4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Oseanografi Wilayah Penelitian 4.1.1 Kondisi Pasang Surut
Hasil pengamatan pasang surut di Perairan Bontang yang dilakukan selama 29 hari 29 piantan sejak 13 September 2008-11 Oktober 2008 di Pelabuhan Sekangat
dengan pencatatan setiap jam dapat dilihat pada Lampiran 1, sementara pola sinusoidal disajikan pada Gambar 16.
Gambar 16 Data elevasi muka laut hasil pengukuran di Pelabuhan Baltim. Berdasarkan analisis data hasil pengamatan diketahui bahwa perbedaan
kedudukan air tinggi dengan air rendah atau tunggang air range of tide mencapai 2.37 m, dimana air tinggi high water mencapai puncaknya pada kedudukan 1.32 m
dari muka air rata-rata mean sea level pada saat bulan purnama sementara kedudukan terendah low water berada di titik 1.07 m dari mean sea level juga
tercatat pada saat bulan purnama. Penelitian ini menggunakan Metode Admiralty dalam menentuan muka laut
rata-rata pasang surut di wilayah penelitian, dimana permukaan air laut rata-rata diperoleh dengan menghitung komponen harmonik pasut. Adapun hasil perhitungan
komponen harmonik pasut dengan menggunakan Metode Admiralty disajikan dalam Tabel 7 berikut.
Tabel 7 Karakter komponen harmonik pasut di Pelabuhan Sekangat, Kota Bontang, 13 September 2008-11 Oktober 2008
So M2
S2 N2
K2 K1
O1 P1
M4 MS4
A cm 206.9
55.3 36.7
8.5 8.4
21.2 13.1
7.0 1.3
0.5
G 157.6
206.2 150.6
206.2 276.2
256.0 276.2
350.5 114.6
Sumber : Hasil analisis 2008
Keterangan : A : Amplitudo
G : Beda fase M2 : Komponen utama bulan pasut ganda
P1 : Komponen utama bulan harian S2 : Komponen utama matahari pasut ganda
K2 : Komponen luni bulan ganda N2 : Komponen eliptik besar bulan pasut ganda
K1 : Komponen luni bulan harian M4 : Komponen utama perempat harian
MS4 : Komponen perairan dangkal bulan-matahari perempat harian O1 : Komponen utama matahari harian
Tabel di atas menunjukkan bahwa komponen harmonik pasut dominan adalah M2 principal lunar Pond and Pickard, 1981. Adapun klasifikasi sifat pasut di
lokasi tersebut ditentukan dengan menggunakan rumus Formzahl, sebagaimana diberikan pada persamaan 3.1.
Dengan memasukkan nilai amplitudo komponen pasut kedalam persamaan 3.1, maka diperoleh nilai F = 0.37. Nilai ini menunjukkan bahwa tipe pasut di
perairan Bontang adalah tipe pasang campuran ganda dominan dimana pasang surut dalam waktu 24 jam terjadi dua kali air tinggi dan dua kali air rendah semi diurnal
tide . Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wirtky 1961.
4.1.2 Hasil Pengukuran Suhu 4.1.2.1 Suhu Permukaan
Hasil pengukuran suhu permukaan pada beberapa stasiun pengamatan
menunjukkan adanya kenaikan suhu perairan akibat adanya buangan air pendingin PT. Badak NGL dengan pola sebaran yang berbeda pada saat air pasang dan saat air
surut baik pada pasut purnama maupun pasut perbani. Dalam hal ini sebagian stasiun menunjukkan suhu yang lebih tinggi pada saat purnama dibanding saat perbani,