pengukuran sebesar 42.01
o
C. Struktur vertikal suhu pada musim kemarau dapat dilihat pada Gambar 45 di bawah.
Gambar 45 Profil suhu vertikal
o
Sementara suhu rata-rata di Stasiun A hasil simulasi pada musim kemarau diberikan dalam Tabel 12 berikut. Suhu rata-rata ini diperoleh dari hasil cuplik empat
kondisi pasut yakni pada saat air menuju pasang, pasang maksimum, menuju surut dan surut maksimum.
C saat pengambilan sampel fitoplankton di Stasiun A pada musim kemarau a kondisi pasang purnama; b kondisi surut
perbani.
Tabel 12 Suhu rata-rata
o
Stasiun A
C hasil simulasi di Stasiun A pada musim kemarau untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 42.29
41.69 41.55
42.44 41.99
2 41.89
42.18 42.03
42.12 42.06
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
Hasil simulasi pola arus pada saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim kemarau saat pasut purnama menunjukkan arus bergerak dari laut ke Muara
Kanal dan masuk ke Kolam Pendingin yang berarti kondisi perairan sedang pasang,
20 Agustus 2009 jam 10.00 iint.eq. 347 040
28 Agustus 2009 jam 08.00 iint.eq. 483 840
a b
sementara saat pasut perbani pola arus menunjukkan arah sebaliknya. Adapun pola arus hasil simulasi untuk kedua kondisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 46.
Gambar 46 Pola arus permukaan saat pengambilan sampel fitoplankton di Stasiun A a kondisi pasang purnama; b kondisi surut perbani.
4.6.1.1.2 Kondisi Fitoplankton
Jumlah jenis fitoplankton untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu mencapai 42.08
o
Sementara untuk kondisi cuplik perbani dengan suhu 42.29 C ditemukan sebanyak 4 jenis fitoplankton dengan kelimpahan 228
indliter yang terdiri dari Bacillariophyceae dan Cyanophyceae. Pada saat pengambilan sampel pola arus di stasiun ini bergerak dari arah Muara Kanal
Pendingin ke Outfall 1 dengan kecepatan berkisar antara 0.01-0.02 mdet.
o
C jumlah jenis yang ditemukan ada 2 dengan kelimpahan sebanyak 76 indliter yang terdiri dari
Bacillariophyceae. Pola arus di Stasiun A pada saat pengambilan sampel menunjukkan arus cenderung berbalik arah dari Outfall 1 ke Muara Kanal Pendingin
dengan kecepatan berkisar antara 0.02-0.04 mdet. Fitoplankton dengan jumlah jenis
0,10 – vmax ms = 0,00 – 0.05 ms
0,05 – 0,10 ms 0,10 – vmax ms
= 0,00 – 0.05 ms 0,05 – 0,10 ms
Latitude degree
Longitude degree Latitude degree
Longitude degree
a b
demikian sangat kecil bila dibandingkan dengan Stasiun Kontrol Stasiun G untuk kondisi cuplik yang sama lihat Lampiran 9.
Di Stasiun A jumlah jenis yang ditemukan relatif sedikit mengingat terjadi kenaikan suhu yang sangat tinggi di stasiun ini yakni mencapai 14
o
C dari suhu ambien ΔT=14
o
4.6.1.2 Musim Hujan
C. Sementara jumlah jenis dan kelimpahan pada waktu sampling purnama lebih besar dari waktu sampling perbani disebabkan karena pada waktu
sampling purnama terjadi pasang sehingga kemungkinan ada perpindahan fitoplankton yang dibawah oleh arus dari arah Muara Kanal Pendingin ke stasiun ini.
4.6.1.2.1 Struktur Vertikal Suhu
Pada musim hujan hasil simulasi dicuplik pada langkah waktu internal iint sama dengan langkah waktu internal untuk musim kemarau yakni 347 040 atau
tanggal 20 Maret 2010 jam 10.00 saat air pasang purnama, sedangkan pada kondisi perbani dilakukan saat air surut dicuplik pada langkah waktu internal iint = 483 840
atau tanggal 28 Maret 2010 jam 08.00. Berbeda dengan musim kemarau, pada musim hujan suhu permukaan lebih kecil daripada suhu pada lapisan bawah, yakni 0.01
o
C saat purnama dan 0.04
o
C saat perbani. Kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 47.
Gambar 47 Profil suhu vertikal
o
C saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim hujan di Stasiun A a kondisi purnama; b kondisi perbani.
20 Maret 2010 jam 10.00 iint.eq. 347 040
28 Maret 2010 jam 08.00 iint.eq. 483 840
a b
Sementara suhu rata-rata di Stasiun A hasil simulasi pada musim hujan diberikan dalam Tabel 13 berikut.
Tabel 13 Suhu rata-rata
o
Stasiun A
C hasil simulasi di Stasiun A pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 41.84
41.53 42.14
42.54 42.01
2 42.17
41.98 41.95
42.28 42.10
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
Adapun pola arus hasil simulasi pada musim kemarau dapat dilihat pada Gambar 48 berikut.
a b
Gambar 48 Pola arus permukaan pada musim hujan saat pengambilan sampel fitoplankton di Stasiun A a kondisi purnama; b kondisi perbani.
4.6.1.2.2 Kondisi Fitoplankton
Jumlah jenis fitoplankton di Stasiun A pada bulan Maret 2010 musim hujan untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu mencapai 41.84
o
C ditemukan sebanyak 4 jenis fitoplankton dengan kelimpahan 176 indliter yang terdiri dari Bacillariophyceae
0,10 – vmax ms = 0,00 – 0.05 ms
0,05 – 0,10 ms 0,10 – vmax ms
= 0,00 – 0.05 ms 0,05 – 0,10 ms
Longitude degree Longitude degree
Latitude degree Latitude degree
dan Cyanophyceae Lampiran 10. Pada saat pengambilan sampel, pola arus di stasiun ini cenderung bergerak dari arah Outfall 1 ke Muara Kanal Pendingin dengan
kecepatan berkisar antara 0.01-0.02 mdet. Adapun kondisi cuplik perbani dengan suhu 42.32
o
Sama dengan musim kemarau, pada musim hujan di stasiun ini juga mengalami kenaikan suhu yang sangat tinggi yakni ΔT=±14
C jumlah jenis yang ditemukan ada 3 dengan kelimpahan 114 indliter yang juga terdiri dari Bacillariophyceae dan Cyanophyceae. Pola arus di Stasiun A
pada saat pengambilan sampel menunjukkan arus cenderung berbalik arah dari Outfall
1 ke Muara Kanal Pendingin dengan kecepatan berkisar antara 0.02-0.04 mdet.
o
4.6.2 Stasiun B
C. Faktor inilah yang kemungkinan menyebabkan fitoplankton yang ditemukan di stasiun ini relatif kecil
jika dibanding dengan Stasiun Kontrol.
4.6.2.1 Musim Kemarau 4.6.2.1.1 Struktur Vertikal Suhu
Untuk Stasiun B hasil simulasi dicuplik pada langkah waktu internal iint =
347 400 atau tanggal 20 Agustus 2009 jam 10.30 purnama saat air pasang dan iint = 484 200 atau tanggal 28 Agustus 2009 jam 08.30 perbani saat air surut masing-
masing untuk mewakili musim kemarau pada kondisi pasut purnama dan pasut perbani. Struktur vertikal suhu di Stasiun B pada waktu cuplik menunjukkan adanya
lapisan terstratifikasi baik pada saat purnama maupun saat perbani, dimana suhu pada lapisan permukaan lebih besar daripada lapisan di bawahnya, yakni 0.29
o
C saat purnama dan 0.24
o
Tabel 14 Suhu rata-rata C saat perbani Gambar 49. Sementara suhu rata-rata di Stasiun B
hasil simulasi pada musim kemarau diberikan dalam Tabel 14 berikut.
o
Stasiun B
C hasil simulasi di Stasiun B pada musim kemarau untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 41.12
41.08 41.10
41.00 41.08
2 41.19
41.17 41.14
41.12 41.15
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
Gambar 49 Profil suhu vertikal
o
C saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim kemarau di Stasiun B a kondisi purnama; b kondisi perbani
4.6.2.1.2 Kondisi Fitoplankton
Jumlah jenis fitoplankton untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu mencapai 41.10
o
Untuk kondisi cuplik perbani dengan suhu 41.19 C teridentifikasi sebanyak 3 jenis fitoplankton dengan kelimpahan
472 indliter yang terdiri dari Bacillariophyceae Lampiran 11. Pada saat pengambilan sampel pola arus di stasiun ini cenderung bergerak ke arah sungai
dengan kecepatan berkisar antara 0.0-0.01 mdet.
o
4.6.2.2 Musim Hujan
C jumlah jenis yang ditemukan ada 4 dengan kelimpahan 770 indliter dan hanya terdiri dari
Bacillariophyceae. Pola arus di Stasiun ini pada saat pengambilan sampel menunjukkan arus cenderung bergerak kearah Kolam Pendingin dengan kecepatan
berkisar antara 0.01-0.02 mdet. Fitoplankton dengan jumlah jenis demikian sangat kecil bila dibandingkan dengan Stasiun Kontrol Stasiun G untuk kondisi cuplik
yang sama.
4.6.2.2.1 Struktur Vertikal Suhu
Di Stasiun B pada musim hujan, hasil simulasi dicuplik pada langkah waktu internal iint sama dengan langkah waktu internal untuk musim kemarau yakni
20 Agustus 2009 jam 10.30 iint.eq. 347 400
28 Agustus 2009 jam 08.30 iint.eq. 484 200
a b
347 400 atau tanggal 20 Maret 2010 jam 10.30 purnama saat air pasang dan iint=484 200 atau tanggal 28 Maret 2010 jam 08.30 perbani saat air surut.
Hasil simulasi pada waktu cuplik menunjukkan adanya perbedaan suhu antara lapisan permukaan dengan lapisan bawah baik saat air pasang maupun saat air surut.
Pada saat air pasang suhu permukaan mencapai 41.06
o
C dan pada lapisan bawah 40.96
o
C, sementara pada saat air surut suhu menjadi lebih rendah yakni 41.17
o
C dan lapisan bawah sebesar 41.04
o
C. Struktur verikal suhu pada saat air pasang dan saat air surut dapat dilihat pada Gambar 50.
Gambar 50 Profil suhu vertikal
o
C saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim hujan di Stasiun B a kondisi purnama; b kondisi perbani.
Gambar di atas menunjukkan suhu lapisan permukaan pada saat air pasang lebih tinggi daripada saat air surut. Hal ini disebabkan oleh adanya dorongan massa
air dari kolam pendingin dengan suhu yang lebih tinggi ke arah muara sungai. Dengan kata lain pada saat air pasang suhu air di Stasiun B lebih dominan
dipengaruhi oleh massa air yang keluar dari Outfall 1, sementara pada saat air surut suhu kemungkinan sedikit dipengaruhi oleh adanya limpasan air dari laut yang masuk
melalui kanal pendingin dengan suhu yang relatif lebih dingin.
20 Maret 2010 jam 10.30 iint.eq. 347 400
28 Maret 2010 jam 08.30 iint.eq. 484 200
b a
Suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun B pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2 diberikan dalam Tabel 15 berikut.
Tabel 15 Suhu rata-rata
o
Stasiun B
C hasil simulasi di Stasiun B pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 41.06
41.08 41.05
41.04 41.06
2 41.15
41.17 41.14
41.12 41.15
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
4.6.2.2.2 Kondisi Fitoplankton
Jumlah jenis fitoplankton di Stasiun B untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu mencapai 41.06
o
Untuk kondisi cuplik perbani dengan suhu 41.17 C ditemukan sebanyak 5 jenis fitoplankton dengan kelimpahan
728 indliter yang terdiri dari Bacillariophyceae dan Cyanophyceae Lampiran 12. Pada saat pengambilan sampel, pola arus di stasiun ini cenderung bergerak ke arah
sungai dengan kecepatan berkisar antara 0.00-0.01 mdet.
o
C jumlah jenis yang ditemukan ada 4 dengan kelimpahan 280 indliter yang juga terdiri dari
Bacillariophyceae dan Cyanophyceae. Pola arus di Stasiun B pada saat pengambilan sampel menunjukkan arus bergerak ke arah kolam pendingin dengan kecepatan
berkisar antara 0.01-0.02 mdet. Fitoplankton dengan jumlah jenis demikian sangat kecil bila dibandingkan dengan Stasiun Kontrol Stasiun G untuk kondisi cuplik
yang sama. Di stasiun B pada waktu sampling fitoplankton menunjukkan kenaikan suhu
yang cukup tinggi yakni ΔT=±13
o
4.6.3 Stasiun C
C.
4.6.3.1 Musim Kemarau 4.6.3.1.1 Struktur Vertikal Suhu
Struktur vertikal suhu di Stasiun C pada musim kemarau dan musim hujan menunjukkan adanya lapisan terstratifikasi baik pada saat purnama maupun saat
perbani Gambar 50. Untuk Stasiun C pada musim kemarau hasil simulasi dicuplik
pada langkah waktu internal iint 347 760 atau tanggal 20 Agustus 2009 jam 11.00 purnama saat air pasang dan iint = 484 560 atau tanggal 28 Agustus 2009 jam 09.00
perbani saat air surut masing-masing untuk mewakili musim kemarau pada kondisi pasut purnama dan pasut perbani.
Hasil simulasi pada waktu cuplik pasut purnama menunjukkan adanya lapisan yang relatif homogen mixed layer, dimana teradapat perbedaan suhu yang sangat
kecil anatara lapisan atas dengan lapisan bawah Gambar 51a. Sementara waktu cuplik pasut perbani menunjukkan adanya lapisan terstratifikasi Gambar 51b.
Gambar 51 Profil suhu vertikal
o
Suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun C pada musim kemarau untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2 diberikan dalam Tabel 16 berikut.
C saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim kemarau di Stasiun C a kondisi purnama; b kondisi perbani.
Tabel 16 Suhu rata-rata
o
Stasiun C
C hasil simulasi di Stasiun C pada musim kemarau untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 35.22
34.03 39.22
40.83 37.33
2 38.55
40.15 39.51
39.44 39.41
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
20 Agustus 2009 jam 11.00 iint.eq. 347 760
28 Agustus 2009 jam 09.00 iint.eq. 484 560
a b
4.6.3.1.2 Kondisi Fitoplankton
Jumlah jenis dan kelimpahan fitoplankton untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu mencapai 36.95
o
Untuk kondisi cuplik perbani dengan suhu 37.91 C teridentifikasi sebanyak 7 jenis fitoplankton dengan
kelimpahan 988 indliter yang terdiri dari Bacillariophyceae dan Cyanophyceae Lampiran 13. Pada saat pengambilan sampel pola arus di stasiun ini bergerak ke
arah Muara Kanal Pendingin dengan kecepatan berkisar antara 0.05-0.10 mdet.
o
C jumlah jenis yang ditemukan ada 5 dengan kelimpahan 608 indliter terdiri dari Bacillariophyceae dan
Cyanophyceae. Pola arus di stasiun ini pada saat pengambilan sampel menunjukkan arus cenderung bergerak ke arah Pulau Sieca dengan kecepatan berkisar antara 0.01-
0.03 mdet. Kenaikan suhu di Stasiun C berva riasi cukup ekstrim yakni ΔT=±7
o
C pada wa
ktu sampling purnama dan ΔT=±11
o
4.6.3.2 Musim Hujan
C pada waktu sampling perbani.
4.6.3.2.1 Struktur Vertikal Suhu
Pada musim hujan, hasil simulasi dicuplik pada langkah waktu internal iint sama dengan langkah waktu internal untuk musim kemarau yakni 347 760 atau
tanggal 20 Maret 2010 jam 11.00 purnama saat air pasang dan iint = 484 560 atau tanggal 28 Maret 2010 jam 09.00 perbani saat air surut.
Hasil simulasi menunjukkan terbentuknya lapisan homogen mixed layer untuk kondisi cuplik pasut purnama, dimana perbedaan suhu antara lapisan
permukaan dan lapisan bawah relatif kecil. Fenomena suhu dilapisan permukaan tinggi, kemudian lebih rendah pada layer 2 dan 3 dan selanjutnya naik lagi mendekati
suhu permukaan pada layer 4 Gambar 52a disebabkan oleh adanya pertemuan massa air yang berasal dari arah Outfall dengan massa air dari laut dengan kecepatan
arus yang berbeda. Sementara pada kondisi cuplik pasut perbani, struktur vertikal suhu menunjukkan perbedaan suhu yang besar antara lapisan permukaan dan lapisan
di bawahnya Gambar 52b.
Gambar 52 Profil suhu vertikal
o
Adapun suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun C pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2 diberikan dalam Tabel 17 berikut.
C saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim hujan di Stasiun C a kondisi purnama; b kondisi perbani.
Tabel 17 Suhu rata-rata
o
Stasiun C
C hasil simulasi di Stasiun C pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 34.9
34.02 40.78
40.9 37.65
2 39.4
38.63 38.72
40.36 39.28
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
4.6.3.2.2 Kondisi Fitoplankton Jumlah jenis dan kelimpahan fitoplankton untuk kondisi cuplik purnama
dengan suhu mencapai 34.09
o
C ditemukan sebanyak 5 jenis fitoplankton dengan kelimpahan 760 indliter yang terdiri dari Bacillariophyceae. Pada saat pengambilan
sampel pola arus di stasiun ini bergerak ke arah Muara Kanal Pendingin dengan kecepatan berkisar antara 0.01-0.04 mdet Lampiran 14.
20 Maret 2010 jam 11.00 iint.eq. 347 760
28 Maret 2010 jam 09.00 iint.eq. 484 560
a b
Untuk kondisi cuplik perbani dengan suhu 40.14
o
C jumlah jenis yang ditemukan ada 3 jenis fitoplankton dengan kelimpahan 475 indliter dan terdiri dari
Bacillariophyceae. Fitoplankton dengan jumlah jenis demikian juga masih tergolong kecil bila dibandingkan dengan Stasiun Kontrol Stasiun G untuk kondisi cuplik
yang sama. Pola arus di stasiun ini pada saat pengambilan sampel menunjukkan arus cenderung bergerak ke arah Muara Kanal Pendingin dengan kecepatan berkisar antara
0.01-0.03 mdet. Kenaikan suhu di stasiun C pada musim hujan bervariasi cukup ekstrim yakni ΔT=±6
o
C pada waktu sampling purnama dan ΔT=±12
o
4.6.4 Stasiun D
C pada waktu sampling perbani.
4.6.4.1 Musim Kemarau 4.6.4.1.1 Struktur Vertikal Suhu
Struktur vertikal suhu di Stasiun D pada musim kemarau menunjukkan adanya lapisan terstratifikasi baik pada saat purnama maupun saat perbani Gambar
53. Untuk Stasiun D pada musim kemarau hasil simulasi dicuplik pada langkah waktu internal iint 348 120 atau tanggal 20 Agustus 2009 jam 11.30 purnama saat
air pasang dan iint = 484 920 atau tanggal 28 Agustus 2009 jam 09.30 perbani saat air surut masing-masing untuk mewakili musim kemarau pada kondisi pasut purnama
dan pasut perbani. Suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun D pada musim kemarau untuk kondisi
cuplik purnama 1 dan perbani 2 diberikan dalam Tabel 18 berikut. Tabel 18 Suhu rata-rata
o
Stasiun 4
C hasil simulasi di Stasiun D pada musim kemarau untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 35.62
34.9 34.13
33.99 34.66
2 35.18
34.75 34.76
35.46 35.04
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
Gambar 53 Profil suhu vertikal
o
C saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim kemarau di Stasiun D a kondisi pasang purnama; b kondisi
surut perbani.
4.6.4.1.2 Kondisi Fitoplankton
Jumlah jenis fitoplankton untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu mencapai 35.38
o
Untuk kondisi cuplik perbani dengan suhu 34.72 C teridentifikasi sebanyak 8 jenis fitoplankton dengan kelimpahan
1805 indliter yang terdiri dari Bacillariophyceae dan Cyanophyceae. Pada saat pengambilan sampel pola arus di stasiun ini bergerak ke arah Sungai dengan
kecepatan berkisar antara 0.01-0.02 mdet. Jumlah jenis dan kelimpahan fitoplankton pada musim kemarau di Stasiun D dapat dilihat dalam Lampiran 15.
o
C jumlah jenis yang ditemukan ada 12 dengan kelimpahan 4085 indliter dan juga hanya terdiri dari
Bacillariophyceae. Pola arus pada saat pengambilan sampel menunjukkan arus bergerak menjauhi garis pantai dengan kecepatan berkisar antara 0.01-0.02 mdet.
Fitoplankton dengan jumlah jenis demikian memiliki kedekatan jumlah jenis yang ditemukan di Stasiun Kontrol.
20 Agustus 2009 jam 11.30 iint.eq. 348 120
28 Agustus 2009 jam 09.30 iint.eq. 484 920
a b
4.6.4.2 Musim Hujan 4.6.4.2.1 Struktur Vertikal Suhu
Untuk menunjukkan struktur vertikal suhu di Stasiun D pada saat pengambilan sampel fitoplankton, maka hasil simulasi dicuplik pada langkah waktu
internal iint sama dengan langkah waktu internal untuk musim kemarau yakni 348 120 atau tanggal 20 Maret 2010 jam 11.30 purnama saat air pasang dan iint =
484 920 atau tanggal 28 Maret 2009 jam 09.30 perbani saat air surut. Hasil simulasi menunjukkan adanya perbedaan suhu yang relatif kecil antara
lapisan permukaan dan lapisan bawah baik saat purnama maupun saat perbani Gambar 54. Suhu pada lapisan permukaan pada waktu cuplik purnama lebih kecil
dari waktu cuplik perbani disebabkan karena pada waktu cuplik purnama kondisi air sedang menuju surut, sehingga ada pengaruh limpasan air sungai terhadap suhu di
Stasiun D ini. Sebaliknya, pada waktu cuplik perbani kondisi air bergerak dari surut menuju pasang, sehingga terjadi dorongan massa air yang keluar dari Muara Kanal
Pendingin ke Stasiun D, akibatnya suhu menjadi lebih tinggi di Stasiun tersebut.
Gambar 54 Profil suhu vertikal
o
C saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim hujan di Stasiun D a kondisi purnama; b kondisi perbani.
20 Maret 2010 jam 11.30 iint.eq. 348 120
28 Maret 2010 jam 09.30 iint.eq. 484 920
a b
Adapun suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun D pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2 diberikan dalam Tabel 19 berikut.
Tabel 19 Suhu rata-rata
o
Stasiun D
C hasil simulasi di Stasiun D pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 35.3
34.32 33.75
34.29 34.42
2 35.44
35.25 35.15
35.25 35.27
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
4.6.4.2.2 Kondisi Fitoplankton
Jumlah jenis fitoplankton untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu mencapai 34.80
o
Untuk kondisi cuplik perbani dengan suhu 35.35 C ditemukan sebanyak 5 jenis fitoplankton dengan kelimpahan 1425
indliter dan terdiri dari Bacillariophyceae dan Cyanophyceae. Pada saat pengambilan sampel pola arus di stasiun ini bergerak menjauhi muara sungai dengan kecepatan
berkisar antara 0.01-0.02 mdet.
o
4.6.5 Stasiun E
C jumlah jenis yang ditemukan ada 7 dengan kelimpahan 1425 indliter 2280 indliter dan terdiri dari
Bacillariophyceae. Pola arus pada saat pengambilan sampel menunjukkan arus bergerak ke muara sungai dengan kecepatan berkisar antara 0.01-0.03 mdet.
Fitoplankton dengan jumlah jenis demikian lebih rendah dari jumlah jenis yang ditemukan di Stasiun Kontrol. Jumlah jenis dan kelimpahan fitoplankton pada musim
hujan di Stasiun D dapat dilihat dalam Lampiran 16.
4.6.5.1 Musim Kemarau 4.6.5.1.1 Struktur Vertikal Suhu
Hasil simulasi dicuplik pada langkah waktu internal iint 348 480 atau tanggal 20 Agustus 2009 jam 12.00 purnama saat air pasang dan iint = 485 280 atau
tanggal 28 Agustus 2009 jam 10.00 perbani saat air surut masing-masing untuk mewakili musim kemarau pada kondisi pasut purnama dan pasut perbani. Di Stasiun
E ditemukan adanya lapisan terstaritifikasi baik pada saat purnama maupun saat
perbani, dimana suhu permukaan menunjukkan perbedaan yang relatif besar yakni ±1
o
C untuk kedua kondisi tersebut Gambar 55.
Gambar 55 Profil suhu vertikal
o
Adapun suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun E pada musim kemarau untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2 diberikan dalam Tabel 20 berikut.
C saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim kemarau di Stasiun E a kondisi purnama; b kondisi perbani.
Tabel 20 Suhu rata-rata
o
Stasiun E
C hasil simulasi di Stasiun E pada musim kemarau untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 34.28
32.66 32.97
33.94 33.46
2 34.15
34.29 34
34.74 34.30
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
4.6.5.1.2 Kondisi Fitoplankton
Jumlah jenis fitoplankton untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu mencapai 33.01
o
C ditemukan sebanyak 4 jenis fitoplankton dengan kelimpahan 190 indliter dan terdiri dari Bacillariophyceae. Pada saat pengambilan sampel pola arus
di stasiun ini bergerak ke arah Muara Kanal Pendingin dengan kecepatan berkisar
20 Agustus 2009 jam 12.00 iint.eq.
348 480 28 Agustus 2009 jam 10.00
iint.eq. 485 280
a b
antara 0.03-0.05 mdet. Jumlah jenis dan kelimpahan fitoplankton pada musim hujan di Stasiun E dapat dilihat dalam Lampiran 17. Sementara untuk kondisi cuplik
perbani dengan suhu 34.24
o
4.6.5.2 Musim Hujan
C jumlah jenis yang ditemukan ada 3 dengan kelimpahan 304 indliter dan terdiri dari Bacillariophyceae dan Cyanophyceae. Pola arus pada
saat pengambilan sampel menunjukkan arus bergerak meninggalkan Muara Kanal Pendingin menuju Pulau Sieca dengan kecepatan berkisar antara 0.01-0.02 mdet.
Fitoplankton dengan jumlah jenis demikian lebih rendah dari jumlah jenis yang ditemukan di Stasiun Kontrol.
4.6.5.2.1 Struktur Vertikal Suhu dan Pola Arus Permukaan
Penentuan struktur vertikal suhu di Stasiun E pada saat pengambilan sampel fitoplankton dilakukan dengan mencuplik hasil simulasi pada langkah waktu internal
iint sama dengan 348 480 atau tanggal 20 Maret 2010 jam 12.00 purnama saat kondisi air pasang dan iint = 485 280 atau tanggal 28 Maret 2009 jam 10.00
perbani saat kondisi air surut. Hasil simulasi menunjukkan adanya lapisan terstratifikasi di Stasiun E untuk waktu cuplik saat pasut purnama dimana suhu
permukaan tercatat lebih tinggi yakni 32.50
o
C sementara suhu pada lapisan bawah
31.66
o
C Gambar 56a. Demikian pula untuk waktu cuplik pasut perbani menunjukkan fenomena yang sama dengan perbedaan suhu antara lapisan permukaan
dengan lapisan bawah tercatat sebesar 0.71
o
Suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun E pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2 diberikan dalam Tabel 21 berikut.
C Gambar 56b.
Tabel 21 Suhu rata-rata
o
Stasiun E
C hasil simulasi di Stasiun E pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 33.1
32.65 33.19
34.53 33.37
2 34.71
34.25 34.15
34.94 34.51
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
Gambar 56 Profil suhu vertikal
o
C saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim hujan di Stasiun E a kondisi purnama; b kondisi perbani.
4.6.5.2.2 Kondisi Fitoplankton
Jumlah jenis fitoplankton untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu mencapai 32.5
o
Jumlah jenis yang ditemukan untuk kondisi cuplik perbani dengan suhu 34.85
C ditemukan sebanyak 5 jenis fitoplankton dengan kelimpahan 1456 indliter dan terdiri dari Bacillariophyceae dan Cyanophyceae. Pada saat pengambilan
sampel pola arus di stasiun ini bergerak ke arah Muara Kanal Pendingin dengan kecepatan berkisar antara 0.03-0.05 mdet.
o
C sebanyak 4 jenis dengan kelimpahan 916 indliter dan terdiri dari Bacillariophyceae dan Cyanophyceae Lampiran 18. Fitoplankton dengan jumlah
jenis demikian relatif lebih rendah dari jumlah jenis yang ditemukan di Stasiun Kontrol. Hasil simulasi yang diperoleh menunjukkan bahwa pada saat pengambilan
sampel pola arus bergerak dari arah selatan Muara Kanal Pendingin ke arah utara Teluk Nyerakat dengan kecepatan berkisar antara 0.02-0.05 mdet.
20 Maret 2010 jam 12.00 iint.eq. 348 480
28 Maret 2010 jam 10.00 iint.eq. 485 280
a b
4.6.6 Stasiun F 4.6.6.1 Musim Kemarau
4.6.6.1.1 Struktur Vertikal Suhu
Hasil simulasi dicuplik pada langkah waktu internal iint 348 840 atau tanggal 20 Agustus 2009 jam 12.30 purnama saat air pasang dan iint = 485 640 atau
tanggal 28 Agustus 2009 jam 10.30 perbani saat air surut masing-masing untuk
mewakili musim kemarau pada kondisi pasut purnama dan pasut perbani.
Struktur vertikal suhu di Stasiun F untuk waktu cuplik purnama dan waktu cuplik perbani cenderung membentuk lapisan homogen mixed layer, dimana selisih
suhu permukaan dengan lapisan di bawahnya sangat kecil. Struktur vertikal suhu di Stasiun F pada saat pengambilan sampel fitoplankton dapat dilihat pada Gambar 57.
Gambar 57 Profil suhu vertikal
o
Suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun F pada musim kemarau untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2 menunjukkan bahwa pada stasiun ini masih
terpengaruh oleh adanya buangan air pendingin. Suhu rata-rata hasil simulasi di
Stasiun F diberikan dalam Tabel 22.
C saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim kemarau di Stasiun F a kondisi purnama; b kondisi perbani
20 Agustus 2009 jam 12.30 iint.eq.
348 840 28 Agustus 2009 jam 10.30
iint.eq. 485 640
a b
Tabel 22 Suhu rata-rata
o
Stasiun F
C hasil simulasi di Stasiun F pada musim kemarau untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 32.61
32.33 32.85
32.94 32.68
2 33.29
33.32 33.34
33.24 33.30
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
4.6.6.1.2 Kondisi Fitoplankton
Jumlah jenis fitoplankton untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu mencapai 31.28
o
Jumlah jenis yang ditemukan pada kondisi cuplik perbani pada saat pasang dengan suhu 33.32
C ditemukan sebanyak 8 jenis fitoplankton dengan kelimpahan 1558 indliter
dan terdiri dari Bacillariophyceae. Jumlah jenis fitoplankton yang paling banyak ditemukan adalah Thallasiotrix sp. kemudian Nitzchia sp. Pada saat
pengambilan sampel pola arus di stasiun ini bergerak ke arah Muara Kanal Pendingin dengan kecepatan berkisar antara 0.05-0.10 mdet. Jumlah jenis dan kelimpahan
fitoplankton pada musim kemarau di Stasiun F dapat dilihat dalam Lampiran 19.
o
4.6.6.2 Musim Hujan
C ada sebanyak 5 jenis dengan kelimpahan 1558 indliter dan 722 indliter
dan terdiri dari Bacillariophyceae. Jumlah jenis fitoplankton yang paling banyak ditemukan adalah pada kondisi ini Nitzchia sp. Pola arus pada saat
pengambilan sampel menunjukkan arus bergerak ke arah Pulau Sieca dengan kecepatan berkisar antara 0.01-0.02 mdet. Fitoplankton dengan jumlah jenis
demikian lebih rendah dari jumlah jenis yang ditemukan di Stasiun Kontrol.
4.6.6.2.1 Struktur Vertikal Suhu
Penentuan struktur vertikal suhu di Stasiun F pada saat pengambilan sampel fitoplankton dilakukan dengan mencuplik hasil simulasi pada langkah waktu internal
iint sama dengan 348 840 atau tanggal 20 Maret 2010 jam 12.30 purnama saat air pasang dan iint=485 640 atau tanggal 28 Maret 2009 jam 10.30 perbani saat air
surut. Hasil simulasi menunjukkan bahwa struktur vertikal suhu di Stasiun F pada
saat purnama cenderung homogen, dimana selisih suhu permukaan dengan lapisan di bawahnya sangat kecil yakni 0.06
o
C. Sementara hasil simulasi pada saat perbani menunjukkan adanya lapisan homogen pada stasiun F dengan suhu sebesar 33.18
o
C. Struktur vertikal suhu di Stasiun F pada saat pengambilan sampel fitoplankton dalam
musim hujan dapat dilihat pada Gambar 58.
Gambar 58 Profil suhu vertikal
o
C saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim hujan di Stasiun F a kondisi purnama; b kondisi perbani.
Suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun F pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2 menunjukkan bahwa pada Stasiun F masih
dipengaruhi oleh buangan air pendingin melebihi suhu alami perairan. Suhu rata- rata hasil simulasi di Stasiun F diberikan dalam Tabel 23 berikut.
Tabel 23 Suhu rata-rata
o
Stasiun F
C hasil simulasi di Stasiun F pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 31.23
32.63 31.97
32.89 32.38
2 33.18
33.23 33.25
33.18 33.21
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
20 Maret 2010 jam 12.30 iint.eq. 348 840
28 Maret 2010 jam 10.30 iint.eq. 485 640
a b
4.6.6.2.2 Kondisi Fitoplankton
Jumlah jenis fitoplankton untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu mencapai 32.51
o
Jumlah jenis yang ditemukan untuk kondisi cuplik perbani dengan suhu 33.18
C ditemukan sebanyak 7 jenis fitoplankton dengan kelimpahan 570 indliter dan terdiri dari Bacillariophyceae. Pada saat pengambilan sampel pola arus
di stasiun ini bergerak ke arah Pulau Sieca yang menunjukkan air sedang menuju surut dengan kecepatan berkisar antara 0.05-0.10 mdet. Jumlah jenis dan kelimpahan
fitoplankton pada musim hujan di Stasiun F dapat dilihat dalam Lampiran 20.
o
4.6.7 Stasiun G Stasiun Kontrol
C ada sebanyak 9 jenis dengan kelimpahan 1824 indliter yang terdiri dari Bacillariophyceae. Pola arus pada saat pengambilan sampel menunjukkan arus
bergerak ke arah Muara Kanal Pendingin yang menunjukkan air sedang dalam kondisi menuju pasang dengan kecepatan berkisar antara 0.01-0.02 mdet.
Fitoplankton dengan jumlah jenis demikian memiliki kesamaan dengan jumlah jenis yang ditemukan di Stasiun Kontrol.
Stasiun G dijadikan sebagai Stasiun Kontrol mengingat stasiun ini relatif paling tidak terpengaruh oleh aktifitas manusia antrophogenic baik di darat maupun
di laut. Hal ini terjadi karena Stasiun G masih berada dalam kawasan yang senantiasa dipantau oleh patroli laut PT. Badak NGL.Selain itu stasiun ini juga tidak berada di
sekitar muara sungai sehingga tidak terpengaruh oleh kandungan yang mungkin terbawa oleh aliran air sungai.
4.6.7.1 Musim Kemarau 4.6.7.1.1 Struktur Vertikal Suhu
Hasil simulasi dicuplik pada langkah waktu internal iint 350 280 atau tanggal 20 Agustus 2009 jam 14.30 purnama saat air pasang dan iint = 487 080 atau
tanggal 28 Agustus 2009 jam 12.30 perbani saat air surut masing-masing untuk mewakili musim kemarau pada kondisi pasut purnama dan pasut perbani. Hasil
simulasi menunjukkan bahwa struktur vertikal suhu di Stasiun G hasil simulasi
menunjukkan terbentuknya lapisan homogen mixed layer baik untuk waktu cuplik pasut purnama maupun waktu cuplik pasut perbani. Hasil simulasi juga menunjukkan
bahwa suhu pada waktu cuplik purnama sedikit lebih kecil dibanding suhu waktu cuplik perbani yakni masing-masing 28.29
o
C dan 28.31
o
Suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun F pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2 menunjukkan bahwa pada Stasiun F tidak
dipengaruhi oleh buangan air pendingin sama dengan suhu alami perairan. Suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun F diberikan dalam Tabel 24.
C. Struktur vertikal suhu di Stasiun G hasil simulasi dapat dilihat pada Gambar 59.
Gambar 59 Profil suhu vertikal
o
Tabel 24 Suhu rata-rata C saat pengambilan sampel fitoplankton pada
musim kemarau di Stasiun G a kondisi pasut purnama; b kondisi pasut perbani.
o
Stasiun G
C hasil simulasi di Stasiun G pada musim kemarau untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 28.29
28.29 28.29
28.29 28.29
2 28.31
28.31 28.31
28.3 28.31
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
20 Agustus 2009 jam 14.30 iint.eq.
350 280 28 Agustus 2009 jam 12.30
iint.eq. 487 080
a b
4.6.7.1.2 Kondisi Fitoplankton
Jumlah jenis fitoplankton untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu mencapai 28.29
o
Jumlah jenis yang ditemukan untuk kondisi cuplik perbani dengan suhu 28.31
C ditemukan sebanyak 8 jenis fitoplankton dengan kelimpahan 2130 indliter yang terdiri dari Bacillariophyceae dan Cyanophyceae. Pada saat
pengambilan sampel pola arus di stasiun ini bergerak ke arah utara stasiun yang menunjukkan air sedang dalam kondisi menuju pasang dengan kecepatan berkisar
antara 0.00-0.10 mdet.
o
4.6.7.2 Musim Hujan
C ada 6 jenis dengan kelimpahan 1615 indliter yang terdiri dari Bacillariophyceae. Arus pada saat pengambilan sampel menunjukkan arus bergerak
ke arah utara yang menunjukkan air sedang dalam kondisi menuju pasang dengan kecepatan berkisar antara 0.00-0.01 mdet. Fitoplankton dengan jumlah jenis
demikian memiliki kesamaan dengan jumlah jenis yang ditemukan di Stasiun Kontrol. Jumlah jenis dan kelimpahan fitoplankton pada musim kemarau di Stasiun G
dapat dilihat dalam Lampiran 21.
4.6.7.2.1 Struktur Vertikal Suhu
Struktur vertikal suhu di Stasiun G pada saat pengambilan sampel fitoplankton ditunjukkan dengan mencuplik hasil simulasi pada langkah waktu
internal iint sama dengan 350 280 atau tanggal 20 Maret 2010 jam 14.30 purnama saat air pasang dan iint = 487 080 atau tanggal 28 Maret 2009 jam 12.30 perbani
saat air surut. Suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun G pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2 diberikan dalam Tabel 25 berikut.
Tabel 25 Suhu rata-rata
o
Stasiun G
C hasil simulasi di Stasiun G pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 28.29
28.29 28.29
28.29 28.29
2 28.29
28.29 28.3
28.28 28.29
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
Struktur vertikal suhu pada musim hujan di Stasiun G hasil simulasi untuk waktu cuplik purnama dan perbani menunjukkan adanya lapisan homogen dengan
nilai suhu yang sama yakni 28.29
o
C Gambar 60.
Gambar 60 Profil suhu vertikal
o
C saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim hujan di Stasiun G a kondisi purnama; b kondisi perbani.
4.6.7.2.2 Kondisi Fitoplankton
Jumlah jenis fitoplankton untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu mencapai 28.29
o
C ditemukan sebanyak 9 jenis fitoplankton dengan kelimpahan 1064 indliter yang terdiri dari Bacillariophyceae dan Cyanophyceae. Pada saat
pengambilan sampel pola arus di stasiun ini bergerak ke arah timur stasiun yang menunjukkan air sedang dalam kondisi pasang dengan kecepatan berkisar antara
0.01-0.02 mdet. Adapun untuk kondisi cuplik perbani dengan suhu 28.29
o
C jumlah jenis yang ditemukan ada 11 dengan kelimpahan 2565 indliter yang terdiri dari
Bacillariophyceae. Pola arus pada saat pengambilan sampel menunjukkan arus bergerak ke arah pantai yang menunjukkan air sedang dalam kondisi menuju pasang
dengan kecepatan berkisar antara 0.01-0.02 mdet. Fitoplankton dengan jumlah jenis demikian memiliki kesamaan dengan jumlah jenis yang ditemukan di Stasiun
20 Maret 2010 jam 14.30 iint.eq. 350 280
28 Maret 2010 jam 12.30 iint.eq. 487 080
a b
Kontrol. Jumlah jenis dan kelimpahan fitoplankton pada musim hujan di Stasiun G dapat dilihat dalam Lampiran 22.
4.6.8 Stasiun H 4.6.8.1 Musim Kemarau
4.6.8.1.1 Struktur Vertikal Suhu
Hasil simulasi dicuplik pada langkah waktu internal iint 349 560 atau tanggal 20 Agustus 2009 jam 13.30 purnama saat air pasang dan iint = 486 360 atau
tanggal 28 Agustus 2009 jam 11.30 perbani masing-masing untuk mewakili musim kemarau pada kondisi pasut purnama dan pasut perbani.
Struktur vertikal suhu di Stasiun H hasil simulasi relatif homogen mixed layer
baik untuk waktu cuplik pasut purnama maupun waktu cuplik pasut perbani, dimana perbedaan antara suhu lapisan atas dengan suhu lapisan bawah relative kecil
yakni sekitar 0.07
o
C untuk pasut purnama dan 0.35
o
C untuk pasut perbani. Struktur vertikal suhu di Stasiun H hasil simulasi dapat dilihat pada Gambar 61.
Gambar 61 Profil suhu vertikal
o
C saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim purnama di Stasiun H a kondisi purnama; b kondisi perbani.
20 Agustus 2009 jam 13.30 iint.eq.
349 560 28 Agustus 2009 jam 11.30
iint.eq. 486 360
a b
Suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun H pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama a dan perbani b menunjukkan bahwa pada Stasiun H tidak
dipengaruhi oleh buangan air pendingin sama dengan suhu alami perairan. Suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun H pada musim kemarau untuk kondisi cuplik
purnama a dan perbani b diberikan dalam Tabel 26 berikut. Tabel 26 Suhu rata-rata
o
Stasiun H
C hasil simulasi di Stasiun H pada musim kemarau untuk kondisi cuplik purnama a dan perbani b
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 29.48
28.55 28.98
30.16 29.29
2 28.9
29.47 29.14
29.15 29.17
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
4.6.8.1.2 Kondisi Fitoplankton
Jumlah jenis fitoplankton untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu mencapai 28.51
o
Sementara itu untuk kondisi cuplik perbani dengan suhu 28.56 C ditemukan sebanyak 9 jenis fitoplankton dengan kelimpahan 1425
indliter yang terdiri dari Bacillariophyceae dan Cyanophyceae Lampiran 23. Pada saat pengambilan sampel pola arus di stasiun ini bergerak ke arah timur stasiun Selat
Malaka dengan kecepatan berkisar antara 0.03-0.05 mdet.
o
4.6.8.2 Musim Hujan
C jumlah jenis yang ditemukan ada 9 dengan kelimpahan 6939 indliter yang terdiri dari
Bacillariophyceae dan Cyanophyceae. Pola arus pada saat pengambilan sampel menunjukkan arus bergerak dari arah Pulau Sieca ke arah utara stasiun dengan
kecepatan 0.02-0.03 mdet.
4.6.8.2.1 Struktur Vertikal Suhu dan Pola Arus Permukaan
Struktur vertikal suhu di Stasiun H pada saat pengambilan sampel fitoplankton diperoleh dari hasil simulasi yang dicuplik pada langkah waktu internal
iint sama dengan 349 560 atau tanggal 20 Maret 2010 jam 13.30 purnama saat air pasang dan iint = 486 360 atau tanggal 28 Maret 2009 jam 11.30 perbani saat air
surut. Hasil simulasi menunjukkan adanya perbedaan suhu antara lapisan atas dan
lapisan bawah sebesar 0.28
o
C pada saat purnama dan 0.29
o
C pada saat perbani Gambar 62.
Gambar 62 Profil suhu vertikal
o
C saat pengambilan sampel fitoplankton pada musim hujan di Stasiun H a kondisi purnama; b kondisi perbani.
Suhu rata-rata hasil simulasi di Stasiun H pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2 diberikan dalam Tabel 27 berikut.
Tabel 27 Suhu rata-rata
o
Stasiun H
C hasil simulasi di Stasiun H pada musim hujan untuk kondisi cuplik purnama 1 dan perbani 2
Suhu pada masing-masing kondisi cuplik
o
Suhu rata-rata C
o
C MP
PM MS
SM
1 28.81
28.6 29.67
30.2 29.32
2 29.15
28.93 28.93
29.61 29.16
Keterangan : MP=menuju pasang; PM=pasang maksimum; MS=menuju surut; SM=surut maksimum
4.6.8.2.2 Kondisi Fitoplankton Jumlah jenis fitoplankton untuk kondisi cuplik purnama dengan suhu
mencapai 28.77
o
C ditemukan sebanyak 8 jenis fitoplankton dengan kelimpahan 1330 indliter yang terdiri dari Bacillariophyceae dan Cyanophyceae Lampiran 24. Pada
20 Maret 2010 jam 13.30 iint.eq. 349 560
28 Maret 2010 jam 11.30 iint.eq. 486 360
a b
saat pengambilan sampel pola arus di stasiun ini bergerak ke arah timur stasiun Selat Malaka dengan kecepatan berkisar antara 0.03-0.05 mdet.
Jumlah jenis yang ditemukan untuk kondisi cuplik perbani dengan suhu 29.01
o
4.7 Analisis Dampak Kenaikan Suhu terhadap Fitoplankton
C ada sebanyak 11 jenis dengan kelimpahan 5040 indliter yang terdiri dari Bacillariophyceae dan Cyanophyceae. Pola arus pada saat pengambilan sampel
menunjukkan arus bergerak dari arah Pulau Sieca ke arah utara stasiun dengan
kecepatan 0.02-0.03 mdet.
Dampak kenaikan suhu terhadap fitoplankton dalam penelitian ini dianalisis dengan menghitung jumlah spesies dan keanekaragaman fitoplankton pada suatu
stasiun dan pada saat bersamaan suhu di stasiun tersebut diketahui. Analisis dilakukan selain untuk mengetahui dampak kenaikan suhu juga untuk mengetahui
pengaruh musim dan kondisi pasang surut terhadap jumlah spesies dan
keanekaragaman fitoplankton. 4.7.1 Profil Suhu di Stasiun Pengambilan Sampel Fitoplankton
Profil suhu pada 8 stasiun pengambilan sampel fitoplankton dapat dilihat pada Gambar 63 di bawah.
Gambar 63 Profil suhu
o
Profil suhu dicuplik untuk empat kondisi yakni musim kemarau saat purnama, musim kemarau saat perbani, musim hujan saat purnama dan musim hujan saat
perbani. Perbedaan suhu yang relatif kecil untuk keempat kondisi cuplik ditemukan C beberapa stasiun berdasarkan kondisi pasut dan musim.
pada Stasiun A, B, G dan H. Hal ini menunjukkan bahwa pada Stasiun A dan B suhu tidak dipengaruhi oleh musim dan sedikit dipengaruhi oleh pasang surut. Tingginya
suhu di Stasiun A dan B untuk keempat kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa massa air di stasiun ini lebih didominasi oleh air yang berasal dari buangan air
pendingin. Untuk Stasiun G dan H perbedaan suhu yang relatif kecil juga menunjukkan kecilnya pengaruh musim pada stasiun ini, namun sepanjang tahun
massa air di stasiun ini hampir tidak dipengaruhi oleh massa air dari buangan air pendingin. Perbedaan suhu yang lebih besar ditemukan pada Stasiun D, E dan F
dengan selisih mencapai 0.6
o
C untuk Stasiun D dan E serta 1.15
o
C pada Stasiun F. Perbedaan suhu untuk keempat kondisi cuplik terbesar ditemukan pada Stasiun C
dengan selisih mencapai 6
o
4.7.2 Analisis Jumlah Spesies Fitoplankton
C.
4.7.2.1 Profil Spesies Fitoplankton Berdasarkan Kondisi Pasut dan Musim
Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara keempat kondisi cuplik, yang berarti bahwa jumlah spesies tidak dipengaruhi
oleh kondisi pasang surut dan musim. Tabel hasil uji ANOVA dapat dilihat pada Lampiran 25. Adapun jumlah spesies pada beberapa stasiun pengambilan sampel
fitoplankton berdasarkan kondisi pasut dan musim disajikan dalam Gambar 64 di bawah.
Gambar 64 Jumlah spesies fitoplankton pada beberapa stasiun berdasarkan kondisi pasut dan musim.