Pengukuran debit sungai Analisis zona pesisir terdampak berdasarkan model dispersi thermal dari air buangan sistem air pendingin pt. Badak ngl di perairan bontang kalimantan timur

Metode Sampling Fitoplankton Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan sebanyak empat kali untuk empat kondisi pada masing-masing stasiun, yakni : Kondisi I musim kemarau saat pasut purnama dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2009; Kondisi II musim kemarau saat pasut perbani dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2009; Kondisi III musim hujan saat purnama dilakukan pada tanggal 20 Maret 2010; Kondisi IV musim hujan saat perbani dilakukan pada tanggal 28 Maret 2010. Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan dengan menggunakan jaring plankton ukuran mesh 20µm dan berdiameter 20 cm hingga diperoleh 100 ml dari 100 liter air, kemudian diawetkan dengan lugol 4. Identifikasi fitoplankton dilakukan hingga tingkat genus menggunakan mikroskop binokuler dan bilik Sedwgwick Rafter counting cell. Acuan identifikasi fitoplankton dengan menggunakan buku Yamaji 1979 dan buku Jomes 1997. Kelimpahan fitoplankton dilakukan dengan menggunakan metode mikrotransect menurut Sachlan 1972 dan dihitung berdasarkan rumus : N = Σ {AB x CD x 1E x ni} 3.3 Keterangan : N = Jumlah plankton tiap liter D = Volume sampel yang diamati ml A = Luas cover glass E = Volume sampel yang diambil liter B = Luas lapang pandang ni = Jumlah jenis i yang ditemukan C = Volume sampel setelah disaring ml 3.5 Desain dan Skenario Model 3.5.1 Desain Simulasi Model Hidrodinamika Penelitian ini menggunakan model hidrodinamika dan transpor suhu 3- dimensi untuk melihat sebaran suhu baik horizontal maupun vertikal. Gaya pembangkit driving forces yang digunakan adalah elevasi muka laut, debit buangan air pendingin dan debit air sungai, dengan langkah waktu ∆t = 0.5 detik, dibagi dalam 4 lapisan layer arah vertikal, 118 grid barat-timur, 187 grid utara-selatan, ukuran grid Δx=Δy=30 m dengan sistem kisi “Arakawa C” pada kisi horizontal untuk meningkatkan stabilitas. Nilai awal : u=v= ζ=0 diasumsikan pada saat mulai simulasi perairan berada dalam keadaan tenang, T T alami = 28 o C dan S = 32‰. Perlakuan di syarat batas : batas terbuka, kecepatan arus pada sel terluar sama dengan kecepatan pada sel sebelah dalamnya gradien kecepatan arus dianggap sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Pada batas tertutup, digunakan kondisi batas semi-slip, yakni kecepatan arus dalam arah tegak lurus pantai sama dengan nol, sedangkan kecepatan arus tangensialnya tidak harus nol. Adapun skenario model yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Simulasi dengan inputan data pasut dan angin konstan. Dilakukan selama 30 hari dengan menggunakan input pasut yang diperoleh dari ramalan pasut ORITIDE yang waktunya disesuaikan dengan data hasil pengukuran. Selanjutnya dalam model diskenariokan pencuplikan hasil simulasi untuk : - verifikasi elevasi muka laut - verifikasi suhu dan salinitas permukaan - verifikasi suhu berdasarkan kedalaman struktur suhu arah vertikal 2. Simulasi selama 30 hari dilakukan dengan input pasut ORITIDE bulan Agustus 2009, debit buangan air pendingin dan limpasan air sungai dengan pendekatan debit air sungai pada musim kemarau. Dalam simulasi model dilakukan beberapa pencuplikan hasil simulasi diantaranya : - Hasil simulasi model dicuplik untuk kondisi pasut purnama dan pasut perbani pada saat air menuju pasang, pasang maksimum, menuju surut dan surut maksimum. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan pola sebaran suhu, pola arus dan pola sebaran salinitas permukaan pada musim kemarau untuk masing-masing kondisi tersebut. Selain itu output tersebut juga untuk mengetahui struktur vertikal suhu dan salinitas pada lokasi yang ditemukan adanya terumbu karang. - Hasil simulasi dicuplik berdasarkan waktu dan stasiun pengambilan sampel fitoplankton. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui struktur vertikal suhu dan salinitas di stasiun pengambilan sampel fitoplankton pada musim kemarau serta pola arus pada saat bersamaan. 3. Skenario dibuat sama dengan skenario kedua dengan pendekatan debit air sungai pada musim hujan dan input pasut ORITIDE bulan Maret 2010. Demikian pula hasil simulasi dicuplik untuk kondisi pasut purnama dan pasut perbani pada saat air menuju pasang, pasang maksimum, menuju surut dan