3.4 Tahapan Pelaksanaan Studi 3.4.1 Tahap Persiapan
Kegiatan pada tahap ini meliputi survei lokasi pra penelitian yang dilakukan sejak Maret 2008 sampai Juli 2008, survei ini telah menghasilkan
penentuan stasiun pengamatan yang dianggap dapat mewakili wilayah penelitian. Selain itu dilakukan studi pustaka berkaitan dengan kondisi lokasi penelitian
terutama aspek lingkungan. Pengurusan perizinan untuk akses memasuki wilayah operasional PT. Badak NGL yang mencakup wilayah penelitian ini merupakan
bagian penting dari tahap persiapan.
3.4.2 Tahap Penelitian Lapangan
Kegiatan pada tahap ini meliputi survei lapangan untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian. Survei dilakukan pada stasiun pengamatan
yang telah ditentukan yakni di sekitar buangan air pendingin PT. Badak NGL dan beberapa lokasi yang dianggap dapat mewakili daerah yang tidak terkena dampak
buangan limbah air pendingin Gambar 14.
3.4.2.1 Survei Oseanografi dan Debit Sungai a. Pengukuran elevasi muka laut
Elevasi muka laut diukur di Pelabuhan Sekangat Stasiun 12 dengan menggunakan mistar pasut yang dipancang di tiang pelabuhan setelah sebelumnya
diketahui posisi muka laut pada saat surut maksimum. Pengukuran ini dilakukan selama 29 hari yakni sejak 13 September 2008 sampai dengan 11 Oktober 2008 di
Pelabuhan Sekangat, dengan interval waktu pencatatan 1 jam. Dalam studi ini penentuan muka laut rata-rata pasang surut di wilayah
penelitian dilakukan dengan menggunakan metode admiralty, dimana permukaan air laut rata-rata diperoleh dengan menghitung komponen harmonik pasut.
Adapun klasifikasi sifat pasut di lokasi tersebut ditentukan dengan menggunakan rumus Formzahl, dengan persamaan sebagai berikut :
Nilai Formzahl F 3.1
K1 : Komponen luni bulan harian M2 : Komponen utama bulan pasut ganda
S2 : Komponen utama matahari pasut ganda O1 : Komponen utama matahari harian
Keterangan : = Stasiun pengukuran suhu permukaan
= Stasiun pengukuran suhu permukaan dan elevasi muka laut = Stasiun pengukuran suhu permukaan dan suhu arah vertikal
= Stasiun pemantauan debit sungai = Titik running ramalan pasut ORITIDE
Gambar 14 Stasiun pengukuran suhu permukaan, suhu arah vertikal, elevasi muka laut dan debit sungai.
b. Pengukuran suhu permukaan Pengukuran suhu permukaan dilakukan pada Stasiun 1 outfall 1 sampai
Stasiun 15 belakang Pulau Sieca. Pengukuran suhu permukaan dilakukan dua kali yakni pada bulan purnama dan bulan perbani dengan menggunakan SCT
meter YSI model 33. Pengukuran suhu permukaan untuk kondisi pasut purnama
dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2008 jam 08.00 pada saat air pasang sampai jam 15.00. Sementara untuk kondisi pasut perbani dilakukan pada tanggal 10
1
2 4
5 3
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
s1
s2
s3
s4 s5
K el
. B ont
ang L es
tar i
PT. Badak NGL
Se lat
M ak
as sar
Kel. Bontang Lestari SI
Lintang Utara derajat
Bujur Timur derajat
Oktober 2008 jam 08.00 sampai jam 15.00. Pengukuran dilakukan dengan mengambil Stasiun 1 sebagai titik awal pengukuran, kemudian dilanjutkan ke
stasiun berikutnya sesuai nomor urut stasiun sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 14.
Mengingat data ini selanjutnya akan digunakan untuk verifikasi hasil model, maka pengukuran dilakukan dengan memperhitungkan waktu dari stasiun
pertama sampai stasiun terakhir agar distorsi antara waktu simulasi dengan waktu pengambilan data dapat diminimalkan. Dalam hal ini pengukuran suhu dilakukan
dengan selang waktu 30 menit dari stasiun satu ke stasiun berikutnya.
c. Pengukuran suhu menurut kedalaman
Pengukuran suhu arah vertikal dilakukan di Stasiun 8 pada kedalaman 6 meter selama 48 jam yang dimulai pada tanggal 5 Oktober 2008 jam 09.00 sampai
7 Oktober 2008 jam 09.00 menggunakan CTD SBE19. Pencatatan suhu dilakukan pada setiap kedalaman 1 meter setiap jam.
d. Pengukuran debit sungai
Debit sungai adalah volume aliran yang mengalir pada suatu penampang basah persatuan waktu m
3
Q = A.V 3.2
det. Debit sungai terutama di sekitar PT. Badak NGL merupakan faktor yang cukup berpengaruh terhadap pola sebaran suhu akibat
adanya buangan limbah air pendingin dari perusahaan ini. Penentuan besar debit dari suatu penampang sungai sebagai data input model dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan persamaan berikut :
Keterangan : Q = debit m
3
V = Kecepatan aliran rata-rata mdet det
A = luas penampang basah m
2
Pengukururan debit sungai dilakukan pada lima muara sungai, yakni Sungai Sekambing s1, Sungai Muara Sekambing s2, Sungai Baltim s3,
Sungai Nyerakat s4 dan Sungai Selangan s5 Gambar 14. Pengukuran suhu dan debit sungai dilakukan dua kali yakni pada Tanggal 12 Mei 2008 dan 19
Oktober 2008. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui suhu dan debit sungai rata-
rata untuk musim kemarau dan musim hujan.
Soewarno 1991
3.4.2.2 Analisis Sumberdaya Pesisir
Untuk mengetahui dampak kenaikan suhu akibat adanya buangan air pendingin PT. Badak NGL, maka inventarisasi terhadap biota laut yang ada di
sekitar perusahaan perlu dilakukan. Diantara biota laut yang diamati dalam penelitian ini adalah terumbu karang dan fitoplankton.
a. Survei dan Pengamatan Terumbu Karang
Survei dan pengamatan terumbu karang dilakukan pada tanggal 19 dan 20 Oktober 2010 pada beberapa lokasi yang dapat mewakili zona terkena dampak
dan tidak terkena dampak. Pengamatan zona terkena dampak dilakukan pada Stasiun I dan H, sementara zona yang tidak terkena dampak dilakukan di sekitar
Pulau Melahing dan Pulau Beras Basa Gambar 15. Data kondisi terumbu karang diamati secara visual melalui kegiatan penyelaman dan didokumentasi dengan
menggunakan “underwater camera”. Kondisi terumbu karang diukur dengan mencari nilai tingkat penutupan karang hidup percent coverage berdasarkan
metode bentuk pertumbuhan Benthic Life-form Transect. Pengamatan dilakukan dengan menarik garis transek sepanjang 50 meter
pada kedalaman 3 meter sesuai dengan kontur kedalaman. Pemilihan stasiun pengamatan transek didasarkan pada sampling pertimbangan, yaitu dipilih pada
areal terumbu karang yang kondisinya paling bagus berdasarkan “manta tow” English et al. 1994. Nilai persen tutupan karang hidup, sebagai penduga kondisi
terumbu karang dapat dikategorikan sebagai berikut : Sangat bagus : persen tutupan karang hidup antara 75-100
Bagus : persen tutupan karang hidup antara 50-74.9
Sedang : persen tutupan karang hidup antara 25-49.9
Buruk : persen tutupan karang hidup antara 0-24.9
b. Lokasi dan Metode Sampling Fitoplankton
Lokasi sampling fitoplankton ditentukan berdasarkan hasil simulasi model dispersi thermal yang dilakukan untuk verifikasi model. Hal ini dimaksudkan agar
lokasi sampling yang dipilih dapat mewakili perairan baik yang terkena dampak maupun yang tidak terkena dampak kenaikan suhu akibat buangan air pendingin
PT. Badak NGL. Dalam hal ini dipilih 8 stasiun, dimana 2 stasiun berada dalam kolam pendingin, 3 di depan muara kanal pendingin, 1 di dekat Pulau Sieca dan 2