Zona di bawah dari zona tersebut adalah kedalaman kompensasi titik kompensasi dengan intensitas cahaya tinggal 1 dari intensitas cahaya
permukaan. Pada lapisan ini laju fotosintesis sama dengan laju respirasi. Zona di bawah titik kompensasi disebut zona disfotik yang mempunyai laju fotosintesis
lebih kecil dari laju respirasi. Perubahan laju fotosintesis merupakan hasil dari respon fitoplankton terhadap variabilitas cahaya Hood et al. 1991.
c. Kekeruhan
Kekeruhan turbidity merupakan gambaran sifat optic air dari suatu perairan yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang dipancarkan dan
diabsorpsi oleh partikel-partikel yang ada dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh bahan organik maupun anorganik tersuspensi dan terlarut seperti lumpur pasir
halus plankton dan mikroorganisme. Kekeruhan mempengaruhi penetrasi cahaya ke dalam kolom perairan yang selanjutnya akan menurunkan produktivitas
fitoplankton pada perairan.
d. Karakteristik Hidrodinamika Oseanografi Flushing
Pada sistem akuatik yang mengandung biomassa hidup, nutrient, zat pencemar, gas-gas terlarut dan partikel tersuspensi yang terbawa dalam medium
fluida, maka proses-proses hidrodinamika yang mengangkut air beserta material yang dikandungnya penting untuk dipahami. Salah satu yang berhubungan dengan
hal itu adalah pemahaman tentang flushing time. Flushing time
adalah waktu yang diperlukan suatu badan perairan untuk bergerak ke suatu badan perairan lainnya Sumich 1992. Hal ini berarti bahwa
dengan adanya pergerakan air menyebabkan material lainnya ikut terbawa dalam aliran tersebut. Implikasi dari pergerakan air tersebut menyebabkan terjadinya
perubahan biota perairan seperti kelimpahan fitoplankton dari waktu ke waktu. fitoplankton memiliki kelimpahan yang rendah di daerah muara karena adanya
pembilasan yang cepat dari arus-arus riverin ke arah laut. Salah satu faktor penting penyebab terjadinya flushing adalah pasang surut.
Pada saat pasang, plankton perairan pantai dapat terbawa memasuki estuaria, sementara pada saat surut plankton termasuk jenis-jenis payau dapat terbawa ke
laut. Fenomena flushing ini yang menyebabkan kelimpahan fitoplankton menjadi berfluktuasi.
e. Salinitas
Salinitas mempunyai peranan penting terhadap keberadaan fitoplankton di perairan. Salinitas selain dapat mempengaruhi proses produksi fitoplankton
Baroon et al. 2003, juga dapat merubah struktur komunitas fitoplankton sejalan dengan perubahan salinitas Ayadi et al. 2004 dalam Tambaru 2008. Laju
fotosintesis fitoplankton yang hanya mampu bertahan pada salinitas rendah stenohaline di daerah estuari sangat dipengaruhi oleh variasi salinitas di daerah
tersebut. Salinitas yang sesuai bagi fitoplankton untuk dapat bertahan hidup dan memperbanyak diri serta aktif melaksanakan proses fotosintesis adalah di atas
20‰ Sachlan 1972.
2.4 Regulasi Buangan Air Pendingin di Indonesia