tertentu akan bertentangan dengan Kepmen LH No. 51 tahun 2004 terutama terkait penetapan baku mutu parameter suhu dengan kadar maksimum 45
o
Pertentangan tersebut terjadi ketika outlet di mana buangan air pendingin dilepas dengan suhu tinggi oleh suatu perusahan terletak pada lokasi di mana
ditemukan adanya kehidupan biota laut seperti terumbu karang, mangrove dan lainnya. Dalam kasus semacam ini disatu sisi perusahaan telah memenuhi baku
mutu yang telah ditetapkan dalam Permen LH No. 4 Tahun 2007 suhu maksimum 45
C.
o
C, namun di sisi lain telah melanggar baku mutu yang ditetapkan dalam Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 kenaikan suhu 2
o
Tabel 6 Baku mutu air limbah bagi usaha danatau kegiatan pengilangan LNG dan LPG terpadu.
C.
No JENIS AIR LIMBAH
PARAMETER KADAR
MAKSIMUM METODE
PENGUKURAN 1
Air Limbah Proses Minyak dan Lemak
25 mgL SNI 06-6989.10-2004
Residu Chlorine 2 mgL
Standard Method 4500-Cl
Suhu 45
o
SNI 06-6989.23-2005 C
pH 6-9
SNI 06-6989.11-2004
sumber : Permen LH No. 4 Tahun 2007 Keterangan :
Apabila air limbah drainase tercampur dengan air limbah proses, maka campuran air limbah tersebut harus memenuhi baku mutu air limbah proses
2.5 Model Dispersi Thermal
Model merupakan suatu abstraksi dari realitas, yang menunjukkan hubungan langsung maupun tidak langsung serta kaitan timbal balik dalam istilah
sebab akibat Eriyatno 1999. Suatu model tidak lain merupakan seperangkat anggapan asumsi mengenai suatu sistem yang rumit, sebagai usaha untuk
memahami dunia nyata yang memiliki sifat beragam. Dari batasan-batasan tersebut, dapat dinyatakan bahwa mempelajari sistem sangat diperlukan
pengembangan model guna menemukan peubah-peubah variabel penting dan tepat, serta menemukan hubungan-hubungan antar peubah di dalam sistem
tersebut. Model dispersi thermal telah dijadikan sebagai salah satu alat pendukung
dalam tahap disain perusahaan yang bertujuan untuk menentukan metode dan penempatan yang optimal dari intake buangan air pendingin cooling water dan
untuk menghindari naiknya suhu alami diatas baku mutu yang diizinkan. Karena itu model merupakan suatu alat yang wajib bagi perusahaan untuk mendapatkan
surat izin operasional melalui studi penilaian dampak buangan air pendingin yang berkenaan dengan dibebaskannya panas ke lingkungan terutama pada air
permukaan Maderich et al. 2008.
2.5.1 Model Hidrodinamika 3-Dimensi
Studi ini mengikuti prinsip Numerical Ocean Model yang telah dikembangkan oleh Mellor 1987 yaitu penyelesaian numerik dengan
menggunakan persamaan primitif 3-dimensi model POM atau dikenal sebagai Princeton Ocean Model
. Beberapa prinsip dasar dalam model POM adalah :
- Menggunakan model koordinat sigma , yang diskalakan terhadap
kedalaman kolom air. -
Koefisien percampuran vertikal dihitung dengan sub model olakan turbulensi tertutup.
- Menggunakan sistem kisi Arakawa C pada kisi horizontal dimaksudkan untuk
meningkatkan stabilitas. -
Menggunakan skema eksplisit dalam perhitungan arah horizontal, dan skema implisit untuk arah vertikal.
- Menggunakan model pemisah langkah waktu dalam memperhitungkan elevasi
permukaan. Oleh karena itu, dalam perhitungan model dipisahkan dalam dua bagian, yakni : pertama, pada bagian internal dilakukan perhitungan untuk dua
dimensi dengan langkah waktu lebih pendek yang dibatasi oleh kondisi stabilitas. Kedua, bagian eksternal, melakukan perhitungan untuk tiga dimensi
menggunakan langkah waktu lebih panjang, juga didasarkan pada kondisi stabilitas dan laju gelombang eksternal.
2.5.1.1 Persamaan-persamaan Dasar
Di dalam model POM dilakukan transformasi persamaan pengatur dalam arah vertikal dari sistem koordinat kartesian ke koordinat-
σ. Transformasi ini dibuat untuk mendapatkan hasil simulasi yang lebih baik di lapisan permukaan
dan dasar. Sistem koordinat ini akan mengikuti bentuk topografi dasar perairan sebagaimana terlihat pada Gambar 6.