Pajak Penghasilan Pembayaran Pinjaman Jenis alternatif penggunaan modal untuk pengembangan usaha terdiri dari

91

d. Pajak Penghasilan

Perhitungan pajak penghasilan pada rencana pengembangan usaha tidak berbeda dengan usaha saat ini, yaitu sebesar 25 persen dari seluruh penghasilan yang ada pada laporan laba rugi usaha.

e. Pembayaran Pinjaman Jenis alternatif penggunaan modal untuk pengembangan usaha terdiri dari

modal sendiri 100 persen, modal pinjaman 100 persen dan modal campuran 50 persen modal pinjaman dan 50 persen modal sendiri. Besarnya jumlah pinjaman didasarkan pada nilai investasi pada jenis usaha. Pada alternatif usaha dengan modal sendiri tidak ada pengeluaran untuk angsuran pinjaman.

1. Pembayaran Angsuran Pinjaman dengan Lahan Sendiri

Jumlah investasi yang dibutuhkan pada rencana pengembangan menggunakan lahan sendiri dengan modal pinjaman 100 persen adalah sebesar Rp 965.417.000,00 dan dengan modal pinjaman 50 persen adalah sebesar Rp 482.708.500,00. Jumlah tersebut dijadikan acuan untuk meminjam modal pada bank karena pengembangan usaha tidak dapat dilakukan tanpa adanya investasi diawal proyek. Sedangkan biaya operasional berasal dari modal sendiri. Pembayaran angsuran pinjaman setiap tahun sama besarnya, berdasarkan rumus pembayaran angsuran menggunakan capital recovery factor . Pembayaran angsuran pinjaman untuk modal pinjaman 100 persen sebesar Rp 191.498.091,20 per tahun. Sedangkan pembayaran pinjaman untuk rencana pengembangan dengan modal pinjaman 50 persen adalah sebesar Rp 88.922.091,35 per tahun. Rincian perhitungan pembayaran pinjaman terdapat pada Lampiran 5 dan 6.

2. Pembayaran Angsuran Pinjaman dengan Lahan Sewa

Jumlah modal yang dipinjam pada rencana pengembangan usaha pembenihan lele sangkuriang Bapak Endang menggunakan lahan sewa dengan modal pinjaman 100 persen sebesar Rp 216.417.000,00 dan dengan modal pinjaman 50 persen sebesar Rp 108.208.500,00. Berdasarkan hasil 92 perhitungan rumus pembayaran angsuran menggunakan capital recovery factor maka jumlah pembayaran pinjaman untuk modal pinjaman 100 persen dan 50 persen berturut-turut sebesar Rp 42.928.022,19 dan Rp 19.933.616,50 per tahun. Rincian perhitungan pembayaran bunga dan modal pinjaman terdapat pada Lampiran 7 dan 8.

6.2.2.3 Analisis Laba Rugi Usaha

Laporan laba rugi rencana pengembangan usaha terdiri dari komponen pemasukan dan pengeluaran. Komponen pemasukan dengan modal sendiri maupun modal pinjaman terdiri dari penjualan benih ukuran 4-6 cm dan penjualan indukan afkir. Komponen pengeluaran dengan menggunakan modal sendiri terdiri dari biaya tetap, biaya variabel dan pajak penghasilan. Jika usaha menggunakan modal berasal dari pinjaman bank, maka komponen pengeluaran ditambahkan dengan pembayaran bunga pinjaman. Laba yang dihasilkan pada setiap tahun tidak sama, karena perbedaan jumlah siklus usaha. Tabel 31. Nilai Pembayaran Bunga Pinjaman pada Rencana Pengembangan dengan Lahan Sendiri dan Lahan Sewa Tahun Tahun Biaya Bunga Lahan Sendiri Rp Biaya Bunga Lahan Sewa Rp Pinjaman 100 Rp 965.417.000 Pinjaman 50 Rp 482.708.500 Pinjaman 100 Rp 216.417.000 Pinjaman 50 Rp 108.208.500 1 111.795.288,60 45.977.984,63 25.061.088,60 10.306.859,63 2 102.565.704,06 41.887.558,46 22.992.097,69 9.389.911,03 3 92.267.333,63 37.407.519,20 20.683.517,63 8.385.623,09 4 80.776.411,90 32.500.756,20 18.107.604,00 7.285.676,71 5 67.954.841,44 27.126.624,03 15.233.399,58 6.080.960,45 6 53.648.533,12 21.240.605,77 12.026.362,28 4.761.494,96 7 37.685.554,29 14.793.944,27 8.447.950,06 3.316.350,38 8 19.874.062,52 7.733.238,26 4.455.157,71 1.733.555,78

6.2.2.4 Analisis Kelayakan Finansial Rencana Pengembangan Usaha

Berdasarkan hasil perhitungan cashflow yang terdapat pada Lampiran 9,10,11,12,13 dan 14 menunjukkan bahwa seluruh alternatif penggunaan lahan 93 maupun modal pada rencana pengembangan usaha layak untuk dilakukan. Hal tersebut disesuaikan dengan batas kelayakan kriteria investasi NPV, Net BC, IRR dan Payback Periode. Tabel 32 . Analisis Kelayakan Finansial Rencana Pengembangan Menggunakan Lahan Sendiri dan Lahan Sewa, dengan Alternatif Penggunaan Modal Sendiri, Pinjaman dan Campuran No. Kriteria Kelayakan Lahan Sendiri Modal Sendiri Pinjam 100 Pinjam 50 DR 7,47 DR 11,58 DR 10 1 Net Present Value Rp Rp 625.395.485,00 Rp 339.312.843,00 Rp 452.158.072,00 2 Net BC 1,65 2,48 1,78 3 Internal Rate Return 20,87 34,90 25,54 4 Payback Period 5,11 tahun 7,76 tahun 7,09 tahun Lahan Sewa 1 Net Present Value Rp Rp 861.543.234,00 Rp 685.096.072,00 Rp 750.589.402,00 2 Net BC 4,20 7,58 5,10 3 Internal Rate Return 78,78 169,04 106,14 4 Payback Period 1,89 tahun 2,07 tahun 1,96 tahun Untuk memilih salah satu usaha dari berbagai alternatif, maka yang menjadi acuan adalah tujuan analisis. Jika tujuan analisis adalah untuk keuntungan petani, maka kriteria investasi yang menjadi acuan pemilihan usaha adalah nilai NPV Kadariah, 1988. Semakin besar nilai NPV, maka usaha tersebut merupakan pilihan terbaik dari berbagai alternatif usaha yang ada. Usaha yang menggunakan lahan sewa dengan 100 persen modal sendiri merupakan alternatif pilihan usaha terbaik untuk rencana pengembangan karena menghasilkan nilai NPV paling tinggi diantara alternatif usaha yang lain, yaitu sebesar Rp 861.543.234,00. Meskipun nilai Net BC dan IRR pada usaha yang menggunakan lahan sewa dengan 100 persen modal berasal dari bank adalah paling tinggi diantara alternatif usaha yang lain, berturut-turut sebesar 7,58 dan 169,04 persen, tetapi NPV yang dihasilkan lebih kecil. Keuntungan yang 94 diperoleh pada usaha yang menggunakan lahan sewa dengan 100 persen modal pinjaman digunakan untuk membayar bunga dan cicilan pinjaman. Oleh karena itu, Bapak Endang lebih baik memilih menggunakan lahan sewa dengan 100 persen modal sendiri.

6.2.2.5 Analisis Switching Value Rencana Pengembangan Usaha

Pada rencana pengembangan usaha, analisis switching value akan melihat penurunan jumlah produksi dan peningkatan biaya pakan yang dapat ditolerir agar bisnis masih layak untuk dilakukan. Penurunan produksi dan peningkatan biaya pakan diukur dengan parameter nilai NPV sampai bernilai nol NPV=0. Tabel 33. Analisis Switching Value Rencana Pengembangan Usaha dengan Lahan Sendiri dan Lahan Sewa No. Perubahan Lahan Beli Lahan Sewa Pinjam 50 Modal Sendiri Pinjam 100 Pinjam 50 Modal Sendiri Pinjam 100 1 Peningkatan Biaya Pakan 78,56 98,49 62,53 130,41 135,67 126,25 2 Penurunan Jumlah Produksi Benih 8,73 10,94 6,95 14,49 15,07 14,03 Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 33, peningkatan biaya pakan yang memberikan batas paling aman pada rencana pengembangan adalah usaha yang menggunakan lahan sewa dengan 100 persen modal sendiri. Alternatif usaha tersebut dapat memberikan rentang kenaikan biaya pakan sampai 135,67 persen, yaitu dari Rp 960.000,00 hingga Rp 2.262.457,90 agar usaha tetap menguntungkan untuk dilaksanakan. Penurunan jumlah produksi yang memiliki rentang terbesar juga ditunjukkan pada penggunaan lahan sewa dengan 100 persen modal sendiri, yaitu sebesar 15,07 persen. Rentang penurunan jumlah produksi dari 57.600 ekor per siklus pada kondisi normal dapat turun hingga 48.917 ekor per siklus agar usaha tetap layak untuk dilakukan. Alternatif jenis usaha yang paling baik untuk rencana pengembangan berdasarkan hasil analisis switching value adalah usaha yang menggunakan lahan sewa dengan 100 persen modal sendiri. VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan