titik outfall untuk simulasi
model Gambar 11, dimana untuk outfall 1 input debit sebesar 40 m
3
det dan pada outfall 2 sebesar 20 m
3
det.
3.8 Analisis Dampak Kenaikan Suhu terhadap Fitoplankton
Dalam penelitian ini dilakukan analisis pengaruh kenaikan suhu perairan, pasang surut dan musim terhadap fitoplankton. Untuk mengetahui apakah musim
dan pola pasang surut berpengaruh terhadap fitoplankton maka dilakukan uji statistik menggunakan ANOVA dua arah two-way ANOVA dengan hipotesa
awal H
Sementara untuk mengetahui pengaruh kenaikan suhu perairan akibat buangan air pendingin PT. Badak NGL terhadap fitoplankton dilakukan dengan
menggunakan uji ANOVA satu arah one-way ANOVA dengan hipotesa awal H
adalah tidak terdapat perbedaan nyata antara kelimpahan dan jumlah spesies fitoplankton untuk empat kondisi pengambilan sampel fitoplankton pada
tingkat kesalahan 5 atau pada tingkat kepercayaan 95. Kondisi pasut yang dianalisis adalah kondisi pada saat pasut purnama dan pasut perbani, masing-
masing untuk musim hujan dan musim kemarau. Dengan demikian ada empat kondisi yang dianalisis, yakni : Kondisi I, musim kemarau pada saat pasut
purnama, Kondisi II, musim kemarau saat pasut perbani, Kondisi III, musim hujan saat pasut purnama dan Kondisi IV, musim hujan saat perbani.
o
Analisis dengan menggunakan ANOVA telah banyak digunakan diantaranya dalam Saravanan et al. 2008 untuk membedakan populasi bakteri
pada beberapa lokasi dengan suhu yang berbeda di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir. Poernima et al. 2005 dan Poernima et al. 2006 juga menggunakan
ANOVA untuk menentukan perbedaan respon produktifitas fitoplankton terhadap suhu.
adalah tidak terdapat perbedaan nyata antara kelimpahan dan jumlah spesies fitoplankton di stasiun yang mengalami kenaikan suhu dengan stasiun kontrol
pada tingkat kesalahan 5 atau pada tingkat kepercayaan 95.
3.9 Analisis Dampak Kenaikan Suhu terhadap Terumbu Karang