Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Asumsi Dasar yang Digunakan Asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan pada usaha pembenihan lele sangkuriang yang berada di Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa usaha Bapak Endang merupakan lokasi percontohan untuk budidaya pembenihan lele sangkuriang di Kabupaten Bogor. Selain itu, usaha Bapak Endang adalah salah satu usaha yang akan melakukan pengembangan karena belum dapat memenuhi permintaan yang ada. Pengambilan data dilakukan mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung pada usaha pembenihan lele sangkuriang Bapak Endang. Data sekunder merupakan data yang telah terdokumentasi sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari hasil publikasi Badan Pusat Statistik BPS, Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar BBPBAT Sukabumi, maupun hasil studi literatur dari internet, buku serta skripsi.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data primer adalah melalui wawancara langsung dan mendalam dengan pemilik usaha serta observasi langsung di lapangan. Metode pengumpulan data sekunder adalah melalui browsing pada internet dan studi literatur. Alat pengumpul data atau instrumentasi yang digunakan adalah daftar pertanyaan, alat perekam, alat pencatat dan alat penyimpan elektronik. 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode penelitian yang diterapkan adalah studi kasus dengan subjek kasusnya yaitu usaha pembenihan lele sangkuriang Bapak Endang, Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Studi kasus atau penelitian kasus 30 menurut Maxfield 1930 yang diacu dalam Nazir 2009 merupakan penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas tersebut akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum Nazir, 2009. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yang diperoleh diolah menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan diintepretasikan secara deskriptif. Data kualitatif diolah dan disajikan secara deskriptif. Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai usaha pembenihan lele sangkuriang dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial dan aspek lingkungan. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengkaji kelayakan usaha pembenihan lele sangkuriang dilihat dari aspek finansial. Pengolahan data analisis finansial berdasarkan kriteria kelayakan finansial yaitu Net Present value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC dan Payback Period PP. Selain itu, analisis kuantitatif juga meliputi analisis sensitivitas untuk melihat pengaruh peningkatan biaya pakan dan penurunan jumlah produksi terhadap kelayakan usaha pembenihan lele sangkuriang dengan menggunakan metode switching value.

4.4.1 Analisis Aspek Pasar

Aspek pasar dalam penelitian ini membahas mengenai jumlah permintaan benih lele sangkuriang, penawaran yang ada saat ini, harga benih dan program pemasaran. Usaha yang sedang dijalankan Bapak Endang dapat dikatakan layak jika benih lele yang diproduksi memiliki peluang untuk memenuhi kebutuhan petani pembesaran jumlah permintaan lebih besar dibandingkan jumlah penawaran serta program pemasaran dan harga benih sesuai dengan keadaan pasar. 31

4.4.2 Analisis Aspek Teknis

Aspek teknis pada penelitian ini menganalisis mengenai lokasi usaha Bapak Endang. Lokasi tersebut dinilai berdasarkan ketersediaan pakan, letak pasar yang dituju, ketersediaan tenaga listrik dan air, ketersediaan tenaga kerja yang bersedia membantu usaha pembenihan serta fasilitas transportasi untuk pengangkutan input maupun output usaha. Selain itu, aspek teknis akan membahas juga mengenai luas produksi benih lele untuk mencapai tingkat keuntungan yang optimal, proses pembenihan lele sangkuriang dari pembuahan sampai menghasilkan benih ukuran 4-6 cm ukuran siap untuk dibesarkan, layout pengusahaan pembenihan, serta pemilihan jenis teknologi dan equipment yang digunakan. Usaha Bapak Endang dapat dikatakan layak secara teknis apabila kondisi usaha saat ini telah memenuhi setiap kriteria yang sudah menjadi bahasan dalam penelitian. Proses produksi usaha Bapak Endang dapat dikatakan layak jika telah sesuai dengan teknik budidaya pembenihan BBPBAT Sukabumi yang ada pada tinjauan pustaka. 4.4.3 Analisis Aspek Manajemen Aspek manajemen pada penelitian ini lebih difokuskan pada sumberdaya manusia yang mengelola bisnis pembenihan lele sangkuriang. Aspek manajemen adalah faktor paling penting dari seluruh faktor produksi yang digunakan. Oleh karena itu, menjadi suatu keharusan untuk menganalisis aspek manajemen yang terkait dengan empat fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian, bentuk struktur organisasi yang ada, deskripsi jabatan pada struktur organisasi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Aspek manajemen usaha Bapak Endang dapat dikatakan layak jika sudah memenuhi fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Selain itu, struktur organisasi dan jumlah tenaga kerja juga harus sesuai dengan kebutuhan usaha serta deskripsi jabatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 4.4.4 Analisis Aspek Hukum Analisis aspek hukum mencakup izin dalam menjalankan usaha maupun jenis kemurnian bibit lele sangkuriang yang digunakan. Selain itu, bentuk badan 32 usaha juga perlu dianalisis untuk mengevaluasi fungsi badan usaha yang dipilih, apakah sudah menjalankan hak dan kewajibannya atau belum. Apabila kelengkapan dan keabsahan dokumen usaha telah dimiliki, maka akan mempermudah hubungan kerjasama antara pengusaha dengan pihak-pihak yang terkait, seperti pemerintah, pengusaha lain dan perusahaan pakan. Usaha pembenihan lele sangkuriang Bapak Endang akan layak untuk dilaksanakan jika telah memenuhi peraturan hukum usaha pembenihan, yaitu pemenuhan izin usaha, kemurnian bibit lele sangkuriang, serta pemenuhan kewajiban bentuk usaha yang dilaksanakan.

4.4.5 Analisis Aspek Sosial

Aspek ini akan membahas mengenai dampak sosial positif maupun negatif akibat keberadaan usaha tersebut. Dampak positif yang dapat dilihat pada aspek sosial antara lain adanya peningkatan mutu hidup masyarakat sekitar usaha. Hal ini bisa terjadi karena tersedianya lapangan kerja baru pada usaha pembenihan lele sangkuriang, sehingga keadaan wilayah akan semakin berkembang dibandingkan sebelum adanya bisnis tersebut. Selain itu, keahlian skill masyarakat mengenai budidaya pembenihan lele juga akan semakin meningkat. Selain dampak positif, dampak negatif juga perlu diperhatikan agar keberadaan usaha tidak mengganggu masyarakat sekitar. Keberadaan usaha pembenihan lele apakah mampu menambah sarana dan prasarana yang ada, atau mungkin justru merusak sarana dan prasarana yang sudah ada. Usaha Bapak Endang dapat dikatakan layak secara sosial apabila keberadaan usaha dapat memberikan manfaat secara sosial, antara lain pengurangan pengangguran, peningkatan keahlian budidaya pembenihan lele sangkuriang serta adanya peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana seperti jalan. 4.4.6 Analisis Aspek Lingkungan Aspek lingkungan perlu dianalisis oleh pelaku usaha karena setiap proyek yang dijalankan akan memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan, baik terhadap darat, air maupun udara dan pada akhirnya akan berdampak juga pada kehidupan hewan, tumbuhan dan manusia. Oleh karena itu, pengusahaan 33 pembenihan lele sangkuriang harus memperhatikan kualitas dan sistem alami lingkungan yang ada di sekitar wilayah usaha. Limbah yang dihasilkan usaha pembenihan lele harus difikirkan dampaknya terhadap lingkungan. Usaha Bapak Endang dapat dikatakan layak secara lingkungan apabila keberadaan usaha tidak menimbulkan dampak negatif, seperti pencemaran air maupun udara.

4.4.7 Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial menjadi penting untuk dilakukan oleh pelaku usaha karena keterbatasan dana yang dimiliki. Keadaan tersebut menjadikan pelaku usaha perlu mengkaji rencana investasi secara tepat agar dana yang dimiliki terserap secara sempurna. Pelaku usaha juga harus mengetahui atau dapat memprediksi keuntungan proyek yang dijalankan serta kemampuan proyek untuk mengembalikan modal pada waktu yang telah ditentukan. Analisis kelayakan finansial pada usaha pembenihan lele sangkuriang dapat dinilai menggunakan metode cash flow analisis yang terdiri dari NPV, IRR, Net BC dan Payback Period serta analisis sensitivitas.

4.4.7.1 Net Present Value NPV

Selisih antara manfaat dan biaya merupakan pengertian dari manfaat bersih atau arus kas bersih Net Present Value. NPV atau sering disebut dengan nilai kini manfaat bersih merupakan selisih antara total present value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Kriteria kelayakan investasi dinilai dari NPV yaitu: - NPV0, artinya usaha Bapak Endang dinyatakan layak untuk dilaksanakan dan dapat memberikan keuntungan atau manfaat. - NPV=0, artinya usaha Bapak Endang tidak untung dan tidak rugi. usaha Bapak Endang dapat mengembalikan persis sebesar modal sosial opportunities cost faktor produksi normal. - NPV0, artinya usaha Bapak Endang tidak layak untuk dijalankan dan tidak akan memberikan keuntungan atau manfaat. Nilai yang dihasilkan dari perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang Rupiah. Perhitungan nilai NPV pada suatu proyek secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: 34 NPV 1 1 1 Keterangan: B t = Manfaat usaha pembenihan lele sangkuriang pada tahun t C t = Biaya usaha pembenihan lele sangkuriang pada tahun t t = Tahun kegiatan binis t=0,1,2,3,....,n, tahun awal dapat dimulai dari tahun nol atau tahun satu, tergantung karakteristik binis yang dilaksanakan. i = Tingkat DR persen = Discount factor DF pada tahun ke-t

4.4.7.2 Net Benefit and Cost Ratio Net BC Ratio

Net BC Ratio dapat diartikan sebagai manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut Nurmalina et al., 2009. Kriteria penilaian Net BC Ratio pada kelayakan proyek sebagai berikut: - Net BC 1, artinya usaha Bapak Endang layak untuk dilaksanakan dan menguntungkan - Net BC =1, artinya usaha Bapak Endang tidak untung dan tidak rugi - Net BC 1, artinya usaha Bapak Endang merugikan atau tidak layak untuk dilaksanakan Adapun perhitungan Net BC secara matematis sebagai berikut: 1 1 Dimana Keterangan: B t = Manfaat usaha pembenihan lele sangkuriang pada tahun t C t = Biaya usaha pembenihan lele sangkuriang pada tahun t i = Discount rate persen 35 t = Tahun

4.4.7.3 Internal Rate of Return IRR

IRR merupakan tingkat discount rate DR yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Satuan untuk nilai perhitungan IRR adalah dalam persentase persen. Suatu bisnis dapat dikatakan layak jika nilai IRR hasil perhitungan lebih besar dari opportunity cost of capital-nya DR. Rumus untuk perhitungan IRR adalah sebagai berikut: IRR i Keterangan: i 1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif i 2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV 1 = NPV positif NPV 2 = NPV negatif

4.4.7.4 Analisis Payback Period

Payback period digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi yang dikeluarkan pada bisnis dapat kembali. Semakin cepat tingkat pengembalian suatu bisnis, maka kemungkinan besar bisnis tersebut akan dipilih Nurmalina et al., 2009. Usaha Bapak Endang dapat dikatakan layak, apabila nilai analisis payback period usaha lebih pendek dibandingkan umur proyek, yaitu delapan tahun sesuai dengan umur produktif induk lele sangkuriang. Perhitungan secara matematis untuk memperoleh nilai Payback Period adalah: +,-. 01 I Ab Keterangan: I = Besarnya biaya investasi usaha saat ini atau rencana pengembangan yang diperlukan Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya 36

4.4.8 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Keadaan yang sering berubah-ubah pada usaha pembenihan lele sangkuriang adalah biaya pakan dan jumlah produksi, sedangkan harga jual benih selama Bapak Endang melakukan usaha tidak pernah mengalami penurunan. Analisis sensitivitas peningkatan biaya pakan sebesar 20,83 persen dan penurunan jumlah produksi benih sebesar 50 persen yang pernah terjadi pada usaha Bapak Endang dari tahun 2010 sampai tahun 2011 perlu dilakukan analisis untuk menilai apakah usaha yang sedang dijalankan saat ini layak untuk dilaksanakan jika terjadi peningkatan biaya pakan dan penurunan jumlah produksi sebesar persentase tersebut. Untuk melihat peningkatan biaya pakan dan penurunan jumlah produksi benih yang masih dapat ditolerir agar usaha Bapak Endang tetap layak untuk dilaksanakan adalah dengan menganalisis nilai pengganti switching value.

4.5 Asumsi Dasar yang Digunakan Asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Ikan lele yang diusahakan adalah ikan lele sangkuriang atau Clarias sp. 2. Kolam pembenihan pada usaha saat ini sebanyak 98 buah, sedangkan pada rencana pengembangan usaha sebanyak 200 buah terpisah dari 98 kolam usaha saat ini, dengan tujuan agar dapat diketahui perbedaan dalam penggunaan lahan yang paling menguntungkan karena usaha saat ini menggunakan lahan jenis lahan sendiri dan sewa. 3. Kegiatan pengusahaan lele sangkuriang pada lokasi penelitian adalah usaha pembenihan berukuran 4-6 cm. 4. Alternatif pengembangan usaha menggunakan lahan sewa dan lahan sendiri membeli lahan baru dengan pilihan penggunaan modal sendiri, menggunakan modal pinjaman, serta menggunakan modal sendiri dan pinjaman masing-masing 50 persen. 5. Opportunity cost of capital OCC atau Discount rate DR untuk usaha yang menggunakan modal sendiri adalah sebesar 7,47 persen berdasarkan tingkat suku bunga deposito rata-rata satu tahun terakhir bank Indonesia, diasumsikan tetap hingga akhir umur proyek. Pada usaha yang menggunakan 37 modal pinjaman sebesar 11,58 persen berdasarkan suku bunga rata-rata kredit bank umum di sektor ekonomi, kususnya pada bidang pertanian. Pada usaha yang menggunakan modal campuran adalah nilai rata-rata tertimbang antara modal sendiri dengan modal pinjaman. 6. Induk jantan dan betina yang digunakan adalah lele sangkuriang berumur minimal satu tahun dengan bobot minimal 1 kg. 7. Umur proyek untuk analisis finansial adalah selama 8 tahun berdasarkan umur ekonomis indukan ikan lele sangkuriang selama 8 tahun. 8. Kolam yang dipakai untuk pembenihan adalah kolam bambu dengan menggunakan terpal berukuran 3x4 m 2 . 9. Umur satu siklus usaha selama 10 minggu sampai seluruh lele siap untuk dijual dengan ukuran 4-6 cm. 10. Induk yang telah dipijahkan dapat dipijahkan kembali dalam selang waktu dua bulan. 11. Derajat penetasan telur lele sangkuriang HR atau hatching rate sebesar 90 persen berdasarkan pengalaman usaha Bapak Endang yang telah disesuikan dengan informasi dari BBPBAT Sukabumi. 12. Tingkat kemampuan hidup benih lele sangkuriang SR atau survival rate dimulai pada saat lele baru menetas sebesar 40 persen berdasarkan pengalaman usaha Bapak Endang yang telah disesuikan dengan informasi dari BBPBAT Sukabumi. 13. Hasil produksi benih lele sangkuriang ukuran 4-6 cm didasarkan pada jumlah siklus yang mampu dilakukan usaha Bapak Endang pada sejumlah kolam yang dimiliki. 14. Harga jual benih ikan lele sangkuriang ukuran 4-6 cm adalah Rp 150,00 berdasarkan harga yang berlaku pada tahun 2011 dan disumsikan tetap sama selama umur proyek. 15. Analisis sensitivitas peningkatan biaya pakan sebesar 20,83 persen dan penurunan jumlah produksi benih sebesar 50 persen yang pernah terjadi pada usaha Bapak Endang dari tahun 2010 sampai tahun 2011 hanya dilakukan pada usaha saat ini. Analisis sensitivitas dengan metode switching value pada 38 peningkatan biaya pakan dan penurunan jumlah produksi dilakukan untuk usaha saat ini serta rencana pengembangan. 16. Induk yang digunakan untuk usaha saat ini sebanyak 10 paket, sedangkan untuk rencana pengembangan adalah 20 paket sesuai dengan kebutuhan kolam yang dimiliki. Satu paket terdiri dari 5 jantan dan 10 betina. 17. Pajak pendapatan usaha yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008 pasal 17 ayat 2 yaitu sebesar 25 persen berlaku flat selama 8 tahun umur proyek IKAPI, 2009. 18. Lokasi pengembangan usaha terdapat di Desa Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor yang memiliki kondisi iklim relatif sama dengan Desa Gadog tempat usaha Bapak Endang saat ini. 19. Jumlah kolam yang digunakan untuk pengembangan usaha sebanyak 200 kolam pembenihan ukuran 3x4 m 2 , 6 kolam pemijahan ukuran 4x2 m 2 dan 2 kolam induk ukuran 5x10 m 2 . 20. Seluruh harga yang dipakai dalam perhitungan adalah harga pada saat penelitian ini berlangsung, yaitu pada bulan Maret sampai Mei 2011. V GAMBARAN UMUM USAHA

5.1 Kondisi Geografis